Oleh: Ai Hamzah
Ditengah tengah pandemi yang sedang melonjak naik, khalayak dihenyakan oleh berita jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dikepulauan Seribu. Sampai saat ini masih terus dilakukan pencarian korban dan bangkai pesawat. Saat itu, di dalam pesawat terdapat 62 orang yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh penumpang anak-anak, dan tiga bayi. Kompas.com
Belumlah usai pencarian korban dan bangkai pesawat, terdengar berita gempa bumi mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Selatan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat (Sulbar) hingga kini total korban meninggal dunia menjadi 35 orang pada Jumat 15 Januari 2021 siang hari. Selain itu, dilaporkan ada 637 orang luka-luka dan 15 ribu orang mengungsi. Gempa dengan magnitudo 6,2 itupun merusak beberapa infrastruktur. detikNews
Bersamaan dengan musibah gempa, banjirpun melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, pada Jumat (15/1) meluas sehingga mencakup sebagian besar wilayah dan memaksa sebagian warga mengungsi. Jalan-jalan di area perkotaan dan perdesaan di Hulu Sungai Tengah tergenang. Banjir juga menggenangi kawasan pusat perbelanjaan, membuat pasar-pasar dan pertokoan harus ditutup. Perkantoran, bank, dan sekolah juga semuanya ditutup akibat banjir. Antara news
Kehilangan beberapa alim ulama menjadi musibah yang memilukan bagi umat muslim.
Tidak kurang ada 13 orang alim ulama yang telah wafat saat ini bulan Januari 2021, dan itu berarti umat muslim kehilangan sumber ilmu. Sungguh musibah itu sangat berat bagi umat muslim saat ini ketika pandemi masih berlangsung dan entah kapan akan berakhir. Galamedia news.com
Musibah yang Allah berikan adalah sebuah teguran bagi umat, terlebih Allah memberikannya secara bertubi tubi. Bisa jadi Allah telah murka akan kemaksiatan yang diperbuat oleh manusia. Kemaksiatan yang tak bertepi ketika berpaling dari aturanNya.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuraa: 30)
Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ‘anhu– mengatakan,
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Musibah yang terjadi bukanlah hanya fenomena alam semata. Tapi Allah sudah memperingatkan didalam Al-Qur’an. Dan tentunya sebagai umat muslim peringatan Allah ini sudah seharusnya menjadi perhatian khusus, agar musibah itu tidak terulang kembali. Bagi seorang muslim muhasabah dalam setiap musibah yang menimpa adalah suatu keharusan.
Ketika gempa mengguncang, Umar bin Khattab ra pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.
Wallahu A’lam bishawab.