Peran Negara dalam Mengatasi Wabah Virus Menular

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Dyah Astri Wandi (Member Revowriter)

Bak film zombie yang tengah tayang di layar kaca, kini dunia tengah dibuat panik oleh virus korona yang berasal dari kota Wuhan, Tiongkok China. Bahkan tagar Virus Corona menjadi trending topik dalam jagat dunia maya sampai hari ini (28/1).

Dalam laporan China Central Televison (CCTV) yang dilansir Reuters pada Ahad (26/1), jumlah kematian akibat virus korona pun terus meningkat. Sebanyak 56 orang telah tercatat meninggal dunia dan 1.975 orang terinfeksi virus korona.

Virus corona baru atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) ini berasal dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan, di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan. Virus ini juga disebut sebagai virus corona Wuhan. Kasus pertama virus ini muncul pada Desember 2019 lalu dan semakin menyebar luas hingga kini.

Virus corona baru asal Wuhan ini dinyatakan bisa menular dari manusia ke manusia. Diketahui bahwa virus corona pada umumnya hanya menyebar antar hewan atau dari hewan ke manusia.

Penyebaran virus ini tergolong sangat cepat. Dalam pantauan peta digital John Hopkins University di Amerika menyebutkan virus ini telah menyebar hingga ke 13 negara didunia. Negara tersebut adalah China, Jepang, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Nepal, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Vietnam.

Lain dunia lain halnya Indonesia. Ditengah maraknya kewaspadaan negara-negara maju seperti halnya Rusia dan Amerika terhadap virus ini, ternyata kemarin pada hari Ahad (26/1) Pemprov Sumatera Barat menyambut ratusan kedatangan turis asal China di Bandara Internasional Minangkabau.

Sekda Sumbar Alwis mengatakan Sumbar punya kepentingan terhadap pariwisata sebagai sarana meningkatkan pendapatan daerah, sehingga tidak ada alasan menolak turis selama sesuai dengan prosedur. (CNNIndonesia.com)

Tak heran ini terjadi, mengingat China adalah mitra dagang terbesar di Indonesia saat ini terutama dalam hal kerjasama bidang pariwisata.

===
Bahaya Pola Hidup Liberal
Dengan pola hidup masyarakat yang liberal, mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan liar merupakan suatu hal yang unik dan langka bagi orang-orang China. Apalagi menurut mereka, hewan liar justru lebih bergizi daripada hewan ternak.

Tanpa peduli lagi bahwasanya hewan-hewan liar terutama Kelelawar yang menjadi sumber adanya virus ini ternyata memiliki 137 jenis penyakit dan 61 yang bisa mempengaruhi manusia.

Berbeda halnya dengan Islam, agama yang sempurna dan paripurna ini ternyata memiliki aturan yang luar biasa terkait mengkonsumsi makanan. Hanya yang halal dan thayyib yang boleh dimakan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al baqarah : 168.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Dan juga dalam sabdanya Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mencari yang halal adalah kewajiban setiap muslim sebagaimana dalam sabdanya: “Menuntut yang halal itu wajib atas setiap muslim.” (HR Ibdu Mas’ud).

===
Islam Mengatasi Wabah Penyakit
Dahulu, tepatnya 14 abad silam di zaman Nabi saw. Juga pernah terjadi wabah penyakit yang belum ada obatnya. Wabah tersebut ialah thaun (sejenis kusta yang menular).

Kala itu, Nabi yang juga merupakan sebagai kepala negara langsung memerintahkan agar mengisolasi dan mensterilisasi lokasi yang terjangkit wabah. Tujuannya agar ruang gerak virus tersebut terbatas pada wilayah tertentu.

Hal ini menjadi bukti kuat bahwa Islam juga peduli terhadap masalah penyebaran penyakit. Islam juga melarang mendatangi wilayah yang disana terdapat wabah penyakit. Sebagaimana dalam hadist Rasulullah saw. dari Abdurrahman bin Auf RA, Rasulullah bersabda, “Bila kalian mendengar wabah tengah mendera suatu daerah, maka janganlah kalian memasukinya, dan jika menyerang wilayah kalian, maka janganlah engkau melarikan diri.” (HR Bukhari).

Maka Indonesia seharusnya juga mengikuti apa yang telah Rasulullah contohkan di zaman dahulu. Mengingat negeri ini dihuni oleh penduduk muslim terbesar didunia. Bukan lantas kemudian membiarkan sumber dari adanya virus ini berada di wilayah yang belum terjangkit. Dan dalam posisi genting saat ini seharusnya negara juga mementingkan bagaimana kesehatan rakyatnya bukan membiarkan turis China masuk ke Indonesia demi alasan meningkatkan pendapatan daerah.[]

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *