Refleksi Idul Adha : Syariah Kaffah Membawa Kemaslahatan Bagi Umat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Sri Retno Ningrum

Kaum Muslim merupakan umat yang istimewa. Pasalnya, setiap tahunnya mereka merayakan hari raya dua kali dalam setahun, yakni hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Tak hanya itu, hari raya tahun ini sangat berbeda dari tahun – tahun sebelumnya dikarenakan negara ini mengalami pandemi covid – 19.

Adanya pandemi covid – 19 memang bukanlah sesuatu yang menyenangkan akan tetapi sangat menyedihkan bagi bangsa ini. Pasalnya, banyak anggota keluarga dari kita yang meninggal dan rutinitas yang biasanya kita lakukan menjadi terbatas dikarenakan virus covid – 19 mudah menularkan pada orang lain. Di tambah lagi, banyak sekali masyarakat yang menjadi korban virus covid – 19. Pertanggal 30 juli 2020 kasus covid – 19 di negara ini mencapai 106.336 positif, meninggal 5. 058 dan sembuh 64.292 orang.( Kompas. com 30/7/2020)

Pandemi covid – 19 juga semakin memperburuk keadaan negara ini. Padahal, sebelum terjadi pandemi saja negara ini sudah mengalami krisis multidimensi, seperti :kemiskinan, pengangguran, tidak meratanya pembangunan, korupsi, dekadensi moral dan sebagainya. Pemerintah memang sudah berupaya membantu masyarakat agar beban hidup berkurang akibat pandemi baik bantuan sembako dan uang. Akan tetapi perlu dipertanyakan cukupkah bantuan tersebut ditengah biaya hidup yang serba mahal?. Belum lagi, ditemukan fakta bahwa bantuan banyak mengalami salah sasaran.

Selain itu, masalah lain yang bermunculan semenjak pandemi menimpa negara ini adalah krisis kesehatan. Pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan di negara ini sangat minim dalam menangani pandemi ini. Hal ini terlihat dengan kurangnya APD bagi tenaga medis, rumah sakit untuk menampung pasien covid – 19, kurangnya tenaga medis dan fasilitas lainnya yang kurang mumpuni.

Sungguh, permasalahan pandemi ini harus segera terselesaikan. Akan tetapi, sangat disayangkan ketika negara ini masih menerapkan sistem kapitalisme dengan menjadikan sekularisme sebagai asasnya. Sekularisme adalah suatu paham yang memisahkan agama dengan kehidupan. Artinya, agama tidak berhak mengatur kehidupan manusia. Sehingga agama hanya diterapkan dalam aspek ruhiyah saja (hubungan manusia dengan Allah SWT). Kapitalisme juga melahirkan manusia yang bersifat hedonisme, materialisme, individualisme dan sebagainya. Maka dapat disimpulkan bahwa negara yang mengikuti sistem kapitalis-sekuler tidak akan mengambil Islam sebagai solusi kehidupan manusia. Sebaliknya, sifat-sifat seperti hedonis, materialis dan mementingkan segelintir orang sudah melekat dalam diri penguasa. Pada akhirnya, kebijakan yang diambil sangat minim memberikan kesejahteraan pada rakyat.

Di sisi lain, penguasa dalam sistem kapitalisme lebih mengutamakan kepentingan para kapitalis atau pemilik modal. Hal ini terbukti dengan kebijakan new normal life untuk mengembalikan kondisi ekonomi para kapitalis yang ambruk akibat covid – 19. Namun, dari kebijakan tersebut rakyatlah yang dikorbankan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya kasus covid – 19 semenjak diterapkan new normal life pada 1 Juni 2020 lalu.

Maka dari itu, kita tidak boleh hanya diam melihat keadaan negara ini yang semakin memprihatinkan. Sebaliknya, diperlukan kesadaran pada semua komponen masyarakat baik ulama, akademisi, ahli quwwah dan masyarakat untuk bersama – sama bersatu menyelesaikan krisis multidimensi dan pandemi ini. Yakni, dengan mencari alternatif sistem yang shahîh dan mampu membawa perubahan bagi kehidupan manusia. Sistem itu adalah sistem Islam atau khilafah. Sistem Islam atau khilafah merupakan sistem berasal dari sang pencipta. Sistem Islam menjadikan hukum syara dalam mengambil kebijakan. Sehingga sistem tersebut secara otomatis akan menerapkan hukum – hukum Allah untuk menyelesaikan masalah manusia. Khilafah juga mampu mengatasi pandemi.

Pada masa pemerintahan Umar bin Al-Khaththab pernah terjadi wabah thaun. Beliau memberlakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah. Beliau menutup daerah terkena wabah agar virus tidak menyebar ke daerah lain dan mencukupi kebutuhan rakyat hingga wabah selesai.

Oleh karena itu, momentum hari raya Idul Adha dan bertepatan dengan pandemi ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan perombakan dari sistem jahiliyah(kapitalisme) menuju sistem Islam. Walhasil, dengan penerapan Islam secara kaffah dalam bentuk institusi khilafah, maka Allah akan memberikan keberkahan pada kehidupan kita. Dengan khilafah pula, sudah terbukti berhasil menyelesaikan pandemi sehingga kemaslahatan umat dirasakan umat manusia tanpa memandang ras, suku, agama dan golongan. Wallahu’alam Bisshowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *