By Ima khusi
Setiap bulan Maulid masyarakat di seluruh penjuru dunia khususnya Indonesia selalu merayakannya dengan berbagai perayaan sebagai wujud cinta kepada nabi. Salah satu perayaannya yaitu Gelaran Maulid Akbar Cinta Nabi Cinta Syariah bertajuk Cinta Nabi SAW : Tegakkan Syariah, Wujudkan Keadilan, Lenyapkan Kezaliman. Acara yang diadakan secara online ini di ikuti kurang lebih oleh 70.000 peserta dikutip dari telegram resmi @cintanabiofficial, peserta yang tergabung dari Sabang sampai Merauke, menambah kemegahan perayaan maulid kali ini meskipun via online.
Dalam peringatan Maulid Nabi sebagai tanda cinta kepada Nabi tentu tidak cukup hanya dengan perayaan sebagaimana penghinaan kepada Nabi yang hanya di jawab dengan kecaman dan pemboikotan.
Seharusnya cinta Nabi ialah mengikuti syariat Nabi secara kafah. Tanpa kecuali, tanpa nanti. Tatkala syariat ditegakkan, akan terwujud keadilan. Terkait keadilan, penting untuk diketahui undang-undang atau hukum apa yang di pakai. Jika yang diterapkan adalah aturan manusia, maka yang terjadi adalah aneka kezaliman.
Hanya syariat Islam yang akan wujudkan keadilan. Jika syariat ditinggalkan, muncullah kezaliman dan bisa kita lihat bagaimana kezaliman melanda umat Uygur, Ghouta, Syiria, Palestina, di Indonesia sendiri meski tidak berperang namun kerusakan moral dan kebijakan penguasa yang tidak memihak rakyat membuat kesengsaraan serta penderitaan rakyat makin menjadi yang kaya makin kaya yang miskin makin sengsara, dan lihat bagaimana saat ini penghinaan terhadap Nabi dan alquran terus berulang tanpa ada tindakan dan perlawanan apalagi hukuman.
Ketaatan pada syariah erat kaitannya dengan keimanan. Mengaku cinta Allah dan Rasulullah tapi tidak mengikuti syariat, berarti dia telah berdusta dalam pengakuannya.
Kedaulatan harusnya bukan di tangan rakyat. Tapi di tangan Allah. Pun pemimpin yang baik, mesti tunduk pada sistem yang baik yang memastikan ketundukan pada Allah. Sehingga kezaliman dan ketidakadilan tidak akan terjadi.
Sebagaimana kita ketahui dari sisi historis, Muhammad hadir di tengah sejarah manusia dalam rangka menghadirkan peradaban baru. Dan peradaban baru tersebut didukung oleh 3 hal :
- Persoalan penegakan syariat (termasuk tauhid)
- Persoalan Ukhuwah
- Persoalan Dakwah
Seharusnya umat mampu mewarnai peradaban Islam di negeri ini, tapi kenyataannya sekarang mayoritas umat bagai buih di lautan, terpojokan. Hal Ini adalah indikasi kurang baik. Ada keredupan.
Kita lihat kondisi kaum muslim sering terpojokan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia. Hukum tajam ke bawah tumpul ke atas. Terutama kepada masyarakat yang berjuang menegakkan syariat. Ada kezaliman di negeri ini, maka menjadi tugas kita untuk menolak kezaliman itu untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Rintangan dalam dakwah itu wajar, jalan terjal pasti dilalui. Oleh karenanya mari cintai nabi, dan berjuang menegakkan syariat agar cahaya peradaban Islam terus bersinar. Dan Islam tetap jaya baik di Indonesia dan dunia.
Allahu a’lam.