Pembentukan Akhlak dan Moral Melalui Muatan Lokal (Mulok) Cukupkah?

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Pembentukan Akhlak dan Moral Melalui Muatan Lokal (Mulok) Cukupkah?

Oleh Lia April (Aktivis Dakwah)

Akhlak secara terminologi adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan mendengar untuk melakukan perbuatan. Sedangkan moral adalah standar perilaku yang memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok. Akhlak dan moral ibarat dua mata pisau yang sulit dipisahkan.

Begitupun di dunia pendidikan. Akhlak dan moral tercermin dalam perilaku siswanya. Para siswa saat ini tergolong kepada Generasi Z, dimana tantangan dalam membentuk akhlak dan moral sungguh luar biasa.

Sebagaimana dilansir dari Kab.Bandung |BBCom| Bupati Bandung, H.M. Dadang Supriatna terus berupaya mengoptimalkan pembelajaran tiga Muatan Lokal (Mulok) untuk para siswa disekolah, yaitu Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda serta Belajar Mengaji dan Menghapal Al-Qur’an.

“Pembelajaran tiga Muatan Lokal ini bisa menjadi langkah kongkrit untuk meningkatkan kualitas akhlak dan moral (mentalitas), terutama di kalangan pelajar di Kabupaten Bandung,” kata Bupati Bandung, beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, tiga muatan lokal tersebut adalah bentuk perhatian dan langkah nyata PemKab Bandung dalam upaya membangun pelajar yang berkarakter serta bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun bangsa dan negara.

Namun, apakah langkah yang diambil sudah cukup untuk membentuk akhlak dan moral para siswanya?

Melihat kenyataannya, saat ini akhlak dan moral para pelajar sangatlah jauh dari fitrahnya sebagai seorang siswa. Hilangnya hati nurani pelajar, tindakan kriminal, tawuran, sex bebas, dan kenakalan remaja lainnya kerap dilakukan oleh para pelajar.

Dikala sistem yang diterapkan saat ini menjadikan agama terpisah dari kehidupan serta tolak ukur kebahagiaan hanya dilihat dari materi saja, maka pembentukan akhlak dan moral para pelajar menjadi tugas berat yang harus diemban.

Berbanding terbalik dengan cara pandang Islam terhadap akhlak dan moral. Islam memandang bahwa pembentukan akhlak dan moral harus senantiasa dikaitkan dengan iman dan taqwa, yang di dalamnya harus berusaha bersungguh-sungguh untuk senantiasa terikat dengan syari’at Islam dalam berbagai hal sehingga bisa terwujud Akhlakul Karimah.

Pun dengan profil para pelajar dalam islam. Para pelajar dididik untuk berkarakter dan berkepribadian Islam. Kurikulum pendidikan yang digunakan pun harus berlandaskan akidah Islam. Kepribadian yang dibentukpun didasarkan pada dua hal yaitu pola pikir (Aqliyah) dan pola sikap (Nafsiyah).

Tujuan pendidikan dalam Islampun adalah membentuk manusia yang berkepribadian islam, handal menguasai pemikiran Islam, menguasai ilmu terapan maupun sains dan teknologi serta memiliki keterampilan tepat dan berdaya guna sehingga hal ini bisa dirasakan peranannya ketika berinteraksi dengan masyarakat.

Semua ini tidak akan terwujud jika pilar-pilar pendidikan dan semua elemen di dalamnya tidak berkesinambungan. Pilar-pilar pendidikan tersebut diantaranya adalah ilmu pengetahuan, agama, dan politik yang terpadu dalam satu kendali dibawah pimpinan seorang Khalifah melalui sistem daulah Islam. Sedangkan elemen-elemennya dimulai dari pribadi, masyarakat hingga negara.

Alhasil, akhlak dan moral para pelajar tidak hanya berkepribadian Islam namun juga berakhlak Qur’ani. Dan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu ketika disertai dengan iman.

Sebagaimana firman Allah Swt.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al Mujadilah : 11)

Wallahu a’lam bishshawab.

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *