Revisi Materi Jihad dan Khilafah: Modernisasi Islam Masa Kini?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Fitri Ummu Nafisah (Pemerhati Sosial Asal Konawe)

Direktur sarana prasarana kesiswaan dan kelembagaan madrasah, kementrian agama Ahmad Umar menyampaikan bahwa di tahun ajaran baru di tahun 2020 tidak akan adalagi materi perang di mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam(SKI), sejak di Madrasah Ibtidaia(MI) sampai Madrasah Aliyah(MA).

Kementerian Agama (Kemenag) melakukan revisi terhadap konten-konten ajaran terkait khilafah, dan jihad dalam pelajaran agama Islam di madrasah. Hal itu ditegaskan dalam Surat Edaran B-4339.4/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/12/2019, yang ditandatangani Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Ahmad Umar. (Cnnindonesia, Jakarta)

Dalam salinan surat yang diterima Cnnindonesia.com, disebutkan bahwa Kemenag melakukan revisi terhadap kompetensi inti dan kompetensi dasar (KI-KD) untuk pengarusutamaan moderasi beragama serta pencegahan paham radikalisme di satuan pendidikan madrasah.

Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI, bahkan bukan hanya merevisi terhadap konten-konten terhadapa ajaran khilafa dan jihad, akan tetapi jika ada yang tidak sesuai  atau bertentangan dengan pemerintah maka akan di hilangkan.

Sebagaimana yang di katakan oleh Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan  yang dihilangkan sebenarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian dihilangkan. (Republika.co.id, Sabtu 7/12/2019)

Bahkan bukan saja menghapus materi tentatang khilafah, perang atau jihad bahkan Dia juga menerangkan, bahwa dulu Rasulullah mengajarkan semangat perjuangan. Tapi semangat perjuangan dalam konteks saat ini tidak lagi model perjuangan perang. Nanti dalam sejarah kebudayaan Islam tetap membahas Rasul pernah berperang.

Monstrerisasi Sejarah Islam

Kebijakan yang diambil  pemerintah adalah sebuah kebijakan yang tidak berdasar, dengan upaya mengaburkan ajaran islam dari pemuda muslim, karena perang dianggap ajaran intoleran. Padahal ini adalah intoleransi yang salah kaparah, harusnya di pahami tentang makna perang dalam islam yang tidak sembarang memerangi agama lain.

Bahkan khilafah juga di anggap sebagai ancaman, sehingga akan di bendungkan dari mata pelajaran di sekolah-sekolah madrasah. Padahal ketika kita melihat sejarah awal masuknya islam di nusantara, itu karena khalifalah yang mengutus para  wali yang menyampaikan islam.

Fakta ini semakin nenunjukkan bahwa tujuan pendidikan saat ini, adalah untuk menanamkam ide sekuler terhadap generasi muda. Barat ingin menciptakan masyarakat yang terampil, dan bakat yang tumbuh dan patuh terhadap nilai-nilai demokrasi yang jauh dari ajaran islam. Hal ini merupakan modernisasi Islam masa kini yang ditunggangi oleh barat.

Tak bisa di pungkiri bahwa, rencana global dan jangka panjang dari kekutan penjajahan dari neoliberal adalah, nemusnahkan kemuliaan agama Islam, mencabut nilai-nilai islam dari umat, dan mengubah jati diri pemudah muslim menjadi pribadi yang sekuler. Di balik ini pulah ada upaya menghapus sejarah islam, agar ghiroh umat untuk berjihad fisabilillah menjadi terkubur.

khilafah dan Jihad Bagian dari Sejarah Islam

Jihad tak bisa di pisahkan dari sejarah islam, dalam menyebar luaskannya yang harus di pahami oleh generasi muda. Allah SWT  telah  memuliakan kaum muslim, dengan menjadikan mereka sebagai pengemban risalah islam keseluruh dunia melalui metode dakwah dan jihad. Untuk itu Allah menjadikan jihad sebagai kewajiban atas kaum muslim, demi kesempurnaan kewajiban itu pelatihan dan tekrutmen militer adalah sesuatu yang di wajibkan.

Jihad (bahasa Arab: جهاد‎) menurut syariat Islam adalah berjuang, usaha, ikhtiar dengan sungguh-sungguh.Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu, menegakkan din (agama) Allah atau menjaga din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran.

Jihad yang dilaksanakan Rasulullah adalah berdakwah, agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi khalifah Allah di bumi dengan damai dan saling mengasihi.

Namun dalam berjihad, Islam melarang pemaksaan dan kekerasan, termasuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang, seperti wanita, anak-anak, hingga orang tua. Jadi apa sesungguhnya yang di takutkan dari pembelajaran tentang jihad ?

Begitupula dengan khilafah, adalah negara yang akan menjalankan peraturan-peraturan dari Allah SWT. Sangat jelaslah di balik kebijakan pemerintah ada upaya menenggelamkan ajaran islam. Sebab konprehensivitas ajaran isalam termaksud “Jihad bima’na qital” berperang adalah ajaran agama, melawan penindasan dan kedzoliman.

Tidak dapat di pungkiri,  sejarah islam di lengkapi dengan cacatan emas di peperangan nenegakkan dan membela kebenara. Rasulullah SAW adalah komandan tempur dalam perang badar, uhud, khondaq, dan lainya.

Kondisi ini bertentangan dengan sistem pendidikan yang ada pada masa ke khilafahan islam yang apa bila di tegakkan kembali akan mengarahkan pemuda muslim dan seluruh masyarakat pada terwujudnya peradaban gemilang. “Secara fiqh siyasih, khilafah itu merupakan bagian dari khazanah pemikiran politik Islam yang pernah diterapkan dalam sejarah Islam. jadi kita tak boleh menghapus fakta sejarah itu,”

Jadi  semua peserta didik perlu tahu tentang kekhalifahan dalam sejarah Islam. Misalnya, kekhalifahan para sahabat Nabi,  Abbasiyah hingga Turki Utsmani. Fakta sejarah ini tetap harus disampaikan kepada peserta didik, karena tak dipungkiri sudah menjadi bagian dari sejarah Islam.

Pemuda muslim hanya meraskan kemuliaan yang sesungguhnya melalui sistem pendidikan islam. Tujuan  dari sistem pendidikan islam adalah, membangun jatih diri generasi pemuda berlandaskan nilai-nilai islam yang akan menciptakan kepribadian islam, dan juga akan mencetak ulama, ilmuan, dan inovator untuk kemajuan peradaban islam.

Juga menjadi negara pemimpin dunia yang akan menyebarkan  dakwah islam seluruh penjuru dunia, dan membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang. Wallahu’alam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *