MODERASI ISLAM, TAMPAK NYATA DALAM PESTA RIYADH SEASON

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Hindun Camelia (Anggota Komunitas Ksatria Aksara Kota Bandung)

 

Riyadh season kembali digelar, acara tersebut menyajikan serangkaian hiburan musik, makanan, dan sebagainya. Tak hanya itu, parade pesta kembang api pun menjadi acara yang ikut menambah semarak. Pada Rabu, 20 Oktober 2021, dengan mengusung tema “Imaging More” Riyadh season di gelar di zona Boulevard. Di gelar secara langsung, dengan lebih dari 2760 drone, kurang lebih ada 7500 acara yang akan meramaikan Riyadh season. Pertunjukan mencakup penampilan sepeda roda dua Harley Davidson, pesta kembang api, dan konser yang akan di hadiri reffer dari Cuban-Amerika Serikat yakni Pitbull. ( Suber CNBC Indonesia)

Ketua direksi otoritas dewan umum Saudi Arabia, Turki Al-Sheikh, acara ini akan dihadiri 750 ribu orang. Masih di Arab Saudi, sebuah pantai Pure Beach dibuka kembali. Berlokasi di dekat Jeddah berdekatan dengan Lagoon Preserve King Abdullah Economic City (KAEC), tiket masuk Pure Beach, wisatawan harus membayar 300 riyal atau sekitar Rp. 1,12 juta per orang. Hal ini menjadi pemandangan yang tak biasa di Arab Saudi sebab pada tahun 2017 musik dilarang di bunyikan di tempat umum. Dan para wanita bisa ke pantai namun areanya di pisahkan dengan pria. Peristiwa yang terjadi di Arab Saudi ini tak lain adalah upaya sekulerisasi dan kapitalisasi. Dan salah satu perwujudan visi 2030 yang terkait dengan moderasi Islam.

Secara lugas putera mahkota Mohamed Bin Salman (MBS) menyatakan, kembali kepada islam moderat merupakan kunci dalam rencananya memoderenisasi Arab Saudi. Dia bertekad menghapuskan sisa-sisa ekstremisme, ekstremisme tersebut dilukiskan sebagai Arab Saudi  sebelum tahun 1979, ketika terjadi revolusi Islam di Iran. Dan para militan menduduki masjidil Haram, akibatnya hubungan umum dilarang dan para ulama lebih mendapat wewenang untuk mengatur kehidupan masyarakat umum.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di Washington, menyambut baik perkembangan Saudi dan menyebut itu sebagai langkah ke arah yang benar. Saudi Arabia adalah salah satu sekutu kunci Amerika serikat. Komitmennya untuk melawan ekstremisme ditunjukkan dengan kesediaannya sebagai tuan rumah KTT Arab-Islam-Amerika di Riyadh 20-21 Mei 2017. Padahal KTT ini dibuka oleh Donald Thrump yang sangat anti Islam. Dalam pidatonya Thrump menawarkan kemitraan kepada negara-negara muslim untuk memerangi terorisme dan ekstremisme. Counter Violence Ekstremism (CVE) adalah propaganda AS yang di aruskan PBB, sebagai rangkaian war of terorism. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memaksa dunia Islam mengadopsi ide-ide islam moderat. Building moderate muslim network adalah rekomendasi RAND coorporation. Untuk memenangkan gagasan antara dunia Islam dan barat pasca peristiwa 911, islam moderat telah menjadi agenda global yang di programkan di negeri-negeri islam tak terkecuali di Arab Saudi.

Ide-ide islam ini telah berhasil memolarisasi islam dalam berbagai faksi pemikiran hingga tatarannkeyakinan yang menjadikan umat islam terpecah belah dan semakin jauh dari islam. Hal ini akan terus menjadi penghalang perjuangan untuk menegakkan syariat islam, sistem islam, bahkan melanggengkan sistem kekufuran.

Islam moderat merupakan rangkaian proses sekulerisasi pemikiran Islam ke tengah-tengah umat yang diberi warna baru. Ide ini menyerukan untuk membangun Islam ala barat, yang terbuka dan toleran terhadap ajaran agama lain dan budaya. Padahal Islam sudah sangat jelas dari sumber dan petunjuk yang berasal dari Allah Subhanahu wa ta’ala, tidak perlu Islam “embel-embel” lainnya baik itu Islam Nusantara, Islam Liberal atau yang dibahas sekarang yakni Islam Moderat.

Yang kita butuhkan hanya Islam yang sesuai dengan tuntunan Allah pada Rasul Nya Muhammad Sholallahi ‘aihi wa salam. Termaktub dalam Quran Surat Ali Imran ayat 85, bahwa merugi di akhirat, orang yang tak memilih Islam sebagai pegangan Hidup nya, sebagai agama nya.

Ummat perlu pemahaman Islam yang benar sehingga ummat tidak ragu-ragu bahkan menjatuhkan harga dirinya sehingga memilih Islam yang tak sesuai tuntunan. Ummat perlu memahami lagi bahwa Islam moderat dan berbagai acara yang dimunculkan karena nya adalah bentuk pengaruh yang beracun sehingga ummat perlu membentengi dirinya dengan keimanan dan pemahaman Islam yang mantap.

Maka sesungguhnya kita ketahui, bahwa dengan diadakannya Riyadh season ataupun dengan hadirnya Moderasi beragama yang sejatinya sedang memoderatkan Islam, memunculkan Islam moderat. Hal inilah yang sedang diusung untuk menghalangi kebangkitan Islam di muka bumi.

Hal ini tentu saja untuk menghalangi kebangkitan islam di muka bumi ini. Musuh-musuh islam menyadari kebangkitan islam di tengah kaum muslim yang akan menegakan syariah kaffah menyatukan seluruh umat islam di dunia. Melindungi dan membebaskan umat islam yang tertindas dan menyebarluaskan islam ke seluruh penjuru dunia sehingga menjadi rahmatan lil alamin akan mengancam dominasi mereka. Oleh karena itu umat islam harus membendung pemikiran islam moderat dari akarnya dan membuangnya jauh-jauh. Negara berperan aktif dan turut serta melindungi umat, dari tiap upaya untuk terus menggerus, menistakan dan melenyapkan akidah islam serta memberi keleluasaan kepada umat untuk belajar dan melaksanakan hukum-hukum islam secara sempurna. Semua ini hanya mungkin dilakukan jika syariah islam di terapkan secara total dalam sistem pemerintahan islam. Telah jelas bahwa Allah memerintahkan kita untuk mengamalkan islam secara kaffah. Ajaran islam yang di contohkan dan di bawa oleh rosullulloh muhammad SAW, bukan islam moderat, baik menyangkut kehidupan pribadi, keluarga, maupun bermasyarakat dan bernegara. Sudah saatnya kita sadar untuk untuk mempelajari serta memahami islam yang menjadi pedoman hidup dalam segala aspek sehingga menjadi solusi umat dan menuntun kita ke arahbyang lebih barokah. Wallohualam bish showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *