Oleh: Desi Wulan Sari (Penulis, Member Komunitas Revowritter Bogor)
Lautan putih telah membasahi Monas, pertanda mulainya umat Islam berkumpul dalam satu titik kerinduan dalam ukuwah umat muslim Indonesia.
Semangat dan antusias peserta menghadiri momentum ini menjadi pertanda kerinduan umat pada Islam. Dibalik perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap umat Islam seperti kriminalisasi ulama, penghinaan kepada Nabi SAW, monsterisasi syariat Islam dan simbolnya, bahkan masyarakat ditekankan untuk menjadi Islamophobia, itulah yang dinggap menjadi alasan kuat mengapa Reuni 212 Kali ini sangat dirindukan.
Terlebih Pemimpin Kota Jakarta menyambut ramah acara reuni ini tanpa konflik yang biasa dihembuskan para penolak persatuan umat muslim. Sangat disayangkan jika para pengusung sistem sepilis (sekuler, kapitalis dan liberalis) telah terperdaya rayuan kaum kafir Barat sana untuk meredam persatuan umat muslim di negeri ini, dengan alasan dapat menghambat kelanggengan cengkraman mereka atas negeri subur makmur alamnya. Semestinya keberadaan mayoritas muslim negeri ini di maintenance dengan baik oleh penguasa negeri dengan memberikan jaminan melaksanakan syariat Islam secara kaffah. Sehingga tumbuh padanya sense of belonging dan kecintaan rakyat pada pemimpinnya dan bersama-sama melindungi negeri ini dari cengkraman asing dengan berbagai macam gaya penjajahan barunya.
Reuni 212 telah membangkitkan kesadaran umat pentingnya memperkokoh persatuan demi keadilan yang harus ditegakkan bersama-sama juga memakmurkan rakyat yang hidupnya masih banyak terabaikan.
Bagaikan magnet bagi umat muslim lainnya, Reuni 212 ternyata banyak dinanti umat muslim diluar Indonesia seperti kedatangan Syekh Rufathi dar Palestina dan mantan gangster Ishaq Mustaqim (41 tahun) dari Montreal, Kanada. Mereka ingin menyaksikan dan merasakan sendiri perasaan luar biasa yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Semoga Reuni 212 menjadi jalan persatuan dan pengokoh umat. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga ukuwah umat muslim di seluruh dunia. Umat bersatu karena merindukan kemuliaan Islam, merindukan kejayaan Islam yang pernah ada selama 1300 tahun lamanya. Dirindukan karena Islam mampu memberikan jaminan kemakmuran, kesejahteraan pada rakyat. Juga mampu menjadi perisai umat dalam menjaga negeri-negeri muslim di dunia.
“Allah, Jagalah ummat Muhammad Saw ini.
Jadikan kami Ummatan Waahidan yang menebar Rahmat bagi seluruh alam.
Kokohkan ikatan kami, dibawah naungan Syariah Islam Kaafah.”
Doa umat untuk kebaikan negeri ini dan keselamatan rakyat negeri menjadi penghibur hati hingga datang Pemimpin yang mampu menghadirkan kesejahteraan dan keadilan seluruh rakyat. Wallahu a’lam bishawab.[]