Oleh: Mia Fitriah Elkarimah
Olimpade Tokyo 2020 tengah menarik minat sebagian besar warga negara seluruh dunia. Sehingga tak heran, channel atau stasiun televisi di beberapa negara pun menampilkan para atlet yang berjuang dalam kompetisi tersebut.
Salah satunya televisi asal Korea Selatan, yakni MBC. Dalam tayangan acara pembukaan Olimpiade tersebut, stasiun ini memberikan deskripsi untuk mengenalkan setiap negara. Tetapi ada beberapa negara yang digambarkan dengan sesuatu yang sensitif karena menyinggung masalah politik, seperti insiden nuklir chernobyl untuk mengenalkan Ukraina. Haiti dikenalkan dengan foto insiden kerusuhan yang terjadi di negara tersebut. Foto peta Wuhan untuk China, begitu juga dengan Indonesia disebut sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Negara dengan penduduk terpadat di dunia pada urutan keempat, memiliki GDP rendah, vaksin rendah, dan enam persen penduduknya terinfeksi COVID-19. Berdasarkan laporan Korea Times, tindakan MBC ini telah memicu reaksi keras para pengguna media sosial atau netizen dunia. Tak hanya Indonesia, seluruh dunia kini tengah mengencam stasiun televisi tersebut yang menyinggung sejumlah negara dengan peristiwa yang tidak pantas untuk disiarkan.
Rasis merupakan sebuah paham yang menganggap rasnya lebih unggul dibanding ras lain. Rasisme bukan sekadar tindakan diskriminatif secara suka-suka. Tetapi keyakinan struktural dan sistemik bahwa kelompok-kelompok manusia tertentu lebih rendah derajatnya. Kasus rasisme seperti ini tidak mencerminkan adanya wujud kemanusiaan. Ajang sekelas Olimpiade 2020 harusnya bisa menjadi ajang untuk menerima perbedaan budaya dan ras lain.
Islam sebagai agama melarang segala bentuk rasisme yang terjadi di muka bumi ini. Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama dan hak-hak dasar kemanusiaan tanpa ada perbedaan di hadapan Allah Swt. Perbedaan suku, ras, dan bangsa merupakan anugerah yang sengaja diciptakan oleh Allah Swt, supaya kita dapat mengenal satu
sama lain dan tidak merasa unggul atas yang lain.
Akhirnya, stasiun televisi Korea Selatan menyampaikan permintaan maaf atas tindakan tak terpujinya di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Namun, kecaman terus mengalir kepada stasiun televisi Korea Selatan tersebut. Memang perilaku rasis tidak pernah enyah dari kehidupan manusia.
Wallahua’lam bishawab.