Oleh : Raihun Anhar
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-Cov-2) adalah virus yang menyerang system pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini di sebut Covid-19. Virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada system pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. ia juga adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia. Virus ini juga bisa menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Pertama kali ini di temukan di Wuhan, China pada akhir Desember 2019, namun virus itu begitu cepat penularannya hingga sekarang hampir seluruh dunia telah di hampirinya, termasuk Indonesia. Corona sebenarnya satu kelompok dengan SARS dan MERS, tetapi berbedanya adalah ia lebih cepat penularannya dan gejalanya lebih parah dari kedua temannya tersebut (SARS dan MERS).
Gejala awal infeksi virus corona bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejalah ini muncul saat tubuh berusaha melawan virus. Pada umumnya orang mengenal gejala dari virus ini adalah demam, batuk kering, dan sesak napas dan waktu untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus adalah sekitar 14 hari namun ada juga yang tidak menunjukan gejala (Orang Tanpa Gejala).
Setiap hal yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari rencana sang pencipta, maka sebagai manusia yang beriman wajib percaya bahwa corona ini adalah ciptaan Allah bukan rekayasa, tak boleh mencela karena sama halnya kita mencela Allah sang pencipta yang telah menciptakan makhluk kecil ini. Ini adalah sebuah teguran dari Allah untuk kita manusia yang telah lama tak hidup menggunakan aturan dari-Nya, hidup tak normal dengan berbagai aturan yang manusia inginkan tanpa peduli syariah (aturan) Allah, bahkan menentang hak Allah sebagai pembuat hukum. Sudah lama kehidupan dunia ini tak normal. Cobalah perhatikan di sekeliling kita ada laki-laki sesame laki-laki saling mencintai, begitu juga wanita yang kita kenal dengan sebutan (LGBT), manusia menikah dengan hewan, berzina dianggap bukan dosa, orang tua menikahi anak. orang bergamis di bilang teroris, orang dakwah Khilafah dibilang Radikal, wanita muslim tak menutup aurat dianggap biasa, wanita berpakaian bikini dibilang itu Hak Asasi Manusia (HAM), pergaulan bebas merajalela, aborsi meningkat, korupsi meningkat, kemiskinan bertambah padahal katanya tanah ini tanah surga, lempat tongkat pun tumbuh, hidup di negeri kaya tapi melarat misalnya di Papua mereka punya emas dengan kualitas terbaik nomor 1 di dunia tapi mereka yang hidup di sana ada yang kelaparan hingga menderita gizi buruk dan susah dalam hal ekonomi.
Dunia memang telah lama tak normal. Ini bermula saat Aturan Allah tak lagi menjadi konstitusi tertinggi dalam kehidupan bernegara, manusia tak mau pakai aturan Allah (Alquran dan As-Sunah) sebagai aturan hidup dalam menyelesaikan problematika kehidupan. Manusia lebih memilih pakai pendapatnya yang lahir dari akal yang terbatas dan cenderung pada hawa nafsu dibandingkan Allah. Padahal yang menciptakan manusia dan akal adalah Allah, yang kasih bumi dan rezeki Allah, yang kasih nafas serta nyawa Allah, tapi masih saja sombong dengan tidak mau menggunakan aturan Allah SWT.
Padahal telah jelas dalam Alquran, Allah berfirman “Apakah hukum jahiliyah yang kamu kehendaki? Dan Hukum siapakah yang lebih baik dari hukum ku?”(TQS. Al-Maidah [5] : 50).
“Sekali-kali keputusan hukum itu hanya di tangan Allah, Dialah zat yang maha memutuskan kebenaran, sedangkan Dialah sebaik-baik Pemberi keputusan” (TQS. Al-An’am [6]: 57). Ada juga ayat Allah yang menjelaskan “Hendaklah kamu hukumi (perkara) di antara mereka berdasarkan apa yang diturunkan oleh Allah, dan janganlah kamu (Muhammad) mengikuti hawa nafsu mereka” (TQS. Al-Maidah [5]: 49).
Lebih jelas lagi Allah tegaskan “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci Sesutu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”(TQS. Al-Baqarah [2] : 216).
Jelas dari ayat-ayat alquran di atas bahwa hanya Allah yang berhak membuat hukum bukan manusia. Manusia diciptakan sebagai hamba dan untuk beribadah kepada Allah, ini Allah jelaskan dalam Alquran “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku” (TQS. Adh-Dhariyat [51]: 56). Jadi sebagai manusia kita tak boleh sombong dengan mengambil hak Allah sebagai pembuat hukum.
Inilah pesan yang ingin di sampaikan makhluk kecil ini, dia menegur manusia disaat manusia sudah sombong tak mau di atur oleh Allah sang pencipta langit dan bumi serta manusia sekaligus sang pembuat hukum. Dari makhluk kecil ini, Allah titipkan pesan cinta yang sangat berharga buat manusi,a jika manusia merenuginya maka ia akan paham, namun jika tidak di renungi maka tak akan bisa menemukan pesan cinta tersebut.
Dari Corona banyak hal yang positif yang bisa di petik, sebenarnya sebagai manusia saat terjadi wabah harusnya merenung dan bertaubat bukan meremehkan atau mencela musibah.
Sebagaimana hal ini pernah terjadi di masa lampau yakni pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, saat itu terdapat sebua musibah yang menguncang negara (khilafah) saat itu kemudian Umar sebagai Khalifah meminta seluruh rakyatnya untuk bertaubat kepada Allah karena ia sadar bahwa setiap musibah yang datang itu adalah teguran dari Allah atas kemaksiatan yang dilakukan manusia. kemudian seluruh rakyatnya pun bertaubat dan kembali hidup dengan ketaatan. Pada masa kepemimpinannya pula terjadi wabah thaun di negeri Syam dan pada waktu itu ia sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Syam, di tengah perjalanan rombongan Khalifah mendengar kabar bahwa Syam sedang dilanda wabah Thaun, lalu beliau sebagai pemimpin meminta rombongannya untuk balik haluan ke Madinah yang menjadi ibu kota dari Negara Khilafah karena beliau berpegang teguh pada perintah Allah dan Nabi SAW “Apabila kalian mendengar wabah thaun melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu” (HR. Bukhari & Muslim). Dari kisah Khalifah Umar bin Khattab inilah dunia belajar dan mengambil contoh untuk melakukan Lock Down. Dimasa Khalifah Umar bin Khattab wabah thaun ini bisa di selesaikan dengan baik dan keadaan ekonomi Negara tidak terancam krisis seperti sekarang. Ekonomi pada masa Umar bin Khattab adalah ekonomi yang bersandar pada syariah islam, tidak menggunakan riba dan mata uang yang dipakai adalah Emas (dinar) dan Perak (dirham) yang tak pernah mengalami krisis.
Dari kisah Khalifah Umar dan realitas sekarang kita bisa bandingkan bahwa kehidupan manusia di masa Khalifah Umar jauh lebih baik dan bahagia.
Mengapa demikian? Jawabannya karena pada saat itu pemimpin Negara dan juga masyarakatnya menggunakan islam sebagai life style, apapun yang mereka lakukan mereka semuanya bersandar pada hukum syara bukan pakai pendapat mereka. Hidup dengan pemimpin yang luar biasa dialah Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasul yang di jamin surga oleh Allah namun beliau tak pakai pendapatnya selama ia menjadi pemimpin Negara super power waktu itu. Beliau juga adalah salah satu pemimpin yang sangat di takuti oleh musuh (kaum kafir) bahkan setan pun takut padanya.
Kapitalisme telah terbukti gagal membawa manusia pada kesejahteraan dan kebahagiaan hidup yang di inginkan. Maka dari itu jika ingin bahagia dunia hingga akhirat yakni harus kembalikan hak Allah di muka bumi dalam naungan daulah khilafah (Negara yang menerapakan hukum Allah secara menyeluruh). Allah sang pengatur alam semesta dan pengatur dan selama ini hak Allah tersebut telah kita ambil maka yang harus di lakukan manusia sekarang adalah bersama-sama untuk mengembalikan dunia ini kepada sang Pencipta dengan mengokohkan ukhuwah untuk menyambut janji Allah yakni tegaknya daulah khilafah yang mengikuti metode Rasulullah SAW. Dari corona Allah titipkan pesan cinta untuk manusia agar kembali pada-Nya. Wallahu alam