New Normal dan Penjagaan Islam Terhadap Jiwa

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Nisa Balqis (pelajar) dan Dedah Kuslinah (MIK)

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) H. Sutarmidji memastikan, pelajar di provinsi ini belum akan kembali belajar, hingga 13 Juli mendatang. Seluruh kabupaten/ kota meski masuk zona hijau penyebaran Covid-19, tidak akan diizinkan membuka sekolah sebelum tanggal tersebut. Orang nomor satu di Kalbar ini mengatakan, pelaksanaan kenormalan baru untuk dunia pendidikan masih perlu waktu. (pontianakpost.co.id 6/6).

Dengan pernyataan Gubernur Kalimantan Barat diatas, kita mengetahui bahwa program kenormalan baru atau New Normal ini akan dimulai pada tanggal 13 Juli mendatang. Tentu saja hal ini mendapat respon dari kalangan siswa dan guru. Bermacam-macam tanggapan dan harapan mengemuka, kebanyakan dari siswa yang sebenarnya jenuh dengan system belajar online dan ruang gerak yang terbatas. Belum lagi kuota internet yang terlalu boros diselingi koneksi yang buruk.

Akan tetapi disisi lain ada rasa khawatir. Menerapkan program New Normal ditengah ketidak pastian kenormalan kasus covid. Data yang simpangsiur, hari ini tidak terpapar, esoknya diberitakan penambahan kasus. Ini mencerminkan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia sama sekali belum mengalami penurunan sehingga sangat berbahaya jika program New Normal ini tetap dijalankan walaupun dibalut seabrek protokol kesehatan.

Hal yang sama dirasakan oleh para guru. Diposisinya sebagai orangtua, tentunya rasa khawatir itupun menyeruak, tatkala anak-anaknya juga harus bersekolah. Adapun dalam posisinya sebagai guru, program new normal ini menambah beban amanah yang dipikulnya. Disamping menyampaikan ilmu sekaligus selalu mengontrol para siswanya agar taat pada protokol kesehatan. Bak meniti sebatang kayu bulat nan licin, itulah ganbaran menjaga jiwa saat new normal, ribet, was-was dan ketika lengah maka akan terjerembab jatuh.

Adapun di dalam Islam, bagaimana menjaga jiwa dari wabah telah dicontohkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Ibnu Hajar meceritakan kisah ini di dalam Fathu al-Bari bahwa Umar ra, keluar menuju Syam. Ketika di Syargh, sampai kepadanya bahwa wabah terjadi di Syam. Lalu Abdurrahman bin ‘Awf memberitahunya bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya “Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.”

Keimanan yang kuat ditunjukkan oleh Khalifah Umar bin Khathab bersama para sahabatnya tatkala menghadapi wabah. Mereka langsung meyakini bahwa semua terjadi karena kekuasaan Allah SWT. Bagi orang beriman kedatangan wabah adalah bagian dari ujian yang sudah menjadi sunnatullah akan diberikan dalam kehidupan dunia, sehingga sikap yang mesti dimiliki adalah siap dan bersabar, seperti difirmankan Allah SWT yang artinya “Sungguh akan Kami uji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Karena itu gembirakanlah orang-orang yang sabar.” (TQS al-Baqarah [2]: 155).

Keimanan seorang muslim akan menghantarkan pada keyakinan bahwa semua yang ada di dunia ini terjadi dengan iradah dan kekuasaan Allah SWT, sehingga di baliknya pasti ada hikmah bagi manusia.
Demikian juga wabah Covid-19, telah memberikan banyak pesan. Pesannya adalah semakin membuktikan lemahnya manusia dan betapa Maha kuasanya Allah untuk meruntuhkan kesombongan para penguasa zalim. Kemajuan ilmu teknologi yang mereka banggakan tidak ada artinya di sisi keagungan Allah.

Dan dari segi penangannya telah merefleksikan kemaksiatan-kemaksiatan terus dilakukan dan tak kunjung diakhiri. Maksiat atas amanah penjagaan jiwa, bahwa jiwa muslim lebih berharga dibanding dunia, Rasulullah Saw bersabda “ Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak” (HR Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani). Maksiat politik, sesungguhnya politik adalah mengurusi urusan umat, bukan dipakai hanya untuk meraih kekuasaan dan mengisi kantong pribadi semata. Maksiat atas penggunaan sumber daya alam yang telah banyak dikuasai asing, bukan untuk kesejahteraan rakyat. Hanya aturan Allah yang akan menghilangkan segala kemaksiatan.

Walhasil, tidak ada solusi lain, selain mengembalikannya pada Allah yang Maha Pencipta. Aturan Allah yang telah diterapkan Baginda Nabi Muhammad Saw manusia yang paling berpengaruh di dunia. Beliau telah memberikan contoh yang agung. Islam tidak hanya mengurusi perkara ibadah ritual saja. Namun juga ibadah dalam tiap sendi kehidupan, politik, ekonomi, social, budaya pertahanan dan keamanan.

Dipenghujung kata kami sampaikan, bunga bougenvile bunga kamboja, bukan new normal penjaga jiwa. Bunga mawar bunga melati, tidak ada tawar menawar untuk menerapkan aturan ilahi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *