Reuni 212 Momen Persatuan Pra Kepemimpinan Akbar Kaum Muslimin

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Abu Mush’ab al Fatih Bala ( Penulis tinggal di NTT)

Alhamdulillah reuni yang dilaksanakan di Monas pada tanggal 2 Desember 2019 berhasil dilaksanakan. Ini reuni tahunan paling besar (akbar) yang pernah ada dalam sejarah. Momen yang berhasil membangun opini bahwa Kaum Muslimin bisa bersatu.

Padahal sebelumnya banyak orang yang mencibir gerakan persatuan umat ini. Mereka menganggap Kaum Muslimin yang hadir di reuni gaya-gayaan, ingin dipuji atau riya, tidak produktif, bolos kerja dan anti keberagaman.

Banyak kalangan juga yang menyalahgunakan dalil sebagai dalih Kaum Muslimin mustahil bersatu. Mereka membangun mitos bahwa Islam itu lemah.

Mereka berdalih bahwa Kaum Muslimin banyak organisasi dan partainya. Masing-masing membanggakan golongannya.

Mereka menggunakan hadis Rasulullah yaitu orang-orang Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, orang Nasrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku (kaum muslimin) akan terpecah menjadi 73 golongan. Yang selamat dari padanya satu golongan dan yang lain celaka. Ditanyakan “Siapakah yang selamat itu?” Rasulullah SAW menjawab, ‘Ahlusunnah wal Jama’ah’. Dan kemudian ditanyakan lagi, “apakah assunah wal jama’ah itu?”. Beliau menjawab, ‘Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, dan beserta para sahabatku (diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diamalkan beserta para sahabat)’. (HR. Imam Thabrani).

Padahal hadis ini menyerukan Kaum Muslimin mencontoh golongan yang satu yaitu golongan yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Mengapa harus mencontoh golongan yang terpecah belah?

Allah SWT selalu memerintahkan Kaum Muslimin untuk bersatu. Dalilnya Q.S.Ali Imran: 103 yaitu, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”.

Reuni akbar 212 adalah contoh sikap Kaum Muslimin yang mau bersatu. Gerakan ini juga merupakan manuver politik yang meniru para Sahabat Rasulullah SAW.

Umar bin Khattab RA orang yang sebelum masuk Islam paling keras permusuhannya kepada Rasulullah SAW. Bahkan Umar pernah ingin membunuh Beliau. Tetapi atas hidayah Allah SWT dia masuk Islam dan menjadi pembelanya.

Umar berkata, “wahai Rasulullah bukankah agama yang kita yakini ini benar? Beliau SAW menjawab, “iya benar”. Lalu mengapa kita tidak menunjukkan kepada kaum kafir Quraisy bahwa kita adalah golongan yang berjalan di atas kebenaran.

Atas izin Rasulullah dengan bimbingan wahyu, Kaum Muslimin keluar mengitari Ka’bah dalam dua shaf (barisan). Shaf pertama dipimpin oleh Paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib RA dan shaf kedua dipimpin oleh Umar bin Khattab RA.

Mereka dipersekusi oleh masyarakat jahiliyah. Dilempari batu. Namun mereka tetap kokoh karena ingin membuat opini bahwa Kaum Muslimin itu solid, Islam agama yang benar, dan mereka adalah pelindung Dakwah Rasulullah SAW.

Inilah aksi politik cerdas yang tak pernah dilakukan oleh orang-orang pada masa sebelumnya. Dan menjadi peletak dasar aksi-aksi damai pada masa selanjutnya. Aksi sahabat ini terjadi sebelum Rasulullah hijrah dan diangkat menjadi pemimpin Daulah Islam yang pertama.

Begitu juga kita berharap aksi damai reuni akbar 212 ini akan menjadi aksi pra kepemimpinan Islam pada masa depan. Menunjukkan bahwa Umat Islam itu masih ada dan solid. Masih setia membela Nabinya dari segala penistaan.

Kaum Muslimin siap meraih kepemimpinan Islam dari orang-orang yang jahiliyah. Mereka akan membebaskan setiap jengkal negeri Islam dari penjajahan. Dan menyebarkan Islam sebagai Rahmatan lil Aalamin.[]

NTT, 3 Desember 2019

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *