Rapid Test Berbayar, Bukti pemerintah Abai..!

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Fatimah tul Zahra, SEI.

Rapid test merupakan salah satu tes untuk mendeteksi secara cepat SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. rapid test akan dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien positif Covid-19. Virus corona tidak hidup di darah, tetapi seseorang yang terinfeksi akan membentuk antibodi yang disebut immunoglobulin, yang bisa dideteksi di darah.

Immunoglobulin inilah yang dideteksi dengan rapid test. Rapid test bisa dilakukan kapan saja dan hanya butuh waktu 15-20 menit untuk mendapatkan hasilnya.

Dan biaya repid test secara mandiri (berbayar) berkisar 450.000-500.000 di Rumah sakit Kaltim, termasuk di Rumah Sakit umum PPU mulai dari harga 427.900. (pasien baru) dan 411.900 (pasien lama) dan harga ini belum termasuk biaya pendaftaran surat keterangan 52.900 (pasien baru) dan 36.900 (pasien lama).

Gembar-gembor rapid test berbayar yang akan dimaksimalisasi oleh pemerintah dan swasta sebagai prasyarat menuju new normal life menjadi pil pahit baru yang harus tertelan oleh mayarakat di Indonesia. Padahal new normal life terbukti gagal menuntaskan penyebaran corona virus.

Baru-baru saja korea selatan memutuskan untuk menghentikan praktek new normal life karena pelonjakan jumlah positif corona yang signifikan, lantas bagaimana mungkin bangsa ini ingin menerapkan new normal life bahkan ingin memasifkan rapid test berbayar?

Padahal jaminan kesehatan atas rakyat adalah tanggung jawab seluruh pejabat Negara yang didalamnya termasuk tanggung jawab pemerintah.

Dengan menyediakan fasilitas kesehehatan adalah kemestian yang sejatinya terus ditingkatkan dan terfasilitasi, terlebih ditenggah wabah covid-19 hingga kita tak perlu menyaksikan kekurangan APD, kekurangan Alat medis, perobat-obatan, hingga para medis yang menderita berkepanjangan seakan berjuang sendiri di garda terdepan dalam menuntaskan pasien covid-19. Tak lagi perduli korbankan waktu, tenaga hingga nyawa.

Padahal, kekuatan Negara tak akan seimbang dengan kekuatan personal maupun lembaga social sekalipun.

Maka hadirnya Negara dalam merehabilitasi bangsa ini yang masih terus berperang melawan covid-19 sejatinya menjadi program teratas dan mendesak untuk menjadikan para elite bangsa ini untuk hanya fokus pada bencana kesehatan ini.

Termasuk pemerintah seharusnya mengupayakan seoptimal mungkin untuk menjaga raykat dengan menyediakan rapid tes covid-19 secara gratis dan merata bagi seluruh bangsa, dan jangan pernah bertanya dapat uang dari mana?

Karena hal ini akan terjawab jika sedari awal seluruh kekayaan bangsa ini mampu terkelola dengan mandiri dan keuntunganya bisa dinikmati rakyat sendiri. Kita punya semua komponennya hanya tak mau saja karena telah terikat kontrak internasional dengan kerja sama yang tak menguntungkan bangsa ini.

Hingga wajar jika kini Rakyat tak akan percaya dengan retorika bangsa tak ada biaya, karena ditenggah wabahpun pajak masih berlangsung, ditenggah wabahpun utang masih bertambah, bahkan ditengah wabah pun kekayaan Alam masih terekspolitasi walau masih diberi pada pemilik modal yang lagi lagi orang-orang diluar negri ini sana.

Lantas, jika memang bangsa ini serius untuk move up dari covid-19 maka segera hentikan politik dagang yang selalu menggandeng kebijakan pro pengusaha yang tak lagi memihak rakyat.

Sungguh jika gagasan New Normal ternyata malah menyusahkan rakyat karena akan senantiasa meminta surat bukti sehat dan harus rapid test berbayar demi bisa mencari sesuap nasi diluar rumah dengan sisa uang diitangan yang makin mendikit dan rakyatpun masih diliputi rasa takut akan tertular covid-19 karena belum terjamin wilayah mereka sudah hijau dari covid-29 maka new normal sebaiknya jangan dimulai dan segera berpikir kembali solusi apa yang tepat untuk di kerjakan.

Dan jika masih kebinggungan, tanyakan para ahli medis dan ahli yang mampu merayu ALLAH SWT untuk membantu ujian kita ini dan merekalah yang tak memiliki kepentingan materi pada bangsa ini, lantas adakah sosok yang seperti itu?

Jelas ada, mereka adalah para ulama yang lurus yang senantiasa mendokan kebaikan negeri dan senantiasa tawarkan solusi untuk tobat nasional dan segera kembali menerapkan ayat ayat konstitusi yang berrefrensikan dari ayat ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah secara total dengan menerapkan syariah dan khilafah.

Maka dengannya bangsa ini akan kembali normal, sehat rakyatnya dan tampil sebagai bangsa mandiri dan berdaulat pada illahi Rabbi yang membawa kebahagiahan hakiki hingga jannah-NYA.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *