New Normal Life, Antara Solusi Atau Mengulang Pandemi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ummu Sayyidah

Belakangan ini kita dikejutkan dengan pernyataan bahwa Indonesia akan memasuki program new normal life ketika kurva perjalanan Covid-19 singgah di bumi pertiwi ini masih tinggi. Berbagai adaptasi guna menyiapkan kehidupan normal pun kian gencar dilakukan, mulai dari persiapan pembukaan fasilitas umum hingga moda transportasi.

Namun patut kita kritisi apakah new normal life sudah benar-benar bisa diadopsi di negeri ini, mengingat beberapa negara lain pun yang terlebih dahulu memberlakukannya telah gagal, alih-alih mengakhiri pandemi, gelombang kedua serangan Covid-19 ini telah menanti.

Hendaknya kita belajar dari apa yang terjadi di negara-negara tersebut. Kesan memaksakan demi geliat ekonomi lebih dominan daripada menyelamatkan nyawa rakyat. Meski WHO memberikan syarat dalam penerapan program ini, nyatanya di negara yang pola disiplin hidupnya tinggipun belum mampu melaluinya terlebih di negara yang terlampau ‘santuy’ pola hidupnya seperti di negara ini.

Kesadaran masyarakat yang masih rendah akan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), kurangnya sarana prasarana faskes, serta lemahnya kontrol ditengah masyarakat, cukup untuk menjadi pertimbangan dalam meninjau ulang pemberlakuan program ini.

Hendaknya pemerintah lebih bijaksana dalam mengambil sikap, tak perlu memaksakan diri jika memang belum siap. Memutus rantai Covid ini memang butuh kesabaran dan kesungguhan dari berbagai pihak baik masyarakat maupun aparat. Penyelesaian yang terkesan plin plan dari awal dalam penanganan masalah wabah inilah yang mengakibatkan semakin kuatnya rantai covid untuk terputus. Padahal sudah dicontohkan bagaimana Islam menangani kondisi pelik macam ini, baik dimasa Rasulullah ataupun dimasa sahabat.

Ketegasan dalam mengambil kebijakan lockdown nyatanya paling efektif memutuskan rantai wabah, sehingga tidak terjadi penularan penyakit. Tanpa mengabaikan pemenuhuan kebutuhan rakyatnya, seperti yang terjadi pada masa Umar bin Khattab, dimana pemenuhan kebutuhan bisa tertutupi dari subsidi yang dilakukan dari wilayah yang tak terdampak wabah sehingga penanganan wabah ini pun cepat teratasi.

Lantas jika kondisi masih seperti sekarang ini benarkah new normal life sebagai solusi? Ataukah hanya akan mengulang pandemi?

Allahua’lam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *