Mewujudkan Generasi Tahan Krisis Dengan Islam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Firda Umayah

 

Generasi Corona, mungkin adalah istilah yang tepat untuk menyatakan generasi yang berada dalam masa pandemi ini. Sayangnya, dimasa pandemi, terjadi diskorup pembelajaran dalam sistem pendidikan. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dianggap efektif bagi pendidikan saat ini nampaknya membawa dampak buruk khususnya dikalangan pelajar.

 

Akibat pembelajaran yang lebih mementingkan nilai akademik dan pembelajaran yang bersifat teori membuat sebagian besar pelajar jenuh dan penat terhadap pembelajaran yang terjadi. Belum lagi tugas atau beban yang banyak membuat tak sedikit pelajar stres dan depresi.

 

Pembelajaran yang terjadi dalam sistem yang berbasis sekuler telah menyebabkan juga dikotomi pendidikan agama dengan umum. Terlebih lagi pembelajaran dengan metode sekedar transfer ilmu saja ini telah membuat pelajar memiliki sifat acuh terhadap lingkungan dan hanya mementingkan diri sendiri dalam bersaing meraih prestasi di bidang akademik.

 

Jika hal ini terus dibiarkan maka hasilnya akan nampak seperti saat ini. Generasi akan lahir menjadi generasi yang rapuh, miskin moral, bahkan terganggu jiwa dan kesehatannya. Penggunaan gadget yang berlebihan khususnya untuk sekedar bermain game online dan melihat pornografi akan membuat seorang pelajar kecanduan dan mengakibatkan kerusakan saraf serta mental bagi pelajar. Sehingga, sistem pendidikan sekuler saat ini bukanlah solusi untuk melahirkan generasi kuat anti krisis.

 

Adalah sistem pendidikan Islam yang bersumber dari Allah SWT merupakan sistem pendidikan terbaik yang telah melahirkan generasi unggul saat diterapkan. Sistem ini menjadikan aqidah Islam sebagai dasar atas pembelajaran yang diberikan. Setiap pelajar juga wajib dibekali tsaqafah Islam guna membentuk kepribadian Islam. Yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami.

 

Sistem ini juga menggunakan metode aqliyah dan talqiyyan fikriyah sebagai metode berpikir. Sehingga pembelajaran yang terjadi tak sekedar transfer ilmu saja. Namun ada pemahaman yang terbentuk. Lebih jauh lagi, pembelajaran dalam sistem ini bersifat aplikatif bukan teori belaka. Kalau pun terjadi pandemi, maka pembelajaran dalam sistem ini tetap dapat berjalan bahkan akan melahirkan generasi supercerdas. Karena generasi akan diarahkan untuk berkontribusi dalam mencari solusi atas pandemi ini. Misalnya adalah dengan menemukan vaksin yang sesuai dengan wabah yang terjadi.

 

Sistem pendidikan dalam Islam juga telah menetapkan bahwa negara merupakan pengurus, pengatur dan penanggungjawab atas semua pembelajaran yang terjadi. Bukan sebagai regulator antara masyarakat dengan pengusaha seperti dalam sistem sekuler saat ini.

Wallahua’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *