Prank Ultah Dapat Merenggut Nyawa
Oleh: Lisa Ansari
Dalam merayakan hari ulang tahun, banyak orang melakukan prank sebagai upaya memberikan kejutan di hari spesial seseorang seperti ulang tahun. Salah satu korban dari prank ultah adalah Fajar Nugroho siswa SMA Negeri 1 Cawas kabupaten klaten meninggal dunia usai diceburkan ke kolam oleh teman-temannya saat merayakan ulang tahun senin 08/07/2024 siang. Mereka memberikan surprise menyiram Fajar pakai tepung dan menceburkan ke kolam 1,75 meter. Fajar disebut-sebut bisa berenang sehingga teman-temannya tak khawatir tenggelam. Tapi nahas saat menepi, dia berpegangan pada pipa yang berisi kabel yang beraliran listrik. Dua teman membantu mengangkat Fajar dari kolam tapi keduanya ikut tersetrum. “Yang satu bisa naik ke atas, yang satu bisa naik dengan bantuan pertolongan dan masih dirawat di RS. Korban yang meninggal satu,” kata Kapolsek Cawas Iptu Umar Mustofa, Senin (7/7/2024) malam, dilansir detik Jateng.
Korban dari prank ultah bukanlah hal yang baru bahkan sudah sering terjadi. Seperti dilansir dari KOMPAS.com (23/02/2020) terjadi kasus yang mirip dimana dua pelajar tewas setelah tenggelam di underpass kedalaman 4 meter Kalurahan Kulur, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian tersebut diduga berawal dari surprise yang ditujukan kepada salah satu korban tewas Riyan Hariyanto (15), yang berulang tahun Sabtu (22/2/2020). Selain Riyan, Tegar Kurohman (15) warga Tawangsari, Pengasih, juga tewas. Hal serupa juga menimpa almarhuma Maizatul Farhanah siswi kelas VII SMPN 3 Batam meninggal dunia (16/12/2010) ia mengalami depresi karena dikerjai oleh teman-teman sekolahnya termasuk wali kelasnya dalam memberikan surprise ultah yang ke-13.
Ulang tahun adalah hari spesial yang ditunggu-tunggu dan membahagiakan bagi semua orang karena hari ulang tahun adalah hari di mana kita bertambah usia. dalam memperingati ultah biasanya seseorang memberikan kejutan baik yang menyenangkan maupun yang diluar nalar tanpa berpikir dengan cermat bahwa yang dilakukan apakah berbahaya atau tidak. Mirisnya meski sudah banyak menelan korban, tetap saja surprise semacam ini masih sering dilakukan bahkan kian menjamur di masyarakat khususnya dikalangan remaja.
Banyaknya peristiwa serupa yang terjadi tentu tidak lepas dari pola pendidikan hari ini, semua akibat sistem pendidikan sekuler kapitalisme yang diterapkan saat ini, di mana kaidah berpikir generasi kita hari ini berlandaskan materi dan kesenangan semata. Dalam sistem kapitalisme seperti saat ini, generasi muda mudah sekali terbawa arus pergaulan liberal. Remaja ingin eksistensinya diakui tetapi seringkali ditunjukkan dengan aksi-aksi dan perilaku di luar kendali, berperilaku spontan, impulsif dan mudah terbawa perasaan, seringkali dilakukan sekedar bersenang-senang dan jauh dari produktif. Sehingga apa yang kita saksikan hari ini adalah hasil dari pendidikan yang jauh dari aqidah serta perbaikan moral dan akal.
Tentu hal ini berbeda ketika Islam diterapkan. Islam memiliki sistem Pendidikan yang mengajarkan kaidah berpikir benar yang akan menghasilkan amal produktif yang dihasilkan dari berpikir mendalam, setiap individu harus memiliki kaidah berpikir mendalam dan benar. Mendalam artinya ia berpikir sebelum berbuat, tidak grasa–grusu (gegabah), dan selalu waspada serta berhati-hati. Pendidikan adalah jalan utama dan penting dalam melahirkan generasi berkualitas. Mengingat pentingnya peran ini, Negara Khilafah menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan asasi yang harus dijamin pemenuhannya. Daulah akan mengedukasi masyarakatnya. Dalam menyusun kurikulum dan materi pelajaran, negara memiliki dua tujuan pokok pendidikan yang harus diperhatikan. Pertama membangun kepribadian Islam, pola pikir (aqliyah) dan sikap (nafsiyah) bagi umat, kedua mempersiapkan anak-anak kaum muslim agar kelak mereka menjadi ulama-ulama hebat yang ahli dalam bidangnya masing-masing.
Negara juga memiliki sistem yang sempurna yang menjamin terbentuknya kepribadian yang mulia baik di keluarga, sekolah maupun di tengah masyarakat. Semua dimulai dari lingkungan keluarga yang dibangun berlandaskan aqidah Islam sehingga terbentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Peran kedua orang tua begitu penting dalam mendidik anak-anaknya dengan cinta dan kasih sayang mengajarkan mereka ilmu agama sebagai bekal ketika mereka nantinya berbaur ke ranah publik. sementara dalam sistem pendidikan yang diterapkan berasaskan aqidah Islam, sekolah akan fokus pada pembentukan kepribadian anak didik. Negara memastikan kurikulum yang diterapkan mampu membentuk pola pikir dan pola sikap berasaskan Islam.
Dengan begitu generasi hanya fokus pada aktifitas yang positif jauh dari perbuatan yang sia-sia. Yang ada generasi akan terstimulus untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Wallahu’alam