Revolusi Akhlak Bukti Perlawanan Terhadap Rezim Demokrasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Sri Ayu Juma Ela SM
(Pemerhati sosial)

Berbagai opini membanjiri sosial media dengan membawa pemikiran dan perasaan umat atas kerinduan terhadap sosok pemimpin yang adil dan melindungi rakyat serta mau menerapkan syariat Islam secara Kaffah dan mengemban dakwah Islam keseluruhan dunia sehingga kesejahteraan terwujud.

Kerinduan itupun semakin digaungkan lewat opini agar umat sadar betapa rusaknya sistem saat ini yang memperalat demokrasi hanya sebatas slogan diatas kertas dengan berbagai tujuan dan aturan keji dan zalim salah satunya UU Omnibus law.

Kedatangan Habib Rizieq Syihab mendapat respon baik serta antusias masyarakat yang merindukan pemimpin yang adil, mencintai umat serta berharap kezaliman ini segera berakhir. Umat membutuhkan pemimpin yang bersandar pada syariat dan melawan kezaliman. ” Kalau mereka mau bicara revolusi berdasarkan ajaran nabi, ajaran Islam, Al-Qur’an dan Sunnah, engga boleh menutup pintu dialog, menutup pintu perdamaian, menutup pintu rekonsiliasi.” Ujar Habib Rizieq, “Jangankan revolusi, perang aja nabi enggak pernah melupakan akhlak, lihat perang nabi, nabi mengajarkan para sahabat manakala dua pasukan sudah bertemu di medan tempur, antara pasukan Islam dan kafir, maka panglima pasukan Islam wajib menawarkan Islam terlebih dahulu kepada para musuh,” ujarnya.

“Kalau mereka terima, cukup enggak boleh lanjut perang, jadi nabi dalam tiap medan tempur menawarkan dulu kenapa kita musti perang, kenapa kita tidak sama-sama beriman kepada Allah, kenapa kita tidak menjaga perdamaian, ini ajaran nabi saudara,” tambahnya.

“Kalau nabi sudah dialog, menawarkan perdamaian, tapi musuh enggak mau damai, tetap berkeras perang, nabi dan sahabat sejengkal pun tidak akan pernah mundur,” tegas Habib Rizieq.
Begitu juga revolusi ahlak kita, tawarkan perdamaian, tawarkan dialog, tawarkan selesaikan persoalan bangsa tanpa pertumpahan darah, setuju, tapi kalau mereka tak mau, terus menerus berbuat zalim, terus menerus menindas rakyat, terus menerus merusak bangsa negara, terus menerus mengkriminalisasi ulama, terus menerus ingin pertumpahan darah, maka apa boleh buat dari revolusi akhlak bisa berubah menjadi jihad fi sabilillah. Takbir,” tegasnya.

“Siap jihad? Siap jihad? Takbir. Kalau kami tawarkan dialog, berarti kami gak mau perang, kalau tawarkan rekonsiliasi, berarti kami tak ingin pertumpahan darah, tapi ingat tidak ada kata damai dengan kezaliman. Haram kita berdamai dengan kezaliman,” tutup Habib Rizieq. Ujar Habib Rizieq saat berceramah di acara maulid nabi Muhammad SAW dikutip dari Front TV, okezone.com minggu (15/11/2020).

Gabungan revolusi akhlak yang dilakukan oleh ulama besar front pembela Islam dianggap makar oleh rezim demokrasi. Direktur eksekutif sudut demokrasi research analysis (SUDRA) Fadhli Harahap mengkritisi revolusi akhlak yang digagas Habib Rizieq dinilai tak jelas karena kesan yang muncul justru untuk kamuflasi politik. “Revolusi Akhlak engga jelas saya duga ini hanya manuver politik. Konsepnya seperti apa kan tak ada. Jangan-jangan cuma keceplosan omong revolusi akhlak biar tidak dikira berbuat makar.” Ujar Fadhli dalam keterangan kepada awak media JPNN.com Sabtu (14/11/2020).

Revolusi akhlak bukan hanya soal kejujuran, tingkah laku baik, sopan, berakhlak mulia dan hal-hal yang bersifat baik saja. Namun mengharuskan semua lini kehidupan diatur dengan aturan yang berasal dari Allah yang dimana mengatur habluminallah, habluminanas dan habluminanafsihi dan yang paling penting mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya yang harus diikat dengan aturan Allah bukan aturan manusia yang berasas hawa nafsu semata padahal jelas manusia punya keterbatasan. Maka jelas revolusi yang digaungkan menginginkan perubahan besar terjadi karena dengan begitu maka kezoliman akan lenyap. Perubahan itu hanya dengan mengganti sistem kufur dengan sistem islam. Seharusnya yang menjadi teladan umat yaitu nabi Muhammad SAW orang sangat mulia akhlaknya. Maka sudah saatnya kita kembali kepada syari’at yang sesuai Al-Qur’an dan as-sunah. Dan dengan mengikuti apa yang disampaikan baginda nabi Muhammad SAW. Inilah seharusnya revolusi.

Gaungan jihad fisabilillah menggetarkan musuh Islam dan rezim diktator yang semena-mena dengan rakyat. Terbukti rezimpun panik dan takut akan bersatunya umat Islam seluruh dunia. Berbagai upaya pun dilakukan mulai dari pemblokiran terhadap gambar-gambar serta vidio HRS yang sengaja dihilangkan oleh rezim. Dan berbagai fitnah dan kencaman dari pihak lainpun datang termasuk dari publik figur (artis). Maka sudah saatnya umat faham bahwa kezaliman bukan hanya hasil buruk individu atau rezim tapi hasil sistem demokrasi yang rusak dan bobrok. Maka saatnya umat tau yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpinan yang bersandar pada syariat (khilafah) yang akan melahirkan para pemimpin yang kebijakannya adil, menyelamatkan dunia akhirat. Karena hanya dengan Islam predikat umat terbaik akan disematkan bagi kaum muslimin. Proses mewujudkan itu semua hanya dengan revolusi pemikiran dan pergantian sistem. Revolusi (perubahan menyeluruh) akhlak akan menjadi hasil pemberlakuan sistem khilafah.

Wallahu a’alam bishawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *