Online Viral: Silaturahmi Ala Social Distancing

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Rut Sri Wahyuningsih

Sejak penetapan PSBB, semua jadi serba online, kata daring jadi nempel di mana-mana, kuliah daring, belajar daring, kerja daring, hingga arisan juga daring. Uang ditransfer kemudian ketua arisan ngocok nama direkam oleh satu saksi. Hingga hidangan yang biasa menemani arisan juga virtual.

Maka, ketika pemerintah melarang mudik ( kalau pulang kampung boleh) banyak orang kemudian muncul kreatifitasnya. Ada yang mobilnya dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tampaknya hanya mengangkut kerupuk mentah, padahal di bak bawah di desain senyaman mungkin, bahkan ditambah kasur untuk penumpang bisa nyaman selama perjalanan terselubung itu.

Ada yang rela berjalan kaki puluhan kilometer hanya agar bisa bertemu dan bersilahturahmi dengan keluarga. Berbagi kebahagiaan bahkan kisah hidup yang pahit. Nyatanya kampung halaman tak pernah bisa ditinggalkan begitu saja.

Ada yang unik juga di jagad selebriti, Isyana Saraswati dan youtuber Jerome Polin Sijabat. Keduanya berulang tahun di tanggal yang sama dan sama-sama merayakan secara online. Bedanya Jerome via video call sedang Isyana dengan sebuah game.

Ada-ada saja, namun hikmahnya, memang di masa pandemi ini kita mesti sekreatif mungkin mengadakan silahturahmi. Yang paling memungkinkan selain berkirim surat ya dengan aplikasi meeting seperti zoom, Skype, meet, duo dan sebagainya. Memang tak akan bisa menyamai hangatnya pelukan sanak keluarga. Namun setidaknya, masih bisa bertemu online dalam keadaan sehat itu sudah luar biasa.

Silahturahmi online bukan tak ada sisi negatifnya, segala sesuatu pastilah ada, namanya juga di dunia. Salah satunya berat di pulsa. Dan dengar berita media ada praktik penjualan data mereka-mereka yang menggunakan aplikasi tertentu.

Ah, apa sih yang gak bisa dimanipulasi di sistem yang kacau macam hari ini? Bantuan sosial aja nunggu kantong di sablon,ups! Apalagi data, sudah bukan rahasia jika ada orang-orang cari penghasilan dari hal-hal ilegal.

Negara semestinya bertindak tegas mengedukasi rakyat pentingnya hari ini kita tak mudik. Sekaligus memenuhi semua kebutuhan logistik dan spiritualnya agar PSBB berjalan sukses. Ada pemahaman yang benar pada rakyat bahwa pemerintah sedang berupaya maksimal, namun yang terjadi justru sebaliknya, negara hanya memberi aturan, sementara kabinet kementeriannya punya kebijakan yang lainnya pula. Pemerintah daerah akhirnya juga tidak seragam dalam menentukan sikap.

Bulan Ramadan bulan kesabaran, seharusnya 20 hari kedepan sabar kita makin ditempa hingga akhir Ramadan menjadi lebih kuat. Menahan diri untuk tak bertemu secara fisik demi kemaslahatan yang lebih besar, yaitu hilangnya pandemi ini.

Seraya terus menerus mengingatkan saudara kita bahwa ujian ini karena Allah hendaki kita kembali ke jalanNya yang lurus. Sudah terlalu banyak kerusakan yang diakibatkan keserakan manusia. Wallahu a’ lam bish showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *