Perilaku Remaja Sadis, Berujung Tragis

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ayyatul.S.N (Pemerhati Remaja, Revowriter dan Aktivis Muslimah)

Jagat maya dihebohkan oleh perilaku remaja sadis, terlebih ia seorang gadis belia yang baru duduk dibangku SMP usianya kisaran 15 tahun. Kisah tragis yang dialami bocah kecil berusia 5 tahun dihabisi nyawanya tanpa ampun. Gadis sadis ini seperti tak menyesali perbuatannya, ia berucap puas setelah membunuh, sungguh mengerikan sekaligus aneh. Tidak ada rasa kemanusiaan yang tersirat apatah rasa kasih sayang seperti perempuan pada umumnya yang menggunakan perasaan.
Menurut Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto menyebut pelaku tak menyesali perbuatannya, justru merasakan kepuasan. “Ini agak sedikit unik, si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh. Kemudian menyatakan saya tidak menyesal tapi saya merasa puas,” kata Kombes Heru kepada wartawan di lokasi kejadian, Sawah Besar, Jakpus, Jumat (6/3/2020). (Kompas.tv)

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan saat ini NF masih diperiksa. “Kami tanya bagaimana perasaan setelah kejadian ini, dia katakan ‘saya puas’. Yang bersangkutan akan kami periksa secara psikologis secara mendalam,” kata Yusri saat jumpa media di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).

Yusri mengatakan kepolisian meminta bantuan dari ahli Psikologi untuk mengetahui secara pasti motif pembunuhan. Dari pemeriksaan sampai saat ini, NF mengaku membunuh karena hasrat yang muncul seketika. (Cnnindonesia.com)

Sekuler Liberal Mengikis Moral
Pada era digital seperti saat ini masih ingat kisah remaja yuyun yang dibunuh tanpa ampun. Dan baru-baru ini juga pembunuhan sadis terjadi oleh gadis belia NF kepada bocah kecil A. Perilaku yang begitu mengerikan tidak habis pikir setega itu membunuh teman sepermainannya hanya untuk kepuasan semata dan rasa penasaran bagaimana rasanya membunuh.

Di samping itu perilaku NF kerap kali kasar dan sadis terhadap binatang, dan ia terinspirasi dari film favorit tontonannya. Tak hanya itu saja NF juga dari keluarga yang broken home, sehingga pengawasan orang tua dalam tumbuh kembangnya sangat kurang.
Sebagian besar remaja menghabiskan waktu berselanjar di dunia maya. Banyaknya aplikasi yang tidak menyaring konten-konten negatif sehingga yang tadinya tontonan dibuat untuk hiburan menjadi tuntunan remaja saat ini. Dari konten youtube yang bebas ingin mencari tentang apa, tik tok untuk eksplor diri berperilaku bebas, whattpad yang banyak cerita-cerita kurang bermoral diikuti dan masih banyak lagi aplikasi di era digital yang tidak disaring terlebih dahulu. Karena negara kita bersistem sekular liberal, sehingga bebas menggunakan aplikasi untuk apa.

Standar yang dipakai untuk mengunggah sebuah karya dibuat menggunakan standar manusia. Sehinggga dewasa ini kemungkinan banyak remaja yang terkikis moralnya, tercabut rasa kemanusiaannya. Juga perilaku remaja perempuan yang tidak ada lagi belas kasihan dan hanya menuruti kepuasan hawa nafsu belaka.

Pengawasan dari orang tua juga sangat berperan penting, karena remaja masih butuh bimbingan apalagi zaman yang sudah rancu mana baik dan buruk. Ketahanan keluarga dari rumah salah satu untuk membentengi moral anak-anak saat ini. Namun sistem negara ini yang membuat ketahanan keluarga rapuh.

Seorang ayah yang sudah lelah karena kerja sehingga tidak lagi berperan membimbing keluarga, juga ibu sama sibuknya membantu memenuhi pundi-pundi ekonomi. Memang sistem sekular liberal telah mencapai kemajuan teknologi yang tinggi namun juga bertanggung jawab telah menjauhkan agama dari kehidupan sehingga individu juga keluarga menjadi korban karna jiwa kering akan sentuhan rohani.

Sistem sekuler liberal negara ini tidak dapat mengatasi masalah remaja, sebab terus terulang kembali kejadian yang mencerminkan rusaknya moral remaja. Dan sudah sewajarnya kita merujuk pada Islam untuk mengatasi rusaknya moral remaja karena Islam satu-satunya solusi untuk mengurai masalah kehidupan.

Islam Mengatur Pergaulan Remaja
Remaja memiliki jiwa pemberani, senang mengeksplor diri, berimaji dan berkreasi, dalam Islam remaja difasilitasi untuk mengembangkan diri sesuai syariat Islam. Namun sistem negara ini telah membebaskan kehidupan remaja dengan standart hawa nafsunya. Membuat remaja semakin liar dan berpikiran error.

Islam membentengi remaja dari berbagai arah, mengatur bagaimana pergaulan remaja. Arus deras pengaruh barat telah menelan korban termasuk para remaja dan juga tatanan keluarga. Dan masalah ini tidak bisa selesai hanya dengan menghadirkan psikologi, kepolisian ataupun orang tua yang bersangkutan, butuh peran negara untuk mengentaskan permasalahan ini.

Namun negara tidak cekatan semakin banyak kasus remaja berbuat sadis serta berakhir tragis. Inilah akibat kurangnya peran keluarga, tontonan yang tidak mendidik, dan sistem negara yang mengekor budaya barat.

Dalam Islam peran keluarga penting, ayah bertanggung jawab menjadi pemimpin (qowwam) untuk keluarganya. Ibu bertanggung jawab mengatur rumah tangga (ummu warabatul bait) juga madrasah pertama anak-anaknya. Dan seorang anak bertanggung jawab pada dirinya sendiri serta birul walidayn berbakti kepada kedua orang tua. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan bila ada yang menyimpang maka akan saling mengingatkan, karena keluarga merupakan kepemimpinan terkecil dalam sebuah tatanan negara. Butuh saling bersinergi untuk mencapai ketahanan keluarga, strong dari dalam rumah. Sehingga tercipta keluarga harmonis dengan satu visi misi menuju keridaan Allah Subhana wa ta’ala.

Adapun tontonan yang tidak mendidik terlebih memuat konten dewasa serta kekerasan akan diblokir dan tidak layak untuk ditonton. Islam akan memberikan tontonan yang mendidik, kisah-kisah pahlawan Islam, para penghafal qur’an, tentang tekhnologi dan sains, serta apapun yang dapat mengembangkan kepribadian Islam. Dengan begitu negara dan individu saling mendukung dalam menerapkan Islam secara kaffah.

Pada masanya Islam menjamin kehormatan dan memuliakan anak-anak sebagai penerus generasi. Sehingga Islam merupakan solusi akhir untuk mendidik generasi yang gemilang. Dan dari keluarga yang bertakwalah bibit unggul itu lahir. Sepanjang sejarah Islam telah membuktikan generasi unggul sejak usia dini.

Sebut saja Imam Bukhari yang sedari kecil terdidik dari keluarga taat agama, Imam Syafi’i juga Imam Abu Hanifah. Adapun sahabat nabi yang sedari kecil sudah menjadi panutan ialah Ali bin Abi Thalib dan Anas bin Malik. Sejarah mencatat kisah mereka sejak dini yang gemilang karena mengenal Islam.

Berpikirancemerlang dengan kacamata Islam, karena memahami ajaran Islam sepenuh hati. Mereka berprestasi tidak hanya di dunia namun juga di akhirat. Tidak seperti perilaku remaja saat ini Jauh dari Islam, berprestasi di dunia namun hatinya kosong karna jauh dari agama.

Penanganan Islam terhadap remaja yang bermasalah secara menyeluruh tidak hanya individunya saja atau keluarganya saja, namun juga negara bertanggung jawab. Saat para pakar remaja sekular liberal masih mencari solusi atas kasus para remaja, Islam sudah menemukan jawabannya jauh 13 abad silam. maka saat ini waktu yang tepat untuk kita mengembalikan lagi Islam ketengah-tengah umat. Sudah waktunya kita melanjutkan kehidupan Islam, dengan menerapkan Syariat Islam secara kaffah.
Wallahu’alam bishawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *