Oleh : Wulan Pratiwi (Aktivis Muslimah dari Bogor)
Setiap tahunnya berapa ribu mahasiswa/i dari perguruan tinggi (PT) lulus dan mendapatkan gelar dari setiap universitas atau STIE dengan harapan jika memiliki gelar, pekerjaan yang di dapatkan pun akan jauh lebih baik. Namun dalam nyatanya itu belum menjadi sebuah kepastian apa bila gelar yang di dapatkan akan merubah kehidupan dengan signifikan.
Dalam pernyataan Mahfud MD mengatakan bahwa “dunia perguruan tinggi (PT) sedang menjadi ‘terdakwa’ dari kekacauan tata kelola pemerintahan dan munculnya korupsi dimana-mana. Gugatan itu di layangkan pada perguruan tinggi karena umumnya pelaku korupsi adalah sarjana yang merupakan produk dari perguruan tinggi. Pelaku korupsi umumnya sarjana tukang ‘keahliannya bisa di perdagangkan sesuai pesanan’ “.
https://www.vivanews.com/berita/nasional/25933-mahfud-md-jadilah-sarjana-intelektual-bukan-sarjana-tukang?medium=autonext
Sistem kapitalis yang ada saat ini malah membuat para sarjana menjadi tukang bukan seorang yang intelektual karena keahlian yang bisa di perdagangkan dan materi yang diiming-imingkan. Dari fakta-fakta di atas kitapun sudah bisa menilai bahwa pendidikan perguruan tinggi di Indonesia belum mampu menghasilkan sarjana yang intelektual dengan kaya ilmu dan wawasan.
Demikian dengan system yang ada saat ini perguruan tinggi di Indonesia hanya mencetak para pekerja dan bukan pencetak ulul albab. Maka sepatutnya pemerintah memperhatikan pendidikan yang ada saat ini bukan hanya di lingkup perguruan tinggi melainkan keseluruhan sistem pendidikan yang ada saat ini.
Maka hanya dengan menerapkan sistem pendidikan Islam oleh negara maka tujuan pendidikan bisa terwujud. Yaitu membentuk kepribadian yang islami. Membekali dengan ilmu-ilmu keislaman. Dan juga membekali ilmu-ilmu sains dan teknologi.
Sehingga bukan hanya sekedar mengejar materi saja. Tapi menjadikan para sarjana yang intelektual dan mampu merubah pedaban yang ada saat ini sesuai dengan peradaban islam yang rosulullah ajarkan.