Oleh : Agung Andayani
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu (18/11/2020) telah mengeluarkan “piagam nilai-nilai Republik” . Piagam tersebut ditujukan kepada CFCM dan dipaksa harus menerimanya. Tujuan dari piagam untuk mengultimatum 15 hari kepada Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM). Dan piagam tersebut telah menyatakan bahwa Islam adalah agama dan bukan gerakan politik. (BBC).
Begitu takutnya Prancis terhadap Islam politik. Apa yang menakutkan dari Islam politik? Mari kita cari tahu apa itu Islam politik?
Islam tidak akan bisa di pisahkan dengan politik. Jika kita buka kamus bahasa arab, maka kita akan dapati politik dikenal dengan assiyasah yang berarti mengurus. Karena Islam bukan hanya sebagai agama yang mengatur soal ibadah ritual (mengatur hubungan manusia dengan Alloh SWT) saja. Akan tetapi Islam juga mengatur semua aspek kehidupan manusia. Disinilah pentingnya penguasa, pemimpin/kholifah bagi seluruh umat muslim dipenjuru dunia.
Oleh karena itu penguasa adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam urusan umat, pengaturannya hingga kesejahteraannya. Penguasa akan senantiasa melayani rakyat (baik muslim maupun non muslim) dan mengurus rakyat sesuai dengan hukum syara. Mulai dari sistem pemerintahaannya, sistem ekonomi, sistem keamanan, sistem pendidikan dan kesehatan dan sebagainya semua harus berlandaskan dengan hukum syara bukan berlandaskan pada hawa nafsu/keinginan/kepentingan segelintir manusia. Dalam sudut pandang Islam manusia tidak berhak membuat hukum. Jika hal ini terjadi maka hukum bisa dibuat sesuai dengan selera sang pembuat hukum yaitu manusia itu sendiri. Padahal selera/kepentingan setiap manusia itu berbeda-beda.
Dan jika penguasa melenceng bahkan menentang hukum syara maka wajib dilengserkan diganti dengan penguasa yang bersedia menerapkan hukum syara dalam mengurusi rakyatnya. Lantas apa yang ditakuti dari Islam politik?
Kita tahu bahwa Prancis masuk bagian dari imperialisme Barat yang menerapkan sistem kapitalis demokrasi. Yang berlandaskan sekuler, memisahkan agama dari kehidupan bernegara. Agama hanya dianggap sebagai seremoni. Agama diakui hanya berada di dalam tempat ibadah saja. Di pemerintahan, pasar, kantor, rumah, pergaulan dan selain di tempat ibadah tidak ada yang namanya agama alias agama tidak berhak untuk mengaturnya.
Disinilah sumber perbedaan antara Islam dengan kapitalis demokrasi. Sampai kapanpun Islam tidak akan pernah menyatu dengan kapitalis. Jika sampai politik Islam menguasai kapitalis maka imperialisme Barat bisa terancam kekuasaannya. Mereka tidak akan bisa lagi membuat hukum sesuai dengan kepentingannya hal ini otomatis merugikannya. Maka para kapitalisme dan antek-antek nya berusaha sekuat tenaga memadamkan politik Islam untuk bisa exis menguasai dunia.
Sudah selayaknya umat muslim menyadari akan pentingnya politik Islam. Islam yang hakiki yang mampu melindungi menjaga dan mengembalikan kejayaan Islam. Bukan Islam moderat yang sejalan dengan kepentingan imperialisme Barat. Yuk melek politik Islam.
Wallahua’lam bishshawab.