Reshuffle or Turnover?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Yekaa Esteel

Bagaikan mesin besi yang sudah berkarat tak dapat dibersihkan atau diperbaiki, tapi perlu sesuatu yang lebih baik dari besi plus anti karat kaya aluminium misalnya.

Sama halnya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran kabinet untuk melakukan kerja ekstra dalam menangani pandemi virus Corona. Tak tanggung-tanggung Jokowi juga akan melakukan perombakan kabinet jika diperlukan. Ada kata percuma yang terselip penyesalan kelak. Dan akan ada kata sia sian yang selalu menghiasi jika tak kunjung ada evaluasi.

“Sekali lagi, langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah ke pemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara,” kata Jokowi seperti arahannya kepada Kabinet Indonesia Maju dalam rapat terbatas 18 Juni 2020 lalu, seperti yang ditayangkan YouTube Setpres pada Minggu (28/6/2020).

Darimana percuma dan sia sia itu berasal?. Karena sekalipun beli mesin baru atau diperbaiki tapi bahan dasar mesin tersebut masih besi akan percuma dan sia sia saja. Besi itu akan berkarat dengan seiringnya masa yang menelan waktu. solusinya hanya satu yaitu ganti bahan dasarnya mesinnya.

“Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah,” katanya.

Baru sampai level kepikiran konotasi yang menjelaskan ketidak sengajaan. Bukan masalah pembutan Perpu baru, membubarkan lembaga atau reshufell ini lebih penting dari itu semua. Yang dibutuhkan adalah cepat tanggap pemerintah atau Rezim dalam menanngulangi Pandemi. Itu yang paling utama yang lainnya itu urusan belakangan.

Saat ini para petugas medis sudah memelas atas pengurasan tenaga tanpa danya kebijakan. Hanya butuh jadi manusia untuk mempunyai rasa kemanusiaan. yang katanya Pancasilais dimana adakan lima sila dinurani dan perbutanmu?. Setidaknya jika tidak bisa mengikuti aturan Pencipta mu maka ikutilah aturan yang kamu ciptakan. Jika merasa butuh orang lain maka jagan meng-orang lainkan orang yang sedang membutuhkan.

“Kerja keras, dalam suasana seperti ini sangat diperlukan. Kecepatan dalam suasana seperti ini sangat diperlukan. Tindakan-tindakan di luar standar saat ini sangat diperlukan dan manajemen krisis. Sekali lagi kalau payung hukum masih diperlukan saya akan siapkan. Saya rasa itu,” jelasnya.

Tepat saat pandemi sangat diperlukan keja cepat dan cekatan. Jadi negara ini sedang krisis tindakan bukan jamanya lagi persiapan keperluan tapi sudah kesiapan, kesanggupan dalam mengatasi masalah tersebut.

Jika diurutkan kesalahan para mentri dan pejabat lainnya adalah salah satu kesalahan pemimipinnya. Karena seorang pembantu akan nurut perintah tuannya. Jika mentrinya banyak yang kerja suka – sukan maka tidak dapat dipungkiri pemilihan para mentri dan penjabat lainnya suka – suka sja tanpa adanya pertimbangan – pertimbangan lainnya.

sedangkan yang kita butuhkan buka feshufell lagi tapi turnover. Berganti dari dasarnya bukan aksesorisnya tapi benar benar dari bahan baku dahulu.beralih dari menciptakan peraturan untuk dilanggar menjadi menjalankan aturan Sang Pencipta.

Dari semua sistem hari ini islam hadir menawarkab sebuah aturan yang tiap hurufnya memikili tanggung jawab. memikirkan yang lain. Mengatur dari hal yang teramat kecil sampai hal yang terbesar.

Wallohu’alam bis showab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *