Oleh : Wahyu Utami, S.Pd (Guru di Bantul Yogyakarta)
Habib Rizieq Shihab, seorang ulama kondang pulang ke tanah air setelah 3 tahun berada di Arab Saudi. Suasana politik tanah air pun memanas. Bagi sebagian pihak, HRS dianggap sebagai tokoh berbahaya yang akan menerapkan syariat Islam di Indonesia. HRS sendiri menyerukan revolusi akhlak dalam dakwahnya.
Sejak kekhilafahan Islam di Turki runtuh, telah banyak kelompok Islam yang berusaha melakukan dakwah di tengah umat untuk menerapan syariat Islam dan menegakkan daulah kembali. Banyak cara dan jalan yang ditempuh. Ada yang melakukan dakwah dengan cara memperbanyak majelis dzikir untuk mendoakan bagi terwujudnya syari’at Islam. Ada yang memperbanyak penerbitan dan penyebarluasan buku-buku Islam. Ada pula yang memperbanyak pendirian sekolah Islam untuk memberikan pendidikan Islam bagi ummat Islam. Ada pula yang melakukan dakwah dengan cara membangun basis-basis ekonomi Islam untuk mengembangkan praktik ekonomi Islam. Atau ada juga dengan membangun berbagai rumah sakit Islam untuk mengembangkan kesehatan Islam.
Ada pula kelompok terutama partai politik Islam yang memfokuskan metode perubahan pada bidang politik. Mereka melakukan dengan berbagai cara seperti kudeta, people power, bantuan negara asing, berusaha menguasai parlemen dan lain-lain. Manakah metode yang shohih? Bagaimana metode dakwah yang dicontohkan Rasululloh?
KRITERIA METODE (THORIQOH)
Dakwah adalah menyampaikan Islam kepada umat manusia demi mewujudkan tata kehidupan Islam lewat penerapan syariat Islam. Demi mencapai tujuan tersebut maka harus menggunakan metode (thoriqoh) yang tepat yaitu metode yang dapat menjamin keberhasilan penegakan syariat Islam. Metode (thoriqoh) tersebut harus memenuhi 2 kriteria yaitu metode (thoriqoh) tersebut harus bersifat nyata dan metode (thoriqoh) tersebut harus shohih (benar).
Bagaimana sebuah metode itu dapat dikategorikan bersifat “nyata”? Untuk memudahkan memahami hal ini, mari kita perhatikan contoh analogi berikut ini. Ada seorang perjaka yang jatuh cinta pada seorang gadis dan ingin menikahinya. Bagaimana cara atau metode perjaka untuk mendapatkan persetujuan gadis tersebut? Syahdan perjaka tersebut menggunakan cara dengan setiap malam bangun jam 12, kemudian sholat 2 rakaat, membaca al-fatihah 40 kali, kemudian sebut namanya sampai 70 kali. Perjaka mengulanginya terus menerus sampai 40 malam berturut-turut.
Pertanyaannya, apakah dengan cara ini perjaka tersebut akan mendapatkan gadis tersebut? Apakah upaya itu termasuk dalam kategori metode yang bersifat nyata? Jawabannya tentu saja tidak karena sekalipun doa merupakan amalan yang mulia akan tetapi bukan merupakan langkah nyata untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
METODE SHOHIH PENEGAKAN SYARI’AT ISLAM
Dari beberapa metode yang dilakukan oleh kelompok dakwah saat ini, bisa disimpulkan semuanya belum memenuhi 2 kriteria di atas. Mengapa demikian? Karena penerapan syariat Islam kaffah membutuhkan kekuasaan (negara), sedangkan negara yang akan menerapkan syariat Islam hanya Khilafah. Langkah-langkah berbagai kelompok dakwah tadi bukan merupakan langkah nyata dan shohih untuk mendirikan khilafah.
Lalu bagaimanakah metode dakwah yang benar (shohih) dan nyata sehingga memenuhi kriteria di atas dan bisa menghantarkan pada tujuan?
Setiap manusia yang mengaku sebagai umat Islam, maka telah diwajibkan oleh asy syari`untuk meneladani Rasulullah dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab Rasulullah-lah satu-satunya manusia yang wajib untuk ditiru. Allah berfirman di dalam QS Al ahzab ayat 21 yang artinya : “Telah ada pada diri rasulullah itu sebuah suri kedeladanan yang baik.”.
Sebagai penegasan, Allah kembali berfirman: “Apa yang telah rasul berikan, ambillah. Dan apa yang rasul larang, tinggalkanlah.” (TQS al Hasyr:7). Jika Allah menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya suri tauladan, maka dapat dipastikan seluruh yang dibutuhkan umat manusia telah ada pada diri Rasulullah. Mulai dari aqidah, akhlaq, dan mu`amalah, termasuk dakwah didalamnya.
Oleh karena itu, jika kaum muslimin ingin mampu mencapai tujuan penerapan syariat Islam maka kaum muslimin wajib mencontoh metode dakwah Rasululloh. Mencontoh bagaimana metode beliau mendakwahkan Islam di Makah hingga mampu mendirikan negara Islam di Madinah dan Islam menyebar ke berbagai wilayah.
Metode Rasululloh saw terdiri dari beberapa tahapan dakwah yang khas. Secara ringkas, tahapan dakwah yang telah ditempuh Rasululloh saw tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama, Tahap Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah Tatsqif wa Takwin).
Pada tahap ini, Rasululloh saw mendidik dan membina individu dengan aqidah dan syariat Islam sehingga mereka akan menjadikan aqidah dan syariat sebagai tolak ukur perbuatannya. Selain itu individu-individu tersebut diharapkan memiliki kesadaran bahwa menegakkan syariat islam dan khilafah merupakan kewajiban dan berdiam diri darinya adalah kemaksiatan.
Hanya saja kesadaran seperti ini tidak akan mendorong perubahan jika hanya dimiliki individu. Kesadaran ini harus menjadi kesadaran umum sehingga menjadi amal jama’i. Oleh karena itu harus ada gerakan/kelompok Islam/partai politik yang ikhlas yang berjuang untuk membina dan memimpin umat.
Kedua, Tahap Interaksi dan Perjuangan di Tengah Umat (Marhalah Tafa’ul ma’a al-Ummah).
Dalam tahap kedua ini, individu-individu yang tergabung dalam kelompok Islam/partai politik diterjunkan di tengah masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat, melakukan proses penyadaran umum dan berusaha meraih kekuasaan dari tangan umat. Upaya meraih kekuasaan ini dilakukan dengan tholabun nushroh yaitu mencari dukungan politik dari para pemilik kekuasaan.
Ketiga, Tahap Penerapan Hukum Islam (Marhalah Tathbiq Ahkamul Islam).
Setelah proses thalabun nushroh berhasil, tahapan selanjutnya adalah penerapan syariat Islam sebagai hukum dan perundang-undangan bagi masyarakat dan negara secara kaffah. Selain penerapan di dalam negeri, Khilafah juga akan menerapkan syariat Islam keluar negeri melalui dakwah dan jihad sehingga Islam akan menyebar ke seluruh dunia. Inilah tahap akhir dari metode penegakan syariat Islam yang dapat kita teladani dari dakwah Rasululloh saw.
Dengan penerapan Islam secara kaffah maka keagungan Islam akan tampak baik di dalam negeri maupun keluar negeri . Islam akan menebarkan rahmat ke seluruh dunia sebagaimana firman Alloh di dalam Al Qur’an surat Al Anbiya ayat 107 yang artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Wallahua’lam bishawab.