Santri Agen Perubahan dengan Syariat Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh Sri Ayu Juma Ela, S.M (Aktivis Dakwah)

 

Hari santri menjadi salah satu momen yang akan dijadikan sebagai hari yang akan menghasilkan generasi yang semakin taat dan berakhlakul karimah. Menumbuhkan girah bagi para santri untuk mencari ilmu agama, yang akan menjadi bekal bukan hanya di dunia saja melainkan sampai dengan mereka kembali menghadap rabulalamin.

Tepat pada tanggal 22 Oktober 2021, menjadi hari santri nasional. Penetapan ini sesuai keputusan presiden (Keppres) Nomor 22 tahun 2015, sebagai bentuk pengingat seruan resolusi Jihad Nahdatul Ulama (NU). Aksi resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 dimulai dari seruan KH Hasyim Asy’ari kepada para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia. Instruksi tersebut berisi untuk membulatkan tekad dalam melakukan jihad membela tanah air. (www.detik.com, 22/10/2021)

Semangat jihad ini bukan hanya sekedar keinginan untuk menjadikan tanah air tercinta terbebas dari ancaman penjajah, melainkan terbebas dari segala macam bentuk penjajah bukan hanya dari segi fisik namun harus dari segi pikiran juga yang akan menjadikan tanah air merdeka dengan menerapkan aturan Islam.

Namun sayang, semangat jihad ini dikantongi dengan tujuan yang begitu sangat picik karena ingin menjadikan santri unggul dalam bidang ekonomi dengan ide kewirausahaan. Padahal kita tau bahwa santri merupakan generasi muda yang akan meneruskan bangsa kedepan nanti yang bukan hanya unggul di bidang ekonomi saja tapi dalam segala hal terutama bidang agama yang akan melahirkan penerus yang taat pada perintah dan larangan Allah, yang akan melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Pada Jumat, 22 Oktober 2021 presiden Joko Widodo menggelar acara secara virtual yang dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’aruf Amin, menteri agama Yaqut cholil Qoumas, menteri BUMN dan juga ketua umum masyarakat ekonomi syariah Erick Thohir, gubernur BI Perry Warjiyo serta menteri kabinet Indonesia maju. Dalam sambutannya presiden Jokowi mengutip data the stated of global islamic Economy indikator Report yang menyebutkan bahwa Di peringkat ekonomi syariah indonesia terus mengalami kenaikan pada tahun 2020, ekonomi syariah Indonesia sudah berada diperingkat 4 dunia. “Naik, naik, naik terus, namun kita tidak boleh berpuas diri perlu ada upaya yang sinergi antar pemangku kepentingan agar ekonomi syariah kita tumbuh lebih pesat lagi dan itulah peran penting yang harus dimainkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) “kata Joko Widodo dalam sambutannya”.
(Viva.co.id, 22/10/2021)

“Secara kultur pesantren dan desa seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Sebagian besar pesantren berada di tengah-tengah desa. Para kiai pesantren merupakan rujukan utama warga desa jika mereka membutuhkan pandangan terkait masalah spiritual dan sosial. Dewasa ini, pesantren juga menjadi penggerak ekonomi desa”. Ujar Abdul Halim Iskandar, pada peringatan hari santri nasional 2021. (iNew.id, 22/10/2021).

Hari santri ditetapkan berdasarkan tanggal keluarnya resolusi jihad yaitu seruan kalangan pesantren untuk melawan penjajah. Ini bermakna bahwa kalangan pesantren merupakan aktor penting pelaku perubahan sesuai tuntunan syariat Islam. Bila saat ini diorientasikan menggerakkan ekonomi dengan program kewirausahaan maka ini merampas potensi santri. Semestinya dari kalangan santri dan ulama diharapkan lahir gelombang perubahan untuk memegang segala bentuk penjajah berdasarkan tuntunan Islam.

Santri bukan hanya sekadar disiapkan untuk menjadi penggerak ekonomi bangsa semata, melainkan sistem yang diterapkan adalah aturan kufur yang mana sampai saat ini negara Indonesia menjadi negara termiskin dengan utang luar negeri yang begitu banyak sebagai peringkat ke-7 dunia. Ditambah persoalan yang terjadi saat ini seperti kekerasan seksual, hamil diluar nikah, dan masih banyak lagi masalah-masalah cabang yang terjadi.

Seharusnya santri dipersiapkan menjadi salah satu perubahan dalam semua aspek kehidupan dengan menyadarkan umat bahwa problematika yang terjadi saat ini karena kita mengabaikan hukum Allah. Maka sudah saatnya mengganti sistem kufur dengan sistem Islam yang menjadikan manusia sejahtera bukan hanya dari segi ekonomi saja namun pada semua aspek kehidupan yang terbukti Islam berjaya Selama 14 abad, menguasai 2/3 dunia.

Wallahu a’alam bisawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *