Penampilan Glamor Pejabat, Pamer Berujung Pemeriksaan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Penampilan Glamor Pejabat, Pamer Berujung Pemeriksaan

Oleh Widya Kurnia Ulfa

Kontributor Suara Inqilabi

 

Kasus viralnya akun TikTok @awbimaxreborn yang angkat bicara tentang sejumlah sektor di Lampung kini semakin merambat luas. Pasalnya, jalan berlubang yang disebutkan oleh Bima di video TikTok nya semakin bermunculan di media sosial. Berbagai video yang dibagikan di media sosial baik oleh masyarakat Lampung maupun pengguna jalan di Lampung, memperlihatkan betapa parahnya jalan yang menjadi mobilitas mereka sehari-hari. Berbondong-bondong netizen memberikan komentar terkait video yang beredar tersebut. Sampai bermunculan lelucon yang menyebutkan bahwa Lampung adalah “kawasan wisata seribu lubang.”

Meluasnya kasus jalan berubang tersebut ternyata berimbas kepada pejabat pemerintah daerah setempat. Bagaimana tidak, warga setempat mengaku bahwa jalan utama tersebut tidak pernah diperbaiki selama 20 tahun lamanya. Dan hanya menambal bagian yang parah ketika Presiden Joko Widodo hendak melakukan kunjungan ke daerah tersebut. Maka adalah wajar jika banyak yang mempertanyakan kinerja pemerintah Lampung selama masa jabatannya.

Tak hanya kinerja yang disorot, kini kekayaan pribadi pejabat Lampung pun menjadi buah bibir yang hangat untuk diperbincangkan. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Lampung, Reihana lantaran merasa janggal dengan harta Rp 2 miliar milik Reihana. Terdapat perbedaan yang mencolok antara penampilan Reihana dengan harta kekayaan beliau yang tercatat di LHKPN selama menjabat 14 tahun menjadi Kadinkes Lampung.

Pamer Berujung Pemeriksaan

Sedang menjadi perbincangan publik belakangan ini, banyak pejabat yang diperiksa oleh KPK lantaran sering memamerkan kekayaannya. Sebut saja kasus Rubicon, berawal dari kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya, Mario Dandy Satrio berujung dengan diperiksanya Rafael Alun Trisambodo, ayah dari Mario yang menjabat sebagai Kepala Bagian Umum di Direktorat Jendral Pajak Kementrian Keuangan. Bahkan kasus ini berujung pada pemecatan Rafael oleh Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani.

Bukan hanya pejabat negara yang disorot, tapi juga istri dan anaknya. Seperti halnya kasus yang menimpa Massdess Arouffy, pejabat Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang disorot akibat unggahan istri dan anaknya yang memamerkan tas mewah di media sosial. Kasus ini langsung ditindaklanjuti oleh Inspektur Provinsi DKI Jakarta.

Sama halnya dengan kasus Kadinkes Lampung, Reihana. Alih-alih mencari sebab-musabab jalan berlubang yang tak kunjung diperbaiki, kini yang menjadi isu yang tak kalah seru dari kasus Lampung adalah pemeriksaan Ibu Reihana oleh KPK. Kepala Dinas Kesehatan Lampung Rihana memenuhi undangan Komisi Pemberantas Korupsi untuk klarifikasi terkait harta kekayaannya pada Senin 8 Mei 2023.

Sebelumnya, beredar postingan yang menampilkan Ibu Reihana tengah berpakaian mewah dengan perhiasan yang berlimpah. Berdasarkan laporan dari laman resmi milik KPK, harta kekayaan terakhir yang dilaporkan Reihana pada 16 Maret 2023 sebesar Rp 2,7 miliar pada 2022. Sejumlah aset berupa tanah, bangunan, mobil, dan kas senilai Rp 300 juta. Dengan 14 tahun masa jabatan yang dipangku oleh Reihana selama ini, mulai dari era gubernur Sjachroedien ZP, kemudian M. Ridho Ficardo, hingga kini masa jabatan Arinal Djunaidi telah menambah catatan nama pejabat negara yang gemar memamerkan kekayaan namun berujung pada pemeriksaan. Ditambah lagi dengan gentingnya kasus jalan berlubang Lampung yang semakin memanas.

Belajar dari Kesederhanaan Khalifah Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah sahabat sekaligus khalifah Rasulullah. Beliau hidup di masa Rasul dan menjadi sahabat terdekat Rasul. Umar bin Khattab merupakan khalifah ke-2 setelah Abu Bakar, yang memimpin kaum Muslimin selama 10 tahun lamanya. Pada masa ia menjabat sebagai khalifah, ada sebuah kisah menarik dari anaknya, yaitu Abdullah bin Umar. Kisah yang menggambarkan kesederhanaan kepemimpinan Umar bin Khattab.

Keluarga Umar bin Khattab terkenal dengan kesederhanaannya. Saking sederhananya, pakaian yang dikenakan oleh Umar memiliki empat belas tambalan, padahal saat itu ia menjabat sebagai seorang ammirul mukminin, pemimpin kaum Muslimin. Tak kalah sederhananya, anak Umar, Abdullah bin Umar pun sama. Suatu hari Abdullah mengadu kepada Umar bahwa kawan-kawannya mengejeknya lantaran baju yang dikenakannya sudah bolong. Lantas Abdullah meminta kepada Umar untuk dibelikan baju yang baru.

Akhirnya umar pun menghadap ke Baitul Mal, tempat semua keuangan negara disimpan. Umar hendak meminta gajinya sebagai khalifah diberikan di awal agar ia dapat membeli baju yang layak untuk anaknya. Tak disangka-sangka, jawaban dari pengurus Baitul Mal menghujam di hati Umar. Dengan tegas pengurus Baitul Mal menolak permintaan Umar dengan alasan jika ia memberikan gaji Umar diawal, tidak ada yang dapat memastikan umur Umar masih dikandung badan hingga ia dapat menunaikan kewajibannya sebagai khalifah hingga tuntas. Umar pun menangis dan membenarkan perkataan pengurus Baitul Mal tersebut.

Umar menyampaikan kepada anaknya untuk bersabar atas keadaan sulit yang sedang dihadapinya, dan menasehati anaknya untuk tidak meminta apa-apa yang belum menjadi haknya sebelum tuntas segala kewajibannya. Sungguh kisah khalifah Umar bin Khattab adalah sebuah tauladan yang patut untuk dicontoh, baik oleh pejabat negara hari ini maupun masyarakat pada umumnya. Bahwa sekelas Umar bin Khattab sekalipun yang menjabat sebagai pemimpin negara, takut dan menangis ketika hendak mempergunakan apa-apa yang tidak menjadi haknya.

Kekayaan dan Kekuasaan Adalah Titipan

Dalam pandangan Islam, kekuasaan dan kekayaan adalah titipan dari Allah swt. yang bersifat sementara, tidak kekal, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Siapapun manusia yang mendapat titipan dari Allah, baik itu jumlahnya besar ataupun kecil, semuanya akan tetap menjadi titipan yang kemudian hari akan diambil oleh pemilik-Nya.

Islam menegaskan bahwa orang-orang yang berlaku zalim akan mendapat azab yang pedih, terkhususnya para pemimpim atau pemangku jabatan. Sebab, merekalah yang seharusnya menegakkan syariat-syariat Allah di muka bumi. Jikalau ada seorang pemimpin berlaku tak adil atas apa-apa yang menjadi amanahnya, maka kedudukannya paling jauh dari sisi Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut:

“Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim.” (H.R Tirmidzi)

Dan Firman Allah yang berbunyi:

“Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapatkan siksa yang pedih.” (T.Q.S asy-Syura : 42)

Dengan demikian, sebagai pemangku jabatan hendaklah mengingat bahwa apa-apa yang menjadi miliknya hari ini adalah titipan dari Allah. Dan hendaklah menjalankan amanah kekuasaannya dengan tidak melanggar syariat Allah swt. Sebab sepersen rupiah yang digunakan tidak pada tempatnya akan tetap dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah swt.

Wallahua’lam bishshawab.

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *