Oleh : Citra Amalia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang diciptakan dengan segala potensi yang terdapat di dalamnya. Salah satu yang diberikan berbeda dengan makhluk lain adalah manusia diberikan akal yang dapat digunakan untuk mengagumi segala ciptaan Allah swt di muka bumi ini. Akal juga dapat manusia gunakan untuk mengenal jati diri masing-masing, dibantu dengan alat indera yang telah diberikan secara lengkap untuk dapat melihat, merasa, mendengar, meraba dan mencium. Sehingga, alat indera yang begitu kompleks tersebut, semakin sadarlah kita bahwa begitu banyak hal yang harus kita syukuri dalam satu kali kita bangun dari tempat tidur setiap harinya. “Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).
Akal yang sudah Allah swt ciptakan haruslah kita manfaatkan untuk berpikir mengenai kekuasaan-Nya. Meskipun semakin berkembangnya teknologi modern masa kini, faktanya, manusia masa kini mudah terpengaruh akan sesuatu yang sering muncul, populer dan terlihat secara nyata hingga melahirkan orang-orang yang mengalami kesulitan untuk percaya sesuatu apabila dihadapkan pada salah satu permasalahan atau kejadian yang tidak dapat mereka indera atau rasakan secara langsung, namun harus mereka ingat atau pahami secara langsung. Manusia akan mengalami kesulitan mempercayai apabila pengalaman yang berjenis seperti itu tidak didalami dalam keilmuan dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga lahirlah orang-orang atheis yang tidak mempercayai Tuhan karena mereka merasa tidak melihatnya secara langsung. Kemudian ada juga yang disebut dengan agnostic ketika mereka mempercayai keberadaan Tuhan atau pencipta namun enggan memilih pada pedoman agama tertentu.
Masa kini, anak di zaman modern akan lebih banyak menghadapi segala bentuk hal yang sifatnya teknologi yang canggih dan bersifat kompleks dibandingkan yang tradisional dan sederhana. Namun di sisi lain, akhlak atau moral generasi muda pun semakin berkurang pada kehidupan sosialnya sehari-hari. Di situlah peran ulama atau ahli ilmu untuk memberikan pengetahuan yang mudah dipahami dan diingat akademisi lain khususnya dalam hal ini generasi pemimpin masa depan. Ilmu menurut Imam syafi’I dapat dibagi hukumnya menjadi Fardhu a’in untuk ilmu-ilmu pedoman agama dan fadhu kifayah untuk ilmu-ilmu dunia lain, seperti kedokteran, arsitek dan lain-lain. Sehingga wajiblah kita untuk menuntun ilmu sebanyak-banyak selama kita masih memiliki umur di dunia. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah mengenai keutamaan dalam menuntut ilmu: Dalam surat al alaq 1-5 yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)” Dalam srat al mujaadilah ayat 1, yang artinya: 1“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu: ‘Berilah kelapangan dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dan beberapa hadits Rasulullah saw:
“Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).
Demikianlah hal yang perlu kita ingat mengenai keutamaan menuntut ilmu. Semoga kita semua semangat dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya, demi meraih rida Allah SWT. Semoga kita semua selalu termasuk dalam lindungan Allah swt dan dihindarkan dari ilmu tidak bermanfaat. Selalu dikuatkan dalam upaya menuntut ilmu dunia dan akhirat. Aamiin yaa Rabbal Allamiin.
Wallahua’lam bishawab.