Rupiah Anjlok, Islam Punya Solusi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh Devi Rahma Dona (Pegiat Opini Ideologis Lubuklinggau)

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali jatuh, hingga melewati level Rp 16.000/US$. Aksi jual yang terus berlanjut di pasar keuangan membuat mata uang Garuda tertekan.

Pada pukul 10:26 WIB, Jumat (20/3/2020), rupiah melemah 0,88% ke Rp 16.040/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, rupiah juga dipatok lebih tinggi dari Rp 16.000/US$ di kurs tengah Bank Indonesia (BI).

Mengacu pada kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, rupiah berada di posisi Rp 16.273 melemah cukup signifikkan 3,57% dibandingkan posisi sehari sebelukmnya dan berada pada level terlemah sejak Jisdor diperkenalkan pada 2013. Dalam rapat terbatas yang digelar melalui video conference hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan pesan khusus kepada Bank Indonesia (BI), sebagai garda terdepan penjaga stabilitas rupiah.

“Saya minta BI fokus jaga stabilitas rupiah,” kata Jokowi dalam rapat terbatas topik pembahasan kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi bahkan meminta otoritas moneter untuk mempercepat pemberlakuan ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri, sebagai salah satu bentuk mitigasi pelemahan mata uang Garuda lebih lanjut, “Mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri,” jelasnya. (https://www.cnbcindonesia.com/market/20200320111024-17-146379/rupiah-di-atas-rp-16000-us–ini-pesan-khusus-jokowi-ke-bi)

Angka ini hampir mendekati ketika terjadi inflasi tinggi pada 1998 dan sebabkan krisis moneter.
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.

Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Faktor Penyebab Melemahnya Nilai Rupiah.

Pelemahan nilai tukar rupiah sudah diprediksi sebelum, dengan melihat ekspertasi pasar terhadap kenaikan bunga acuan bank sentral As, Fed Fund (FFR) sebanyak tiga hingga empat kali pada tahun ini. Namun menurut Direktur Eksekutif di Institute for Development or Economics dan Finance (Indef) Enny Sri Hartati, meski pelemahan nilai tukar rupiah ini terprediksi, namun kurang diantisipasi. (bbc.com)

Adapun penyebab melemahnya nilai tukar rupiah, menurut Dr. Arim Nasim dalam sebuah tulisannya ‘Dibalik Gejolak Rupiah’, penyebab terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar merupakan konsekuensi logis atas penerapan sistem kapitalis yang menjadikan uang sebagai komoditas.

Akibatnya, nilai mata uang naik-turun mengikuti hukum permintaan dan penawaran. Pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS adalah karena permintaan atau kebutuhan akan dolar AS di dalam negeri meningkat.

Hal ini juga menjadikan permintaan terhadap dolar tinggi. Ditambah pula dengan politik anggaran Negara (APBN) kita yang tergantung pada utang luar negeri. Sehingga utang ini semakin menambah kebutuhan atau permintaan terhadap dolar.

Nilai tukar rupiah yang terus anjlok terhadap dolar dapat menggangu kestabilan ekonomi, sehingga menjadi ekonomi kita semakin sulit. Dampak yang akan muncul adalah mahalnya barang-barang yang mengandung komponen impor. Sedangkan di Indonesia sendiri banyak industri yang masih mengandalkan bahan baku dari luar negeri, termasuk industri kecil-menengah.Kondisi ini akan membuat harga barang akan naik sementara permintaan pasar tetap stagnan. Pelemahan nilai tukar ini akhirnya akan menambah jumlah kemiskinan dan pengangguran. Karena harga barang mengalami kenaikan, sementara penghasilan tetap atau bahkan berkurang. Alhasil angka kriminalitas dan permasalahan sosial lainnya akan meningkat.

Sistem Ekonomi Islam dalam Menjaga Kestabilan Ekonomi

Semakin anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadikan ekonomi kita semakin sulit. Hal ini tidak lain akibat dari penerapan sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi kapitalis telah terbukti menimbulkan krisis yang berulang.

Berbeda dengan sistem ekonomi Islam yang tergambar dalam sistem keuangan Islam. Sistem keuangannya menunjukkan bagaimana ketangguhan sistem ekonomi Islam yang pernah diterapkan lebih dari 1200 tahun lamanya dan tidak pernah mengalami krisis ekonomi yang signifikan.

Muhammad Shalahuddin SE, MS, (Direktur Pasar Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta) memberikan gambaran  sistem keuangan Islam dalam sebuah tulisannya ‘Sistem Keuangan Islam Global’, dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa sistem keuangan Islam secara komprehensif terdiri dari: 1). Mata uang syar’i berdasarkan emas/perak; 2). Bebas Riba; 3) Bertumpu pada ekonomi sector riil.

Pertama: Sistem ekonomi Islam telah menetapkan bahwa emas dan perak merupakan mata uang bukan yang lain. Mengeluarkan kertas substitusi harus ditopang dengan emas dan perak dengan nilai yang sama dan dapat ditukar saat ada permintaan. Sehingga uang kertas negara manapun tidak akan bisa didominasi oleh negara lain. Sebaliknya uang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap dan tidak berubah.

Kedua, Sistem keuangan Islam secara tegas melarang riba dana penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya. Karena itu, haram menjual barang yang belum menjadi miliknya secara sempurna. Haram memindahtangankan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme dengan klaim kebebasan kepemilikan.

Ketiga, bertumpu pada ekonomi riil. Sistem ekonomi Islam selalu menomorsatukan kebutuhan dan pemberdayaan masyarakat secara riil – bukan sekadar pertumbuhan ekonomi saja.

Masih dalam tulisan yang sama, ketangguhan sistem ekonomi Islam juga terlihat dari:

pertama, menggerakan ekonomi riil. Ekonomi Islam tidak mengenal dualisme ekonomi, yaitu sektor riil dan sektor non riil, yang aktivitasnya didominasi oleh praktik pertaruhan terhadap apa yang akan terjadi pada ekonomi riil. Karena itu, ekonomi Islam didasarkan pada ekonomi riil.

Dengan demikian, semua aturan ekonomi Islam memastikan agar perputaran harta kekayaan tetap berputar secara luas. Serta larangan terhadap adanya bunga (riba) bisa dipraktikan dengan melakukan investasi modal disektor ekonomi riil, karena penanaman modal di sektor lain (non-riil, seperti pasar uang maupun pasar modal) dilarang dalam syariah.

Kedua, menciptakan stabilitas keuangan dunia Dengan diterapkannya sistem keuangan Islam (mata uang Islam dinar dan dirham, larangan riba dan penerapan ekonomi berbasis sektor riil yang melarang spekulatif di pasar keuangan derivatif) akan tercipta stabilitas keuangan dunia.

Ketiga, tidak mudah diintervensi asing atau mandiri. Serta kita pun tidak bisa menerapkan aturan pada Negara kapitalis-sekuler saat ini, karena dia hanya akan menerapkan aturan selain Islam. Hanya ada satu institusi yang akan membawa kita pada ekonomi yang mumpuni, tak lain institusi itu adalah Khilafah yang akan menerapkan Islam bukan hanya aturan ekonominya saja tapi semua aspek kehidupan termasuk di dalamnya politik dan lainnya. Karena aturan Islam tidak bisa hanya sebagian diterapkan dan sebagiannya lagi dicampakkan. Penerapan Islam secara menyeluruh oleh Khilafah sebagai ajaran Islam yang telah diwariskan oleh Rasulullah Saw kepada kaum muslimin akan dapat membawa negeri kita Indonesia pada kesejahteraan dan menjaga keberlangsungan hidup masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya.

Wa Allahu ‘Alam Bishawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *