Oleh: Rumaisha 1453
(Aktivis BMI Community Kota Kupang dan Member AMK)
Sungguh di dalam sejarah umat-umat ada hari-hari yang bersinar, yang merupakan kebanggaan mereka. Lalu bagaimana jika hari-hari itu adalah hari saat kabar gembira Rasulullah Saw terwujud. Sungguh tidak diragukan lagi, hari itu merupakan bintang yang bersinar di langit. Bahkan laksana matahari yang menyinari dunia. Mengangkat umat ke ufuk langit. Itulah hari-hari yang mengikat yaitu penaklukan kota Konstantinopel. (Al- ‘Alim al-Jalil Atha’ bin Khalil Abu ar-Rasytah).
Itulah spirit perjuangan dari buku berjudul Muhammad Al-Fatih 1453, sehingga wajar buku ini menjadi idola di kalangan intelektual. Baru-baru Dinas Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluarkan surat yang berisikan intruksi membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Y Siauw untuk meningkatkan minat literasi siswa. Karena munuai banyak kritik akhirnya surat edaran ini dibatalkan. Pembatalan ini hanya berselang satu jam setelah surat edaran itu dikirim ke seluruh sekolah. Pihaknya mengaku teledor karena tidak mengetahui asal organisasi penulis. (https://www.viva.co.id, 02/10/2020).
Kejadian ini pun dikritik politikus PDIP mengenai Kadinas yang memberi tugas siswa membaca buku Muhammad Al-Fatih 1453 karya Felix Siauw. Anggota DPR PDIP mengatakan bahwa penulis buku ini adalah tokoh organisasi yang dibubarkan pemerintah yakni HTI. Karena organisasi ini pun berlawanan dengan pancasila. Dia juga menganggap wajar jika konterversi muncul, karena banyak orang dengan gampang menduga buku ini adalah propaganda. (https://www.portal-islam.id, 04/10/2020).
Negeri yang mayoritas penduduknya Muslim akan tetapi lagi-lagi membenci pejuang Islam dan ajaran Islam. Pejuang yang seharusnya menjadi teladan bagi para pemuda kini pun coba untuk dihilangkan. Bukan hanya ini, sebelumnya para ulama dipersekusi, film JKdN yang kemudian diblokir. Tidak mempan pejuang Islam dipersekusi, kini buku karya dari pejuang Islam pun mulai dipersekusi.
Salah satu persoalan di negeri ini adalah melakukan perubahan terhadap generasi muda. Karena selama ini generasi yang dijadikan sebagai contoh dalam menjalankan kehidupan adalah generasi yang biasa saja. Generasi yang hanya menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia, seperti main tik-tok, main berbagai macam game, main sosmed sampai lupa waktu, hingga berbagai aktivitas anarkis lainnya. Kebanyakan kalangan pemuda juga yang hanya mengidolakan para artis di dalam maupun di luar negeri. Generasi yang banyak dijadikan contoh adalah para artis korea.
Dengan gambaran sosok generasi yang tidak begitu jelas, ditambah lagi suasana sistem yang tidak jelas pula, maka bertambahlah penderitaan generasi di negeri ini. Suasana sistem kapitalis-sekuler-liberal hari ini yang sangat mendukung agar pemuda dengan bebas memilih sosok untuk dijadikan teladan. Tanpa mempertimbangkan lagi pengaruh sosok generasi tersebut dalam hidupnya. Pada akhirnya banyak pemuda yang hidupnya punya banyak keinginan, tapi tidak ingin bergerak untuk mewujudkannya.
Di dalam buku yang dibatalkan untuk dibaca oleh para siswa tersebut berisikan sosok pemuda tangguh. Muhammad Al-Fatih sang pemuda penakluk kota Konstantinopel. Pemuda ini mengajarkan agar kita seharusnya memliki cita-cita yang besar, serta berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Bukan hanya itu pemuda penakluk ini memiliki keimanan yang sangat kuat sehingga Ia percaya dengan bisyarah Rasulullah, serta mampu mewujudkannya. Bermodalkan persiapan yang matang sejak Ia masih belia, dipilihkan guru terbaik untuk belajar Islam dengan sungguh-sungguh, ibadah shalat rawatib dan shalat malam pun tidak pernah Ia tinggalkan semejak balig.
Berbeda jauh sekali dengan generasi hari ini. Setiap bulan oktober diperingati sebagai hari pemuda didalamnya, akan tetapi tidak berefek untuk pemuda saat ini. Pemuda hari ini jauh dari Islam. Bahkan penguasa di negeri ini pun menghimbau agar pemuda Indonesia mencontohi pemuda Korea. Rezim serta sistem yang sekuler akan melahirkan pula generasi yang sekuler. Semakin kokohlah nilai-nilai sekuler yang ada di negeri ini, karena penerus nilai ini adalah pemudanya sendiri.
Lantas bagaimana sistem Islam mengatur agar pemuda-pemudanya bermental penakluk seperti Muhammad Al-fatih? Sistem Islam menciptakan suasana keimanan di tengah-tengah masyarakat. Bukan hanya individunya yang beriman, akan tetapi masyarakat serta negaranya pun beriman. Negara menerapkan seperangkat aturan syara’ yang akan memberikan kesejahteraan dan ketenangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu pemuda akan tersibukkan dengan sesuatu hal yang besar, memiliki keyakinan serta cita-cita yang besar dalam mewujudkan janji Allah SWT serta bisyarah Rasulullah Saw.
Pemuda dalam sistem Islam akan memiliki kesadaran yang penuh dalam upaya mewujudkan janji Allah SWT. Sistem Islam akan mencetak generasi penerus Muhammad Al-Fatih serta penakluk Roma. Dengan memperhatikan sistem pendidikan serta penerangan yang ada dalam negara Islam. Sistem pendidikan yang berasaskan Aqidah Islam akan memberikan pengajaran serta pembinaan yang luar biasa agar para pemuda memiliki keimanan yang kuat, serta keahlian pada bidangnya masing-masing. Sistem penerangan dikontrol oleh negara, agar informasi serta tayangan-tayangan yang disajikan kemudian akan membuat pemuda bergerak.
Semua ini bisa terwujud apabila pemuda hari ini sadar akan bobroknya sistem yang melahirkan generasi seperti hari ini. Bukan hanya sadar, akan tetapi dibutuhkan kontribusi dalam upaya mewujudkan agar kegemilangan Islam kembali. Maka akan terwujud Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Dan tiadalah kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (TQS Al-Anbiya: 107). Dari sinilah akan terealisasi pemuda yang memiliki keimanan yang kuat dengan adanya negara Islam.
WalLahu a’lam bi ash-shawab