Peradaban Islam, Peradaban Literat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh. Diana Septiani

 

100 tahun sudah umat Islam terpuruk karena ketiadaan Khilafah, sebuah institusi pemerintahan Islam. Bila kita hanya mengandalkan pelajaran agama Islam di bangku sekolah (apalagi sekolah umum bukan sekolah madrasah) maka kita tidak akan pernah tahu bahwa negara Islam dulu pernah berjaya selama beradab-abad lamanya.

Peradaban Islam telah memberikan kontribusi besar bagi dunia, termasuk dunia Barat. Siapapun yang jujur melihat sejarah pasti tidak akan mampu mengelak untuk mengakui peradaban Islam. Dalam masa kejayaan Islam, kemampuan literasi begitu tinggi. Sungguh sebuah peradaban gemilang.

Peradaban yang bermula dari tegaknya institusi pemerintahan Islam yang didirikan oleh Rasulullah saw., di kota Madinah pada masa silam. Berikut ini adalah bukti bahwa peradaban Islam adalah peradaban literat, di kala Barat tengah bermandikan lumpur di masa kegelapannya.

Pada masa Kekhilafahan Islam yang cukup panjang, terutama pada masa Kekhalifahan ‘Abbasiyyah tersebar luas perpustakaan-perpustakaan besar di berbagai wilayah Kekhalifahan. Misalnya, di Andalusia saja, pada abad ke 10, terdapat dua puluh perpustakaan umum. Yang terkenal di antaranya adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang tidak kurang memiliki 400.000 judul buku. Jumlah yang sangat luarbiasa untuk ukuran zaman itu.

Kemudian, jumlah koleksi buku di Perpustakaan Umum Darul Hikmah di Kairo tidak kurang dari 2.000.000 judul buku. Sementara di Syam, Perpustakaan Umum Tripoli –yang pernah dibakar oleh Pasukan Salib Eropa– bahkan mengoleksi 3.000.000 judul buku, termasuk 50.000 eksemplar Al-Qur’an beserta tafsirnya. Hal ini sangat berbeda jauh dengan kondisi di Barat. Menurut catatan Chatolique Encyclopedia, pada abad ke 14, perpustakaan Gereja Canterbury yang tergolong paling lengkap di Barat hanya mengoleksi 1.800 judul buku.

Bloom dan Blair bahkan berkata, “Rata-rata kemampuan literasi (kemampuan melek huruf membaca dan menulis) Dunia Islam di abad pertengahan lebih tinggi daripada Byzantium dan Eropa. Karya tulis ditemukan di setiap tempat dalam peradaban ini.” (Jonathan Bloom & Sheila Blair, Islam – A Thousand Years of Faith and Power, Yale University Press, London, 2002, p-105).

Maka sangatlah wajar karena begitu tingginya kemampuan literasi, pada masa Khilafah banyak terlahir para ulama, cendikiawan, dan para ilmuwan besar. Tercipta karya-karya fenomenal yang mengguncang dunia. Manfaatnya bisa kita rasakan hingga saat ini. Baik di bidang pendidikan, kesehatan, astronomi, dan masih banyak lagi. MasyaAllah!

Tentunya kita sangat mendambakan kembali tegaknya peradaban Islam. Peradaban yang akan mengeluarkan manusia dari kegelapan dan menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.

Wallahu a’lam bishshowab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *