Oleh: Amirah Syafiqah (Aktivis Muslimah Malang Raya)
Kemenag secara resmi telah memberlakukan kurikulum baru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah. Dengan adanya keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 183 dan 184 tahun 2019, yang mana KMA ini dengan KMA sebelumnya hanya berbeda dalam substansi materi saja.
selain itu upaya merubah kurikulum juga ada dalam perubahan konten isi buku atau dengan kata lain merevisi buku yakni 155 buku PAI dengan maksud agar PAI akan membantu menopang kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun hal yang direvisi ialah materi khilafah dan Jihad yang mengakibatkan hanya secara historis dan mengkorelasikan nya dengan moderasi beragama.
Namun, bukan hanya usaha merevisi kurikulum serta buku Semata, melainkan usaha yang benar-benar serius ialah dengan menanamkan sikap dan karakter siswa dengan konsep-konsep moderat dan keindonesiaan, dan usaha tersebut dituangkan dalam pembuatan modul dengan tema moderasi beragama.
Moderasi Islam Berbahaya
Istilah moderasi Islam atau Islam moderat tak pernah dikenal di dalam Islam sebelumnya, umat muslim dulu pun hanya mengetahui Islam sebagai agama serta ideologi yang memiliki seperangkat peraturan lengkap dalam seluruh aspek kehidupan. Namun istilah moderasi Islam ini sekarang sedang digaungkan. Adapun istilah moderasi Islam sendiri bermaksud untuk menyatukan Islam dengan paham-paham yang lain yang sebenarnya sangat bertentangan dengan Islam. Alhasil dari moderasi Islam bermaksud untuk berislam secara setengah-setengah dan mencampurkan Islam dengan budaya dan agama antar daerah multikultural yang bermaksud ialah menjadikan Islam dengan citarasa Indonesia.
Adapun kurikulum serta substansi pembelajaran yang telah resmi diberlakukan dalam pelajaran PAI dan Bahasa Arab adalah bagian dari moderasi beragama yang seyogianya muncul dari rencana busuk barat yang ingin merusak Islam dan menjauhkan Islam dari pemahaman bahwa Islam ialah ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Memang sengaja dibuatnya moderasi Islam ini agar umat Islam ragu dengan kebenaran Islam.
Islam moderat muncul dari sebuah dokumen lembaga think tank AS, RAND Corporation yang berjudul Civil Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies, yang ditulis Cheryl Benard pada 2003, dan Building Moderate Muslim Network pada 2007.
Dokumen ini juga menjelaskan bahwa karakter Islam moderat adalah mendukung demokrasi, pengakuan terhadap HAM (termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beragama), menghormati sumber hukum yang nonsektarian dan menentang terorisme.
Moderasi Kurikulum Merusak Generasi
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa PAI dan Bahasa Arab ialah termasuk bagian dari Tsaqafah Islam yang mana disebutkan dalam kitab Ususu Ta’liimi Fi Daulah Khilafah dijelaskan bahwa tsaqofah akan membentuk pola pikir serta membentuk pola sikap yang akan berpengaruh pada perilaku. Jika di dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab dicampurkan dengan moderasi agama, maka jelas hal ini akan mengikis pola pikir dan pola sikap generasi muda muslim. Dengan demikian moderasi Islam menginginkan para generasi muslim dibentuk agar memiliki kepribadian Islam ala barat sehingga mereka Islam pun sesuai dengan arahan barat, dan jelas jelas ini benar-benar merusak generasi muslim dan menjauhkan generasi muslim dengan Islam secara sempurna.
Islam Pencetak Generasi Emas
Generasi emas Islam ini diketahui memiliki karakter yang sangat agung, yang dikenal dengan istilah kepribadian Islam. Kepribadian inilah yang secara otomatis akan menuntun mereka sekaligus mengasah kecerdasan dan skill mereka agar sukses menjalani kehidupan sesuai tuntutan Penciptanya.
Bahwa mereka hidup hanya untuk kemuliaan Islam dan untuk menebar rahmat Islam ke seluruh alam. Betapa di masa itu, umat tampil menjadi pioner peradaban. Dan di saat yang sama, generasi mereka tampil sebagai prototipe generasi terbaik sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S: Ali Imran:110)
Indonesia dengan mayoritas penduduknya yang muslim seharusnya sangat memperhatikan mau diarahkan ke mana kurikulum pendidikan generasi ini. Apakah hendak mencetak generasi moderat sesuai arahan Barat ataukah generasi islam ideologis sesuai arahan Allah subhanahu wa ta’ala? Sungguh pilihan yang mudah bagi orang yang beriman. Dan pilihan logis bagi orang orang yang berakal. Musibah ataukah rahmat? Allah SWT berfirman:
وَٱتَّقُوا۟ فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَٱعْلَمُوا أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu dari pada fitnah (siksaan) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (QS Al Anfal [8]: 25).
Wallahu ‘Alam Bi As-Showab