Radikal, Radikul, Radikal Terus. Dalam Otaknya Cuma Ada Radikal

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: M. Azzam Al Fatih

Luar biasa rezim ini. pola dan semangat kerjanya sangat menakjubkan. Baru saja dilantik langsung menggebrak, bak seekor kerbau di tengah sawah yang sedang membajak, sekali di pukul pantatnya langsung berjalan tanpa menoleh apalagi balik badan. Terus melangkah mengikuti instruksi si tuanya. Sesekali berhenti namun mulutnya tak bisa berhenti membuat kegaduhan dan ancaman terhadap rakyatnya.

Cuitan yang paling kenceng adalah berkelakar radikal. Anehnya cuitan hanya tertuju kepada kaum Muslim. Mereka mengkaitkan dengan ajaran Islam lainya semisal cadar, cingkrang, bahkan mencuit masalah anak yang menjaga pergaulan dengan lawan jenis pun dikaitkan dengan radikal. Bener- bener ora waras, rezim iki, masak anak diajarkan yang baik dibilang bibit radikal. Tapi ya memang rezim anti Islam, meski punya akal tapi tidak dipakai. bukan kah orang seperti ini lebih hina dari binatang. Atau rezim ini lebih pantas disebut manusia berwatak iblis. Sebab hanya iblis yang kepanasan dengan hal yang baik -baik.

Dari cuitan rezim Akhirnya rakyat, khususnya warga sosial media ramai membahas tentang radikal. Para pengemban dakwah berusaha semaksimal mungkin mengcounter isu radikal yang selalu mereka gaungkan tiada henti. Yang pada akhirnya dunia Maya penuh dengan tulisan dan cuitan menjelaskan yang sebenarnya, apa itu radikal.

Sebenarnya rezim ini sudah tidak berkutik. mereka kebingungan sendiri untuk menjelaskan radikal yang benar. Sebab secara bahasa radikal mengandung arti dan makna yang baik, yaitu akar atau mengakar. Yang artinya dalam beragama memang harus belajar dari akar hingga daunnya atau dalam istilah bahasa Al Qur’an kaffah.

Namun demi kepentingan si tuanya, rezim ini terus menerus menggoreng Radikalisme. Sampai framing dan sandiwaranya tidak masuk akal manusia. Dan hanya komunitasnya saja serta orang gila yang menganggapnya sesuatu kebenaran.

Bahkan saking kencengnya menggoreng radikalisme, rakyat jadi buta makar jahatanya rezim, berupa kebijakan naiknya iuran BPJS JKN. kebijakan tentunya sangat merugikan rakyat, pemalakan Alla premanisme. Iurannya naik, yang telat bayar bakal didenda, yang nunggak dikenai sanksi, dan ya mengerahkan 3000 debcolektor. Ngeri, brutal, dan gila kan? Lebih parag lagi si tuan ngibul bilang,”tolong rakyat mengerti mengapa BPJS harus naik”. Hadehhh, pemimpin itu harusnya yang mengerti rakyatnya, bukan sebaliknya.

Coba sekarang kita pikirkan, Kalau orang radikal( menurut tafsir orang kafir dan munafik) brutal tak bermoral, gila tak berakal dan ngotot sampai melotot, ngodo seperti kebo. Berkoar – koar menuduh orang radikal padahal dirinya sendiri kelakuanya tak bermanusiawi. Bahkan setiap kebijakannya melibihi keradikalan seekor binatang.
Rezim menuduh umat Islam padahal dirinya sendiri yang Radikal. Hadeech.

Sedangkan yang mereka tuduh sama sekali tak melakukan kekerasan, berkata saja santun, kalaupun mengkritisi karena bentuk cinta dan sayangnya agar tidak terjerumus kepada kerugian di akhirat serta bentuk cintanya terhadap negeri ini akibat kebijakan yang salah dan menimbulkan kerusakan nyata.

Rezim menuduh umat Islam radikal padahal dalam ajaran Islam sama sekali tidak mengajarkan keradikalan, umat Islam hanya dituntut lebih bertaqwa agar dirinya masuk Islam secara kaffah, sebab kalau tidak kaffah sebagian kehidupan akan mengikuti langkah – langkah syetan, yang artinya manusia dalam perangkap syetan. Jadi sangat mustahil jika umat Islam masuk Islam secara total melakukan kekerasan karena sepenuhnya hanya untuk Allah SWT, pencipta jagad raya.

Kemudian dalam sejarah Islam, sama sekali ditemukan tindakan kekerasan sampai menghilangkan nyawa orang lain. Islam mengajarkan jihad bukan berarti langsung perang dan memerangi orang kafir, semua ada syariat yang agung. Jihad dilaksanakan manakala sudah ada perintah dari seorang Kholifah dalam suatu negara daulah Khilafah Islamiyyah dalam rangka melakukan futuhat. Jihad diperintahkan setalah seorang Kholifah mengutus seorang juru dakwah untuk mendakwai agama Islam agar selamat di dunia dan akhirat. Jika menolak ada dua tawaran.
pertama harus tunduk pada syariat Islam, ( kafir ini akan mendapat perlindungan seperti halnya seorang muslim) kedua jika tidak mau tunduk dan memerangi negara khilafah maka wajib diperangi.

Dalam suatu peperangan Islam pun ada syariatnya. diantara, tidak boleh membunuh anak – anak, ibu – ibu, serta jika musuh sudah terpojok tidak diperbolehkan untuk dibunuh. MaasyaaAllah, agung sekali syariat Islam.

Pertanyaannya, Siapa yang radikal, radikul, radikal terus.

Sudah sangat jelas, yang radikal adalah orang – orang kafir yang dalam hatinya terpendam rasa kebencian terhadap Islam. Benci ajarannya hingga kebangkitan umatnya. Mereka takut tatkala umat Islam bangkit dan bersatu untuk menegakkan Daulah khilafah Islamiyyah. Sebab Mereka terancam eksistensinya untuk menjajah negeri – negeri muslim. Sehingga berusaha membuat fitnah keji terhadap Islam dan para aktivisnya dengan tujuan menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam yang kaffah serta mengadu domba antar umatnya.

Selain orang kafir adalah orang- orang yang menjual kenikmatan surga dengan kenikmatan dunia yang sesaat nan menipu. Mereka adalah para boneka yang siap digerakkan sesuai kemauan si tuannya. Mereka adalah para gerombolan bebek yang melangkah sesuai perintah si empunya. Inilah orang – orang munafik yang menggonggong bagai anjing melihat orang yang dianggap asing. menggonggong sesuai selera si tuan Gug- guk. Heee heeee.

Itulah dua jenis orang radikal yang sesungguhnya. Mereka saling bersinergi membangun narasi radikal yang hanya ditujukan kepada Islam, aktivis dan para ulama sebagai bidikannya. []

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *