Ramadhan Bulan Taubat dan Taat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ukhti Dell

Ramadhan adalah moment yang sangat ditunggu-tunggu oleh kaum muslim selain memiliki banyak sekali kemuliaan di dalamnya ramadhan juga merupakan peluang emas bagi hambanya untuk bertobat kepada Allah ta’aala bahkan diumpamakan bagai dilahirkan kembali dimana seseorang itu suci, bersih tanpa setitik dosapun. Tetapi bukan berarti ketika kita sudah melewati moment ini otomatis kita semua akan terlahir kembali bak seorang bayi yang suci tanpa setitik dosa. Tentunya hal ini hanya akan dirasakan bagi mereka yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah puasa ini. Rasulullah sallallahu ‘alaih wa sallam bersabda “sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barang siapa berpuasa dengan iman dan mengharap ke RidhaanNya maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya”.

Setiap manusia tentu tak luput dari perbuatan dosa bahkan setiap hari ada saja dosa yang dilakukan baik dengan kesadaran ataupun tanpa kesadaran. Tak jarang lisan kita melukai hati orang disekeliling kita dengan gurauan kecil bahkan tindakan-tindakan yang telah kita lakukan. Bahkan tanpa kita sadari kita telah melakukan dosa kolektif dengan tidak menerapkan hukum-hukum Allah dimuka bumi ini. Kita telah mengesampingkan aturan pencipta kita dengan menjunjung tinggi hukum buatan tangan manusia yang dimana dengan sangat jelas kita rasakan kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan olehnya. Kemaksiatan yang kita lakukan kepada Allah tentunya akan berdampak buruk diantaranya putusnya aliran nikmat yang selama ini kita rasakan sebagai buah dari kelezatan keimanan. Saat ini umat muslim terhalang melakukan berbagai ketaatan yang pernah ditekuni seperti shalat tarawih berjamaah, tadarusan, silah ukhuwah dan nikmat kesehatan menjadi sesuatu yang mahal.

Penyebaran wabah covid-19 kian menyebar dan menjadi momok ditengah masyarakat, kini hadir momok baru yaitu wabah kelaparan yang kian menghantui di tengah ekonomi yang sulit. Allah SWT berfirman “dan musibah apa saja yang menimpamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu”( TQS. Asy-Syura:30). Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa segala sesuatu musibah yang kita lakukan itu disebabkan oleh kemaksiatan-kemaksiatan yang telah kita lakukan.

Saat ini kita merasakan bagaimana banyak terjadi kerusakan di sekitar kita seperti perzinahan merajalela, media-media pornografi bertebaran, pelaku LGBT terus meningkat dan semakin berani menunjukkan identitas diri mereka. Ditambah lagi ekonomi negeri ini yang masih bergantung pada hutang luar negeri berbasis riba dan sederetan kemaksiatan lainnya akibat tidak diterapkannya hukum Allah.

Musibah demi musibah silih berganti kita rasakan, rasanya hal ini sudah cukup untuk mampu membuka mata kita agar kembali kepada hukum-hukum Allah. Karena ketika kita mengabaikan syariat-Nya hanya akan menuai azab. Allah ta’aala berfirman “dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum dating azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)”(TQS.Az-Zumar:53-54)

Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk memburu ampunan Allah ta’aala. alangkah baiknya para pemimpin negeri dan orang-orang yang dipimpinnya untuk memanfaatkan moment ini. Sungguh celaka manusia yang bertemu dengan Ramadhan, namun dosa tidak juga diampuni.

Padahal Allah menyediakan ampunan yang sangat berlimpah yang tidak ditemukan di bulan-bulan lainnya. kita harus meyakinkan diri bahwa dengan tobat dan taat mampu menghantarkan pada solusi tuntas segala permasalahan yang ada didunia. Salah satunya solusi atas pandemic covid-19. Sangat mudah bagi Allah untuk mengangkan wabah ini dari muka bumi. Semua akan terwujud hanya dengan menaati segala aturan-Nya serta mengakhiri sistem jahiliah buatan manusia yang bernama Kapitalisme-sekulerisme. Bukankah kita sudah sangat lelah dengan kepemimpinan kapitalis ini? Hanya mementingkan segelintir orang tanpa memikirkan bagaimana nasib rakyatnya. Maka ayo bersegeralah untuk menuju ketaatan dengan tegaknya khilafah sebagai institusi penerapan syariah.
Karena hanya dengan penerapan syariat islam secara menyeluruh akan turun keberkahan di muka bumi ini dan hal ini hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi bernama khilafah islamiyah.

Hukum menegakkan khilafah adalah wajib, sama dengan wajibnya zakat, jihad, qishas, dll. Kewajiban ini berdasarkan syariat, bukan hanya atas dasar akal manusia. Dan jika ada seseorang atau sekelompok orang yang mencoba menghalangi kaum muslim untuk taat secara total kepada Allah dan Rasulnya dengan menegakkan khilafah, maka ini adalah sebuah dosa besar.

Teruslah berjuang meski akan kita temui halangan didalamnya dan hadapilah semuanya dengan kesabaran. Sabar bukan berarti diam teruslah berjuang dengan menunjukkan ketaatan kepada Allah dan berusaha mengubah kemunkaran yang ada. Begitupula seharusnya sikap kita menghadapi pandemic ini yaitu dengan kesabaran dan tetap istiqomah. Semoga pandemic ini segera berakhir dalam waktu dekat dan ramadhan tahun ini menjadi ramadhan terakhir tanpa Khilafah. Aamiin.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *