Mirisnya Indonesia dengan Predikat Juara Pengangguran di ASEAN

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Mirisnya Indonesia dengan Predikat Juara Pengangguran di ASEAN

Citra Amalia

Permasalahan pengangguran di Indonesia kembali menjadi sorotan setelah beberapa laporan terbaru menunjukkan bahwa negara Indonesia memiliki tingkat pengangguran tertinggi di kawasan ASEAN. Data yang dirilis oleh beberapa sumber seperti Okezone, CNN Indonesia, dan Katadata ini menunjukkan realitas yang mengejutkan mengenai kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.

Menurut laporan dari Okezone, tingkat pengangguran di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN, hal ini tentu saja mencerminkan kegagalan negara dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang memadai bagi rakyatnya. Kebijakan yang salah strategi telah menyebabkan deindustrialisasi, di mana lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (PT) tidak terserap oleh dunia kerja, sementara Tenaga Kerja Asing (TKA) justru masuk ke Indonesia dan mengisi berbagai posisi pekerjaan.

Kondisi ini diperparah dengan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang masih mengandalkan model kapitalisme, di mana tenaga ahli dan tenaga kerja diambil dari negara asing. Akibatnya, rakyat Indonesia kehilangan kesempatan kerja dan banyak yang terpaksa menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Kebijakan yang tidak tepat ini jelas menunjukkan ketidakmampuan negara dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya.

Sementara itu, data dari CNN Indonesia dan Katadata menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi angka pengangguran, jumlah pengangguran di Indonesia masih mencapai 7,2 juta orang pada awal 2024. Ini menjadi bukti bahwa kebijakan yang ada saat ini belum mampu secara efektif menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam pandangan Islam, negara memiliki kewajiban penuh untuk mengurus rakyatnya, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup melalui berbagai kebijakan yang mendukung. Pengelolaan SDA secara mandiri adalah salah satu solusi yang ditawarkan, di mana negara bisa membuka banyak lapangan kerja bagi rakyatnya bukan malah membuka keran pekerja asing atau bahkan investor untuk Sumber Daya Alam yang kita miliki. Selain itu, kebijakan yang tepat dalam menentukan kurikulum pendidikan juga penting agar lulusan SMK dan PT memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 10:

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

Ayat ini mengisyaratkan pentingnya berusaha mencari rezeki dan bekerja keras untuk mendapatkan karunia Allah SWT di muka bumi. Negara harus mendukung rakyatnya dalam upaya ini dengan menciptakan peluang kerja yang layak dan memadai.

Selain itu, hadits Nabi Muhammad SAW juga menegaskan pentingnya bekerja untuk mencari nafkah:

“Tidaklah seseorang makan suatu makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)

Dalam kesimpulannya, tingginya angka pengangguran di Indonesia menunjukkan perlunya perubahan mendasar dalam kebijakan ekonomi dan pendidikan. Negara harus turun tangan dan lebih serius dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya, baik melalui pengelolaan SDA yang mandiri maupun penyesuaian kurikulum pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri. Tanpa langkah-langkah konkret ini, Indonesia akan terus berada dalam bayang-bayang masalah pengangguran yang kronis.

Wallahu’alam bish shawwab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *