Oleh: M. Azzam Al Fatih
Tak lama lagi, event Akbar umat Islam segera hadir, ya, “Reuni mujahid 212″. Sebuah event Akbar yang melibatkan berbagai ormas Islam di negeri ini. Agenda rutin yang diadakan setiap tanggal 2 Desember, merupakan momentum persatuan umat muslim Indonesia. Mereka datang dari penjuru tanah air, ada yang naik pesawat, kereta, bus, sepeda motor, dan ada pula yang berjalan kaki dengan menempuh perjalanan berhari – hari. Tak memandang warna kulit dan suku untuk menyatu dalam dekapan ukhuwah.
Acara yang dihadiri jutaan umat muslim ini membuktikan dunia, bahwa ruh jihad umat Islam masih tertanam dalam hati. Yang setiap saat akan bangkit untuk berjihad tatkala ada komando sang Kholifah, yang selalu dinantikan kedatangannya.
Menghadiri reuni Akbar adalah panggilan iman dan islam Yang selalu dinistakan oleh segelintir orang. Mereka bangkit dan melawan atas ketidakadilan kasus yang selalu menyudutkan umat islam. Perjuangan dan pengorbanan yang tidak bisa dihitung oleh materi, merupakan wujud keseriusan untuk membela Agama. Meninggalkan pekerjaan dan kenikmatan dunia merupakan bukti ruh jihad mulai berkobar.
Lautan manusia yang memutihkan Jakarta membuat haru dan pilu setiap insan yang menyaksikan acara tersebut. Sesekali pekikan takbir menggema disudut kota, menggetarkan para munafiqun, menggoyahkan benteng para Kafirun, dan membangkitkan ruh jihad para mujahid dan Mujahidah yang dirindukan surga.
Tak ketinggalan pula, emak – emak yang biasa didapur, ikut ambilbagian dalam acara Akbar tahunan ini. Datang dan memberikan sumbangsih yang dia punya dan semampunya. Tangisan haru pun mewarnai peserta aksi sesekali memandang kakek – kakek dan nenek – nenek yang iklas ikut berjuang membela agama dengan menyuarakan pekikan takbir seraya membawa bendera tauhid yang dia cintai. Mungkin fisiknya lemah namun pada dirinya tersimpan kobaran semangat bela agama yang mungkin tidak dipunyai oleh kalangan muda.
Anak – anak kecil pun berlarian menenteng panji Ar Roya’ dengan gagah dan berani meneriakkan bela islam. Pekikan takbirnnya membuat haru dan meneteskan air mata orang tuanya tanda bahwa buah hatinya merupakan calon mujahid dan Mujahidah yang siap mati demi agama.
Mereka semua tumpah ruah menjadi satu dengan niat dan tekad yang sama ” bela Islam”. Ini semua dilakukan bentuk kerinduannya terhadap kemuliaan islam yang pernah ada berabad – abad memayungi 2/3 dunia. Rindu sosok Muhammad yang yang telah memberikan cahaya kebenaran. Yang namanya selalu melekat pada diri seorang muslim, yang namanya selalu terucap setiap hari, dan rindu atas perjuangannya menegakkan kalimat Allah SWT.
Mereka pun rindu para syuhada yang syahid di Medan pertempuran. Rindu atas perjuangannya yang rela meninggalkan anak, istri dan kebahagiaan bersama keluarganya. Rindu akan keikhlasan dan semangatnya demi kejayaan dan kemuliaan Islam.
Kini kerinduannya sedikit terobati dengan event Akbar tahunan ini untuk bersama – sama berjuang membela agama dan para ulama yang didzolimi. Kedatangannya untuk melepas rindu terhadap para syuhada’ yang telah berkorban.
Pengorbanannya untuk hadir direuni ini, untuk ikut merasakan bagaiman rasa pertempuran mujahid diperang Uhud, walau tidak sebanding dengan pengorbanan para syuhada’. Terik matahari yang menyengat dan keringat membasahi tubuhnya. wujud rindu atas perih dan pedihnya Medan pertempuran perang Uhud yang menumpahkan darah para pembela islam, menggugurkan para syuhada’, dan luka pada diri Rasulullah SAW.
Semoga para mujahid, peserta aksi reuni 212 menjadikan aksi ini menjadi spirit perjuangan hakiki untuk mewujudkan kerinduan terhadap Rosululloh, para syuhada’, ulama, dan para pembela Islam terwujud sepenuhnya. Dengan menerapkan Islam secara kaffah demi terwujudnya rahmatan Lil Alamin. []