Perempuan Mulia di Bawah Panji Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ahmadah, S.M

 

Puluhan perempuan Afghanistan kembali menggelar demonstrasi menuntut pemenuhan hak-hak mereka di bidang pekerjaan dan pendidikan kepada pemerintahan Taliban, Ahad (16/1/2022). Sekelompok anggota Taliban membubarkan aksi unjuk rasa tersebut.
Demonstrasi yang diikuti sekitar 20 perempuan Afghanistan itu berlangsung di depan Universitas Kabul. Mereka meneriakkan “kesetaraan dan keadilan” seraya membentangkan spanduk bertuliskan “hak-hak perempuan dan hak asasi manusia (HAM)”. Republika (18/01/22)

Tantangan Perempuan di Afghanistan

Dalam sistem Kapitalisme-Liberalisme, perempuan seolah menjadi tumbal. Nasib perempuan selalu dirugikan. Di Afghanistan sendiri sejak Taliban kembali berkuasa, Afghanistan telah terjun ke dalam krisis ekonomi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, di mana bank-bank kehabisan uang tunai dan para pegawai negeri tidak pernah digaji selama berbulan-bulan. Pembekuan miliaran dolar aset Afghanistan oleh Amerika Serikat dan penghentian bantuan dana oleh lembaga keuangan internasional telah menyebabkan hampir runtuhnya sistem perekonomian Afghanistan yang rapuh yang dirusak oleh peperangan dan pendudukan selama puluhan tahun.
PBB pada Selasa (11/01/22) menyampaikan, sekitar 22 juta orang, lebih dari setengah populasi Afghanistan, menghadapi kelaparan akut. Kondisi semakin sulit bagi seorang perempuan setelah Taliban menyerukan, perempuan yang bekerja di sektor publik untuk diam di rumah. Karenanya banyak perempuan yang tidak bisa mendapatkan penghasilan, ini berakibat keluarga-keluarga disana terutama anak tidak bisa mendapatkan hal-hal yang bersifat mendasar, baik pendidikan, ekonomi bahkan sekedar makanan sehari-hari.

Perempuan dalam pandangan Islam

Dalam ranah publik kiprah perempuan belum sebanyak laki-laki. Di dalam Islam sendiri, Allah sudah mengatur antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan umum. Allah membebankan tugas mencari nafkah ada pada pundak laki-laki, sementara tugas utama seorang perempuan adalah sebagai umm wa robatul bait, yaitu sebagai ibu dan pengatur urusan rumah tangga. Kewajiban suami untuk menafkahi istri dijelaskan oleh Allah SWT:
“Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (istri) dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah : 233).
Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari sini, bahwa memang tugas mendidik anak-anak, membersamai mereka hingga mengantarkannya ke gerbang pernikahan adalah tugas mulia seorang perempuan.
Jika seorang ayah mengalami kesulitan atau kendala dalam mencari nafkah untuk keluarganya, maka beban memberi nafkah dialihkan kepada kerabat terdekat mereka. Jika kerabat sudah tidak sanggup untuk memberi nafkah, maka adalah kewajiban Negara untuk menjamin kelangsungan kehidupan keluarga tersebut. Jadi mencari nafkah bukanlah kewajiban seorang perempuan.
Perempuan memiliki tugas dan fungsi yang tidak kalah penting. Meskipun mereka tidak bergelut pada ranah publik, tetapi pendidikan anak-anak dalam keluarga, jika mendapatkan pengasuhan yang optimal dari seorang ibu dan diasuh dengan aqidah Islam yang kuat, maka akan bisa melahirkan generasi-generasi mulia, yang di dambakan umat.
Hal tersebut tidak akan bisa dicapai pada sistem Kapitalisme-Liberalisme yang menjunjung tinggi ide Feminisme dan menuntut kiprah perempuan setara dengan kiprah laki-laki. Karena hal ini menyalahi fitrah perempuan dalam pandangan Islam.

Perempuan mulia di bawah Panji Islam

Di dalam Islam, perempuan menduduki posisi yang mulia, sebagaimana laki-laki, hak-hak perempuan juga terjamin dalam Islam. Pada dasarnya, segala yang menjadi hak laki-laki, ia pun menjadi hak bagi perempuan. Agamanya, hartanya, kehormatannya, akalnya dan jiwanya terjamin dan dilindungi oleh syariat Islam sebagaimana kaum laki-laki. Inilah bukti bahwa islam memuliakan perempuan.
Tetapi pada pada sistem Kapitalisme-Liberalisme sekarang ini, hal ini akan sulit terwujud. Hanya dalam sistem Pemerintahan Islam-lah, perempuan bisa mendapatkan kemuliaan, baik dalam kehidupan dunia, maupun akhirat. Karena sistem pemerintahan Islam akan menjamin sepenuhnya kebutuhan hajat hidup rakyatnya, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan maupun ruhiyahnya. Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *