Refleksi Akhir Tahun 2020 (Perenungan Sekaligus Perbaikan)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ummu Shofiyyah

Seperti biasa diujung tahun kerap kali dilakukan refleksi. Perenungan tentang apa saja yang dialami dan telah dilakukan selama setahun. Tentu tujuannya untuk melakukan perbaikan. Dan semestinya seorang muslim akan mengingat bahwa sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحُ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مثل اَمۡسه فهو مَغۡبُون. ومَن كان يومه شَرًّا مِنۡ امسه فهو مَلۡعُون

Artinya :

“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama seperti hari kemarin, ia merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia celaka.”

Namun apa daya refleksi tahun ini bukannya kondisi menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya atau minimal sama dengan tahun yang lalu, justru malah setahun ini kondisi Indonesia dan dunia secara umum lebih buruk dari tahun-tahun kemarin. Pandemi covid 19 yang terjadi di seluruh dunia kian membuktikan bahwa pemerintahan manapun, baik negara maju apalagi negara berkembang, gagal mengatasi bencana kemanusiaan ini.

Mengapa demikian? Karena manusia tidak pernah melakukan perbaikan apapun atas keburukan yang terjadi sebelumnya bahkan berpuluh-puluh tahun yang lampau sejak hukum Allah SWT dilenyapkan  dan dicampakkan dari muka bumi.

Kondisi muslim dan seluruh manusia tidak pernah membaik mungkin itulah hikmah hadits Rasulullah SAW diatas. Tentu saja kondisi ini tidak akan berubah.

Beberapa keadaan yang menunjukkan keburukan itu seperti pelecehan agama atas nama kesetaraan akan tetap terjadi. Prinsip kemanusiaan berganti atas nama kesewenang-wenangan kekuasaan yang menghamba pada harta dunia. Keterpecahbelahan umat bangsa dan manusia mengancam setiap saat. Pemilik kuasa makin sering membuat aturan yang jauh dari hikmah kebijaksanaan sementara keadilan hanya tertera diatas kertas.

Bila kita ingin bebas dari semua keterpurukan, kerugian, dan kecelakaan di tahun mendatang, jelas kita harus melakukan perubahan sistemik bukan sekedar memperbaiki keadaan, tapi tetap dalam bingkai yang sama yaitu kapitalisme, demokrasi bahkan liberalisme dan sekularisme atau bahkan menurut begitu saja rekomendasi lembaga dan negara  asing, padahal tidak pernah ada negara apalagi asing yang pernah tulus menetapkan sistem kehidupan kecuali Allah SWT Sang Mudabbir, Maha Pengatur yang ilmunya meliputi langit dan bumi  serta menembus dimensi waktu. Allah memberi wahyu kepada manusia pilihan yang akan menyelamatkan manusia dari kehidupan yang celaka di dunia dan akhirat.

Ya, sistem Islam yang disampaikan melalui ajaran Rasulullah SAW-lah yang dijaga oleh  para khulafaurrasyidin berikut para khalifah setelahnya menjadi sistem yang akan menyelamatkan kehidupan manusia. Sistem yang mampu menjaga kemurnian aqidah dan syariah Islam, memanusiakan manusia apapun ras, suku, agama, dan bahasanya, menjaga  ukhuwah Islamiyah sekaligus mempersatukan hampir 3/4 dunia dengan ragam ras dan agama, memastikan penerapan syariat Islam dengan adil, menyejahterakan dan memakmurkan manusia.

Semuanya bukan ilusi tetapi kenyataan dan ini insya Allah akan terulang kembali. Semoga kaum muslimin mulai berfikir hakikat Khilafah Islamiyah, dan agar mengenal keunggulannya dan berakhir pada upaya untuk memperjuangkannya. Aammiin

Wallahu a’lam bishshawwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *