Permainan dalam Pandemi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Arrasy Nur Illahi (Aktivis Mahasiswa Ikip Siliwangi)

Serangan makhluk kecil tak terlihat semakin meningkat, banyak yang terdampak bukan hanya dari dunia kesehatan saja tetapi mejalar ke segala aspek kehidupan, hingga adanya permainan mafia yang meperkeruh keadaan.

Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Arya Sinulingga mengatakan “Jadi ini sudah mafia dunia, bukan lagi lokal dan ini di dunia sudah terjadi,” ujar Arya. Menyatakan permainan mafia alat kesehatan ini sudah terjadi pada level dunia.

Dugaan ini muncul lantaran tingginya impor Indonesia untuk produk-produk tersebut, salah satunya ventilator. Saat ini, ventilator menjadi alat kesehatan yang diburu semua negara.

Akibatnya, terjadi kekurangan pasokan, termasuk di Indonesia.
Selama ini, Indonesia memang mengimpor barang-barang kesehatan  hingga bisa mencapai 90 persen.

Hal ini terjadi karena ketergantungan kepada barang impor menjadi penguji Indonesia di masa pandemi Covid-19 ini. Ketika permintaan tinggi, Indonesia kebingungan untuk memenuhi kebutuhannya, baik di alat kesehatan dan bahan baku obat. Bahkan, saat ini indonesia harus beradu dengan negara lain untuk mencari bahan baku.

Hal itu pun membuka mata
Arya dengan berkata “Bila produksi itu bisa diwujudkan, tuturnya, berarti selama ini Indonesia memang bisa memproduksi ventilator di dalam negeri. Selama ini kita ngapain saja?” kata dia. Dan Eric Thohir pun berpendapat “Jangan semua ujung-ujungnya duit terus, dagang terus, akhirnya kita terjebak short term policy. (Impor alat kesehatan) Didominasi mafia, trader-trader itu, kita harus lawan dan ini Pak Jokowi punya keberpihakan itu,” kata Erick lewat akun Instagramnya, Kamis, 16 April 2020, yang mengunkapkan bahwa selama ini hanya sibuk berdagang (trading) tanpa membangun industri dalam negeri.

masalah alat kesehatan ini, Arya mencari solusi dengan berusaha mengumpulkan perguruan tinggi dan industri otomotif untuk membuat ventilator. Hanya dalam tempo sebulan, perguruan tinggi mampu membuat ventilator meski bukan untuk ICU.

Namun sayangnya, proyek ini membutuhkan dana yang besar dan lagi-lagi indonesia akan mengandeng investor asing agar mau menanamkan modalnya di Indonesia untuk membangun industri alat kesehatan.

Padahal selama ini, apa untungnya investasi bagi Indonesia? Apakah merubah nasib rakyat?, apakah mengurangi jumlah pengangguran? Ataukah sebaliknya? Rakyat tetap dalam kesengsaraan.

Sayangnya, salah satu mentri mengatakan utang tak sepenuhnya buruk. Utang dinilai baik jika digunakan untuk memperkuat keuangan. Dari mana dasarnya utang itu dapat bernilai baik?

Utang berbasis riba hanya baik bagi negara kreditur, tapi buruk bagi negara debitur.

Sangat jelas bahwa kapitalisme yang menjadi dalangnya. Utang adalah alat yang tepat untuk mencekik sebuah negara. Dan negara pengutang menjadi bergantung kepada piutang.

Padahal, Jika Indonesia mampu mengelola kekayaan alamnya sendiri, itu cukup untuk membangun kemandirian ekonomi di berbagai sektor

Hanya saja, semua itu hanya bisa ditercapai disaat sistem kapitalisme dicabut, namun Selama sistemnya sama, berbagi cara apapun akan sia-sia. Sebab, kebijakan yang merusak adalah ideologi kapitalis-liberal.

Maka untuk itu, melepaskan diri dari tekanan global hanya bisa dilakukan jika sistemnya dirubah dengan sistem islam. Karena Islam memiliki paket komplit untuk menghadapi dan menuntaskan berbagai problematik.

Hanya dengan sistem islam yang mampu menadingi kapitalisme global dalam bingkai khilafah, sudah saatnya kita menghirup udara segar dengan membebaskan diri dari kapitalisme dan membuat Tatanan dunia baru karena dunia mebutuhkan khilafah sebagai pembaharu.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *