Mimpikah Mengentaskan Kemiskinan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Sri Yana

Perekonomian masyarakat selalu berubah-rubah. Kadang Ada yg diatas, dan kadang ada pula dibawah. Apalagi disaat masa sekarang, apa-apa mahal, dan terus melaju semakin tinggi. Sehingga penghasilan yang tinggi pun masih terus kurang. Dikarenakan kebutuhan pangan, sandang, dan papan juga terus melambung naik.

Karena harga-harga naik, perekonomian yang tadinya ekonominya diatas menjadi menengah, dan ekonomi menengah turun menjadi ekonomi di bawah atau terkategori miskin.

Sebagaimana penjelasan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eni Sri Hartati memaparkan kaum rentan miskin berpotensi langsung ‘goyang’ jika ada perubahan harga kebutuhan dari mulai BBM, listrik hingga kebutuhan pokok.(cnnindonesia, 31/1/2020)

Kalau begitu, akankah perekonomian membaik? Atau semakin miskin rakyatnya. Lalu bagaimana cara mengentaskan kemiskinan?

Karena perekonomian memiliki peranan yang amatlah penting. Diperlukan kesungguhan pemerintah dalam memperbaikinya. Perbaikan dimulai dari akarnya terlebih dahulu, baru batang hingga daunnya. Begitulah akarnya diibaratkan sistemnya. Oleh karenanya diperlukan sistem yang berasal dari Allah, yang mana telah menciptakan manusia di muka bumi dan untuk apa manusia diciptakan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِ لََّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (TQS. Adz Dzariyat:56)

Dengan menyadarinya, hendaklah kita kembali kepada sistem Islam, dan mencampakkan sistem kapitalisme. Agar kita sebagai umat nabi Muhammad mampu berjaya lagi dan kemiskinan pun dapat teratasi.

Cara Islam mengentaskan kemiskinan yaitu: secara individu, Allah SWT memerintahkan setiap muslim yang sehat jasmani maupun rohani untuk mencari nafkah bagi dirinya maupun keluarganya dan hendaklah mencari nafkah dengan cara yang halal. Ketika sudah berusaha semaksimal mungkin tapi tetap miskin diperintahkan untuk sabar dan tawakal.

Kemudian Allah juga memerintahkan kaum muslim untuk saling memperdulikan saudaranya yang kekurangan dan yang membutuhkan pertolongan. Dengan begitu antara yang satu dan yang lainnya saling membantu, seperti persaudaraan kaum ansor dan muhajirin.

Selain itu Allah SWT memerintahkan penguasa untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk tentu menjamin kebutuhan pokok mereka.

Sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw sebagai kepala negara, beliau menyediakan lapangan kerja bagi rakyatnya dan menjamin kehidupan mereka. Pada zaman beliau ada ahlus-shuffah. Mereka adalah para sahabat tergolong dhuafa. Mereka diizinkan tinggal di Masjid Nabawi dengan mendapatkan santunan dari kas negara.

Ada juga masa Kekhalifahan Abbasiyah dibangun rumah sakit-rumah sakit lengkap dan canggih pada masanya yang melayani rakyat dengan cuma-cuma.

Dengan diterapkannya Islam, sejatinya mengentaskan kemiskinan bukanlah mimpi belaka, tetapi kenyataan yang dapat dirasakan oleh semua orang, baik itu muslim maupun non muslim.
Wa’allahu a’lam bish shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *