Oleh: Irma setyawati, S.Pd (Pemerhati Masalah Sosial)
Dilansir dari bisnis.com, Jakarta. Pengadilan Israel memberi ijin warga Yahudi beribadah di komplek masjidil Aqsha. Hal itu tentu memicu ketakutan warga Palestina bahwa Yahudi akan mengambil situs paling suci umat Islam di Yerussalem. Tidak cukup hanya dengan menjajah Palestina, akan tetapi Israel terus mengusik ketenangan dan mengganggu ibadah kaum muslim.
Kondisi ini tetap berlangsung selama belum terwujud solusi tuntas berupa dihapuskannya eksistensi Israel dari tanah kaum muslim. Solusi dua negara dan menjadikan komplek masjidil Aqsha sebagai milik dua bangsa (Palestina-Israel) justru akan mengintensifkan provokasi Israel demi meraih tujuan mereka yakni menguasai secara penuh seluruh tanah Palestina.
Ketika kita menengok sejarah, sebenarnya tanah Palestina pernah jatuh dalam kekuasaan kafir penjajah dan diselamatkan oleh pasukan kaum muslim di bawah kepemimpinan Islam yang kuat dan berdaulat yaitu Khilafah Islamiyyah. Berangkat dari fakta tersebut, Palestina hari ini juga membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengerahkan kekuatan militer untuk membebaskannya dari penjajahan Zionis Israel.
Karena Palestina sekarang ini tidak mungkin melawan kecanggihan senjata Israel dan aksi brutal mereka serta manuver politik mereka dengan negara-negara kuat di dunia karena bangsa Palestina sesungguhnya belum merdeka dan berdaulat. Negeri- negeri kaum muslimin hari ini juga tidak berkutik melawan kekuatan global di belakang Israel. PBB pun sebagai polisi dunia tidak pro terhadap Palestina.
Maka yang bisa melepaskan Palestina dari penjajahan dan provokasi Israel saat ini adalah dengan menghadirkan kembali kepemimpinan Islam yang dalam khazanah Islam dikenal dengan Khilafah Islamiyah mengemban misi penerapan syariat Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta dapat terwujud. . Dan di masa tersebut umat Islam pernah menjadi Singanya dunia.
Pembebasan Palestina dari kekuasaan yang bengis ke dalam kepemimpinan yang adil terjadi ribuan tahun yang lalu, sementara penjajahan Zionis Yahudi atas warga sipil yang tidak berdaya masih terjadi di Palestina, bahkan di saat perjuangan hak-hak asasi manusia menjadi kampanye global.
Maka, tak salah jika Umat Islam kini menanti pembebasan Palestina oleh kekuatan kepemimpinan Islam karena itulah yang telah terbukti berhasil membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyat Palestina selama ribuan tahun.
Pasca keruntuhan Khilafah Utsmaniyah yang terakhir pada tahun 1924 hingga saat ini tidak ada satu pun penguasa Muslim yang yang segera mengerhakna pasukannya untuk membela dan menyelamatkan kaum Muslim padahal jumlah umat Islam terbesar di dunia di bandingkan jumlah Israel.
Semua itu membuktikan bahwa untuk membela dan menyelamatkan Palestina adalah dengan berusaha mewujudkan kembali penguasa seperti Rasul saw dan para khalifah setelahnya.
Rasul saw pernah menghilangkan ancaman pasukan Romawi terhadap kaum Muslim yang ada di wilayah Tabuk. Rasul saw menggunakan kekuasaan dan kekuatan beliau sebagai kepala negara dengan memobilisasi pasukan kaum Muslim. Beliau memimpin sendiri pasukan kaum Muslim menuju Tabuk dengan menempuh jarak sekitar 700 km dalam keadaan sulit.
Pembelaan seperti itu pula yang ditunjukkan oleh Khalifah al-Mu’tashim Billah saat memenuhi permintaan tolong seorang Muslimah yang dianiaya oleh pasukan Romawi di Amuria. Khalifah al-Mu’tashim Billah mengerahkan puluhan ribu pasukan yang ujungnya telah tiba di Amuria, sementara ekornya masih berada di Baghdad. Dengan cara itulah Amuria pun ditaklukkan.
Dan kita sangat yakin bahwa hadirnya kembali kepemimpinan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyahlah yang akan mampu membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel.
Wallahua’lam bishawab.