Pengangguran Usia Kerja Tinggi, Islam Punya Solusi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Pengangguran Usia Kerja Tinggi, Islam Punya Solusi

 

Oleh Ranti Nuarita, S.Sos.
(Aktivis Muslimah)

 

Pengangguran salah satu fenomena yang hingga kini masih menjadi masalah yang besar di Indonesia, bahkan dunia. Adapun berita terbaru menyebutkan bahwa di tahun ini tercatat angka pengangguran di Indonesia hampir menembus angka 8 juta jiwa.

Mengutip dari CNN Indonesia, Jumat (05/05/2023) Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan per bulan Februari 2023 tercatat masih ada sebanyak 7,99 juta jiwa pengangguran di Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.

Jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran di tahun lalu, memang pada faktanya jumlah pengangguran di negeri ini berkurang. Akan tetapi, tetap saja jumlah yang hampir menyentuh angka 8 juta jiwa bukanlah jumlah yang sedikit. Terlebih lagi jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan maraknya pengangguran di Indonesia. Mulai dari jumlah angkatan kerja yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penciptaan lapangan kerja, jika ada lapangan pekerjaan sekalipun, rakyat harus bersaing dengan para tenaga kerja dari luar yang punya keahlian tertentu. Sedangkan rakyat terbatas keahliannya, belum lagi yang tidak memiliki keahlian apa pun tentu sudah dapat dipastikan kalah bersaing dengan tenaga kerja luar.

Bukan tanpa alasan masalah ini terjadi. Karena akar permasalahan sesungguhnya adalah karena sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan saat ini. Sistem ekonomi kapitalisme pada praktinya meniscayakan segalanya hal dipegang oleh para oligarki. Dengan goal agar para kapitalis dapat dengan mudah mengejar untung sebanyak-banyaknya tanpa peduli pada nasib rakyat.

Belum cukup sampai di situ, jika pun rakyat ingin membuka usaha sendiri, maka harus memutar otak untuk mendapatkan modal. Inilah, fakta sesungguhnya yang menjadi alasan pengangguran masih tetap marak. Ditambah lagi hari ini kebutuhan hidup kian hari kian meningkat, mulai dari kebutuhan pokok yang selalu naik, biaya pendidikan yang tak murah, biaya kesehatan yang begitu mahal, sampai pajak di setiap lini yang mencekik rakyat. Beginilah kondisi hidup dalam sistem kapitalisme. Negara sebagai pemegang kekuasan tertinggi pun abai bahkan seakan-akan menutup mata dan membiarkan rakyatnya harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sementara para kapitalis kian hari kian besar kekayaannya. Apalagi di sistem ini sangat memungkinkan bagi pihak-pihak tertentu untuk mengeruk sumber daya alam kita yang melimpah. Ya benar, kekayaan negara dengan mudah dikuasai para elite kapitalis yang bercuan. Mereka bisa melakukan apa pun, mereka dapat menguasai kekayaan alam yang seharusnya milik umum dan dapat menghidupi rakyat. Mereka begitu mudah membeli tambang emas bahkan pulau tanpa ada halangan dari pihak pemerintah.

Lain sistem kapitalisme, lain pula sistem Islam. Negara yang menerapkan sistem Islam memosisikan pemimpin adalah pemegang amanah yang kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat. Kesadaran ini yang akan menjadikan para pemimpin di sistem Islam senantiasa berhati-hati dalam membuat regulasi atau kebijakan. Dan yang pasti pemimpin dalam sistem Islam tidak akan pernah mengeluarkan aturan yang hanya memihak kepada kelompok atau individu tertentu. Hal ini merupakan perwujudan dari hadis Rasulullah Saw.

“Sesungguhnya Imam/khalifah (pemimpin) itu adalah raa’in yaitu pengatur juga pengelola, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas orang yang dipimpinnya itu.” (HR.Muslim)

Adapun mekanisme dalam sistem Islam ialah Islam mewajibkan negara menyediakan lapangan kerja yang memadai untuk mewujudkan kesejahteraan umat. Hal ini pun telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. juga para Khulafaur Rasyidin, yang di mana negara membantu rakyat dalam mendapatkan pekerjaan, negara juga memberikan bantuan modal dari baitulmal secara percuma, seperti tanah pertanian untuk dikelola oleh rakyat. Tentunya dengan birokrasi yang tidak berbelit-belit.

Tidak hanya itu dalam sistem Islam pendidikan gratis hingga perguruan tinggi. Rakyat pun tidak hanya mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian mereka, tetapi juga dibekali dengan skill dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalani hidup dengan baik. Terkait keamanan juga kesehatan negara pun akan memberikan gratis kepada rakyat. Pertanyaannya dari mana dananya? Yakni salah satunya dari pengelolaan sumber daya alam yang dikelola langsung oleh negara, yang hasilnya akan diberikan kepada rakyat dalam berbagai bentuk fasilitas umum.

Selanjutnya untuk sektor industri negara yang menerapkan sistem Islam tentunya akan lebih mengutamakan juga memberdayakan rakyat yang ada di dalam negeri dengan pengelolaan langsung oleh negara, hal ini bertujuan agar rakyat mudah mendapatkan pekerjaan sehingga tidak ada yang menganggur.

Begitulah mekanisme solusi Islam dalam mengatasi masalah pengangguran. Sungguh dengan tegaknya sistem Islam dalam wadah institusi negara sudah dipastikan kesejahteraan akan dirasakan tidak hanya oleh umat Islam, tetapi umat nonmuslim pun akan merasakannya.

Wallahualam bissawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *