Rasulullah Pernah Melakukan Social Distancing dan Lockdown Saat Wabah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Anita (Guru di Pamekasan)

Sudah berjalan kurang lebih 2 pekan ini, wabah virus covid-19 marak di Indonesia. Virus yang awalnya ada di daerah Wuhan Cina, mulai memasuki wilayah Indonesia. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat merebak beberapa tahun lalu. Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia.

Berdasarkan penelitian, bahaya virus Corona bisa menyebabkan kematian. Bahkan, pasien yang terinfeksi dan sembuh akan mengalami kerusakan permanen pada paru-paru dan antibodi. Virus Corona muncul dengan beberapa gejala yang berbeda-beda pada tubuh pasiennya. Namun, secara umum, gejala virus Corona adalah flu, demam, batuk, hingga sesak napas. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengobati virus Corona. Namun, tercatat ada beberapa orang yang telah sembuh dari virus Corona setelah menjalani isolasi serta perawatan di rumah sakit.

Agar wabah virus corona atau virus covid-19 ini dapat dihentikan, salah satu caranya dengan memutus mata rantai virus, dengan melakukan karantina wilayah (Lockdown). Desakan untuk melakukan karantina wilayah atau lockdown untuk menekan angka persebaran Corona atau Covid-19 sudah datang dari berbagai pihak, termasuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Tindakan ini dinilai penting untuk meningkatkan kecepatan dalam membatasi penyebaran Covid-19.
Pemerintah belum berencana mengambil langkah karantina total atau lockdown. Tim pakar Gugus Tugas Penanganan Virus Corona atau COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan langkah pembatasan gerak ini bisa berpengaruh besar terhadap roda ekonomi masyarakat. Menurutnya “itu memiliki impikasi ekonomi, sosial, dan impikasi Keamanan”. Oleh karena itu kebijakan itu belum bisa diambil pada saat ini, kata Wiku dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 18 Maret 2020. Menurut Wiku langkah paling efektif yang bisa diterapkan adalah social distancing atau menjaga jarak sosial antar masyarakat.

Kesadaran untuk menjaga jarak, menjaga kebersihan diri, dan melakukan etika batuk atau flu, dapat secara efektif menghambat penyebaran Virus Corona atau covid-19.
Pemerintah tidak berani mengambil langkah karantina total atau lockdown, lagi-lagi alasan yang paling utama adalah alasan ekonomi. Menteri keuangan Sri Mulyani menegaskan salah satu hal yang harus dipikirkan masak-masak jika lockdown adalah bagaimana mengonsentrasikan instrumen fiskal pemerintah, untuk menjamin ketersediaan bahan pokok serta menjamin aktivitas logistik berjalan lancar.

Lantas bagaimana menurut pandangan Islam? Di zaman Rasulullah SAW pernah terjadi wabah kusta yang menular dan dapat mematikan sebelum diketahui apa obatnya. Pada saat itu, Rasulullah SAW memerintahkan masyarakatnya untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami penyakit tersebut (dapat dimaknai social distancing). Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“ Jangan kamu terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta. “ ( HR. Bukhari ). Rasulullah SAW juga pernah memperingatkan masyarakatnya untuk tidak masuk ke wilayah yang sedang terkena wabah penyakit, dan sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk ke luar dari tempat tersebut. Hal ini berarti Rasulullah pernah melakukan lockdown. Sebuah keyakinan atas dasar iman harus benar-benar dibangun oleh setiap umat muslim, bahwa setiap musibah yang menimpa adalah atas izin Allah. Jika Allah SWT berkehendak maka akan terjadi apa yang diinginkan oleh Allah SWT.

Agama Islam mengajarkan tentang pendekatan dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi, yaitu pendekatan secara lahiriah, dan pendekatan secara spiritual. Setiap umat muslim berikhtiar sesuai firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 yaitu : “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri “. Bentuk upaya-upaya manusiawi harus dilakukan untuk memproteksi penyebaran virus covid-19. Yaitu dengan melakukan social distancing secara ketat, jika tidak bisa maka harus dengan cara lockdown. Secara spiritual seharusnya kita sebagai umat muslim harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti perbanyak membaca istigfar, meningkatkan keamanan dan ketakwaan, memperbanyak sedekah, dan memperbanyak dzikir.

Untuk itu, seharusnya kita tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT agar segala wabah penyakit yang menimpa wilayah ini segera di angkat oleh Allah SWT. Karena sesungguhnya hanya Allah swt yang berhak membolak balikkan kehidupan, dan hanya kepada Allah SWT kita meminta pertolongan.

Semoga umat muslim di seluruh Indonesia, dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu senantiasa berada di jalan Allah, sehingga wabah penyakit yang saat ini melanda negeri dapat segera diangkat oleh Allah SWT. Aamiin…aamiin ya robbal alaamiin…

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *