PENISTAAN AGAMA, SEJARAH YANG TERUS TERULANG

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummu Arsyila (Member Pena Muslimah Cilacap)

 

Seorang Youtubers yang bernama Joseph Paul Zhang menistakan agama Islam dengan mengaku sebagai nabi ke-26 dan menghina Nabi Muhammad saw. serta menghina Allah swt. yang diunggah melalui akun Youtube miliknya.

Penistaan tersebut disampaikan melalui akun Youtube miliknya yang diunggah dalam sebuah forum diskusi Zoom, yang berdurasi sekitar tiga jam dua puluh menit.

Tak hanya menistakan agama Islam dengan mengaku sebagai nabi ke-26 dirinya juga menantang untuk dilaporkan ke pihak kepolisian sebagai penista agama,

 “Yang bisa laporin gua ke polisi gua kasih uang lo, yang bisa laporin gua penistaan agama, nih gua nabi ke-26, Joseph Fauzan Zhang meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25 dan kecabulannya yang maha cabulullah”, kata nya dalam akun tersebut.

Bahkan Josep juga menantang untuk dilaporkan ke pihak kepolisian dan berjanji akan memberi sejumlah uang kepada siapa saja yang bisa melaporkan dirinya ke pihak kepolisian dengan tuduhan penistaan agama, “Kalo Anda bisa laporan atas penistaan agama gua kasih loh satu laporan satu juta maksimum lima laporan, supaya jangan bilang gua ngibul kan, jadi kan lima juta di wilayah polres berbeda”, kata Joseph dalam video unggahannya, Sabtu (17/04/2021).

Dalam unggahan yang di beri judul ‘Puasa Lalim Islam’ tersebut Joseph juga menghina Allah swt. dengan menyebut kalau Allah sedang dikunci di Ka’bah hingga mengatakan bahwa umat Islam dibodoh-bodohi oleh ulamanya, salah satunya mengenai tindakan rudapaksa.

Di dalam video yang diunggah melalui kanal Youtubenya Joseph mengatakan mengapa perbuatan rudapaksa di Arab Saudi hanya minim kasusnya,

 “Makin beragama makin tinggi pemerkosaannya, di Arab itu lebih banyak pemerkosaan, cuma bedanya kalo di Arab datanya kecil kenapa? Karena kalo kamu lapor kamu yang dicambukin”, katanya.

Dia juga mengungkapkan bahwa umat Islam tidak mengerti tentang hal rudapaksa, “Kalo kamu diperkosa kamu lapor di Arab kamu malah dicambuk, makanya kelihatan datanya kecil, goblok orang Islam memang gak ngerti gituan”, ungkapnya.

Joseph juga mengatakan bahwa mereka yang membodohi umat Islam adalah para ulamanya sendiri, bahkan Joseph menuding Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin membodohi dan menipu umat Islam, “Orang yang pintar, orang Islam yang pintar kemudian menipu kalian yang goblok, kayak Sandiaga Uno ini, Si Ma’ruf Amin ini”, katanya.

Lebih lanjut Joseph mengatakan bahwa para ulama yang berpendidikan tinggi sudah mengetahui kalau Allah umat Islam itu maha biadab, “Para ulama-ulama yang sekolah nya pintar-pintar mereka tahu Allah Islam itu maha cabulullah dan maha biadab”, katanya.

Joseph juga menghina Allah swt saat membahas ibadah puasa di akun Youtubenya, ia menuding hal ini terjadi karena firman Allah yang dianggapnya sesat, “Gila ya Masya Allah, biadabnya Allahnya Islam ini, maha biadab Allah dengan segala firman cabulullahnya,” ucapnya.

Terkait aktivitas Joseph sebagai seorang Apologet Kristen dalam sebuah blog pribadinya yang menerangkan biografi singkatnya dia mengaku, sering mewartakan Injil dan mengajarkan iman Kristen melalui artikel-artikel, buku-buku, seminar, serta melalui jejaring media sosial.

Joseph juga mengklaim dirinya telah membaptis ratusan umat muslim yang telah disadarkan dengan pewartaan Injil. (fokusatu.com, 18/4/2021)

Inilah kasus penistaan yang baru-baru ini viral. Dengan bangganya dia mengaku nabi, menghina nabi Muhammad saw, manusia paling luhur beserta ajarannya juga menghina Allah swt. sang Khaliq Yang Maha Agung. Kasus semacam ini bukanlah kasus yang pertama kali terjadi namun sudah sering kali terjadi, ibarat sejarah yang terus terulang.

Tapi apa yang terjadi dengan para pelaku penistaan ini ? Apakah mereka di hukum mati ? Atau dipenggal kepalanya ? Sayangnya tidak. Mereka dengan bebas menikmati kehidupan mereka tanpa ada rasa takut akan dihukum. Karena negara ini berlandaskan kebebasan, selain itu negara juga tidak memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku penistaan agama ini. Sehingga para penista agama ini terus bermunculan bak jamur di musim penghujan.

Selain itu sistem yang digunakan sekarang adalah sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak menempatkan Islam sebagai sumber aturan.

Padahal hanya Islam sajalah agama yang memiliki peraturan-peraturan yang begitu terperinci sehingga mampu menyelesaikan segala problematika kehidupan. Seperti contoh dalam kasus penistaan agama ini. Islam dengan tegas menyatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang diharamkan dan pelakunya dinyatakan kafir. Hukumannya adalah hukuman mati. Al-Qadhi Iyadh menuturkan, ini telah menjadi kesepakatan di kalangan ulama dan para imam ahli fatwa, mulai dari generasi sahabat dan seterusnya. Ibn Mundzir menyatakan, mayoritas ahli ilmu sepakat tentang sanksi bagi orang yang menghina Nabi saw. adalah hukuman mati. Ini merupakan pendapat Imam Malik, Imam al-Laits, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ishaq bin Rahawih dan Imam as-Syafii (Lihat: Al-Qadhi Iyadh, Asy-Syifa bi Tarif Huquq al-Musthafa, hlm. 428).

Al-Qadhi Iyadh juga menegaskan, tidak ada perbedaan di kalangan ulama kaum Muslim tentang halalnya darah orang yang menghina Nabi saw. Meski sebagian ada yang memvonis pelakunya sebagai orang murtad, kebanyakan ulama menyatakan pelakunya kafir. Bisa langsung dibunuh. Tidak perlu diminta bertobat. Juga tidak perlu diberi tenggat waktu tiga hari untuk kembali ke pangkuan Islam. Ini merupakan pendapat al-Qadhi Abu Fadhal, Abu Hanifah, as-Tsauri, al-Auzai, Malik bin Anas, Abu Musab dan Ibn Uwais, Ashba dan Abdullah bin al-Hakam. Bahkan al-Qadhi Iyadh menyatakan, ini merupakan kesepakatan para ulama (Lihat: Al-Qadhi Iyadh, Asy-Syifa bi Tarif Huquq al-Musthafa, hlm. 428-430).

Penistaan terhadap marwah Nabi saw. terus berulang juga karena banyaknya kaum Muslim dan tokoh-tokohnya yang memilih diam. Mereka berpikir bahwa diam dan bersabar ketika Nabi saw. dinista adalah sebuah kebaikan. Padahal bungkamnya mereka membuat penistaan ini kian menjadi. Mereka pun sebenarnya telah berdosa karena mendiamkan kemungkaran. Mereka seperti lupa dengan sindiran Imam asy-Syafii kepada orang yang diam saat agamanya dihina:

مَنِ اسْتُغْضِبَ فَلَمْ يَغْضَبْ فَهُوَ حِمَارٌ

Siapa yang dibuat marah namun tidak marah maka ia adalah keleda.i (HR al-Baihaqi).

Ulama besar Buya Hamka rahimahullah juga mempertanyakan orang yang tidak muncul ghirahnya ketika agamanya dihina. Beliau menyamakan orang-orang seperti itu seperti orang yang sudah mati. “Jika kamu diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan.”

Pada zaman Nabi saw. ada seorang pria yang amat marah kepada istrinya karena terus-menerus menghina Nabi saw. Akhirnya, sang suami membunuh istrinya tersebut. Ketika kabar ini sampai kepada Baginda Nabi saw. dan pria ini mengakui perbuatannya, beliau bersabda:

« أَلاَ اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ »

“Saksikanlah bahwa darah perempuan yang tertumpah itu sia-sia (tidak ada tuntutan).” (HR Abu Dawud).

Karena itu, wahai kaum Muslim, marilah bela agama kita! Belalah Nabi kita yang mulia! Sungguh Nabi kita yang mulia telah berjuang membela nasib kita agar menjadi hamba-hamba Allah swt. yang layak mendapatkan Jannah-Nya kelak. Penistaan kepada beliau terus terjadi karena diamnya sebagian besar dari kita terhadap hal ini.

Penistaan terhadap Nabi saw. juga terjadi karena prinsip kebebasan berbicara yang diberikan sekularisme-liberalisme yang memberikan panggung kepada orang-orang yang mendengki dan terus menyerang Islam. Mereka dilindungi oleh berbagai peraturan dan orang-orang yang bersekongkol dengan mereka. Ketahuilah mereka tak akan pernah berhenti melakukan penyerangan terhadap agama ini. Kedengkian yang tersimpan dalam hati mereka jauh lebih besar lagi. (QS. Ali Imran: 118).

Agama ini sungguh tak akan dapat terlindungi jika umat tak memiliki pelindung yang kuat. Dulu Khilafah Utsmaniyah sanggup menghentikan rencana pementasan drama karya Voltaire yang akan menista kemuliaan Nabi saw. Saat itu Sultan Abdul Hamid II langsung mengultimatum Kerajaan Inggris yang bersikukuh tetap akan mengizinkan pementasan drama murahan tersebut. Sultan berkata, “Kalau begitu, saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar!” Kerajaan Inggris pun ketakutan. Pementasan itu dibatalkan. Sungguh, saat ini umat membutuhkan pelindung yang agung itu. Itulah Khilafah!

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *