Menyoal Pasar, Tantangan dan Solusi dalam Perspektif Islam
Oleh : Nita Nuraeni
Aktivis Dakwah
Pasar Sehat Cileunyi (PSC) apabila dilihat dari namanya, mencerminkan kebersihan, kerapihan yang sesuai dengan namanya. Namun, alih-alih menjadi tempat yang nyaman dan mendukung perekonomian masyarakat, ternyata kondisi PSC saat ini begitu memprihatinkan. Kondisi PSC saat ini begitu banyak dipenuhi sampah yang semakin menumpuk. Terdapat banyak kios yang terbengkalai ditinggalkan oleh pemiliknya. Hal itu menciptakan kesan kumuh dan tidak terawatnya PSC. Banyak pedagang yang masih mencoba bertahan, namun hal ini diperburuk dengan adanya pungutan liar oleh beberapa oknum, belum lagi adanya para PKL yang menambah semrawut Kawasan PSC.
Dilansir dari https://kejakimpolnews.com/bandung-raya, ditemui beberapa pedagang yang mengaku prihatin dengan kondisi PSC saat ini terkait adanya PKL dan menggunungnya sampah.
Menurut Tri (50), salah seorang pedagang keringan di PSC yang kiosnya dekat gunungan sampah mengatakan, “Saya kesal dengan kondisi PSC saat ini. Bayangkan, sehari dikutif Rp 7.000, Rp 5.000 oleh pengelola PSC dan Rp2.000 oleh paguyuban pedagang PSC, tapi sampah tak pernah ditarik,”
Adapun Arman dari PT Biladi Karya Abadi (BKA), yang merupakan pengelola PSC mengakui jika kondisi di lapangan banyak kios yang ditinggalkan pemiliknya. Dari 600 kios atau lapak hanya sekitar 250 kios yang masih aktif diisi oleh pemiliknya. Sisanya, selain ditinggal pemiliknya, banyak kios yang rusak dan hancur.
“Soal maraknya PKL, baik di dalam PSC atau depan PSC entah siapa yang mengelolanya. Yang pasti, kita (PT BKA) tak mengelola keberadaan PKL tersebut,” Kata Arman.
Pasar merupakan bagian yang seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah. Dalam sisi ekonomi, pasar memiliki peran penting sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat. Dukungan pemerintah, baik berupa kebijakan yang pro-rakyat maupun pembinaan langsung kepada para pedagang kecil, dapat memperkuat ekonomi nasional. Namun, dalam sistem demokrasi saat ini, peran pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat, khususnya dalam hal pengelolaan pasar tradisional, sering kali belum maksimal.
Jika di telaah lebih dalam, hal ini erat kaitnnya dengan sistem kapitalis yang diemban oleh negara. Sehingga negara abai akan kemaslahatan rakyatnya. Akibatnya, terjadi kekeliruan dalam penanganan pasar. Sistem kapitalis yang hanya banyak menekankan keuntungan sebagai tujuan utama, sering kali mengabaikan kebutuhan masyarakat umum yang sebenarnya. Kapitalisme akan menimbulkan sejumlah dampak negatif, di antaranya:
– Fasilitas umum yang kurang diperhatikan, akibatnya pasar tradisional, yang mayoritas dihuni oleh pedagang kecil dengan modal terbatas, dianggap kurang menguntungkan dibandingkan mal atau pusat perbelanjaan modern.
– Minimnya perhatian pada pedagang kecil pun menjadi salah satu acuan dalam sistem kapitalisme yang cenderung memilih para pemodal besar.
– Sistem kapitalisme mendorong kebijakan yang menguntungkan pihak swasta atau investor besar, sementara pasar tradisional, yang melayani kebutuhan masyarakat ekonomi bawah, kurang mendapatkan perhatian.
– Di bawah kapitalisme, lingkungan tidak begitu diperhatikan. Pengelolaan sampah yang menggunung dibiarkan begitu saja, dan menyebabkan daya tarikpasar menurun
– Serta, kurangnya edukasi pada para pedagang kecil yang berhubungan dengan edukasi bisnis, akses modal, dan dukungan teknis, mereka sulit untuk bersaing dan meningkatkan kualitas usaha.
Itulah mengapa sistem kapitalisme sangat merugikan kalangan masyarakat. Hanya para pemilik modal lah yang mampu mengendalikan arus perekonomian pasar. Mudah saja bagi mereka yang memiliki modal besar untuk memilih tempat yang nyaman sebagai tempat usahanya, dan pemerintah yang pro pemodal ini juga akan dengan senang hati memfasilitasi mereka dengan layak.
Dalam Islam, pemerintah memiliki fungsi riayah atau mengurus rakyatnya, termasuk dalam hal ekonomi. Islam mengajarkan bahwa pasar adalah tempat yang harus dijaga kebersihannya, kejujuran transaksi, dan kondisinya yang nyaman bagi pedagang maupun pembeli. Pemerintah yang menjalankan riayah dengan baik seharusnya mampu menciptakan pasar yang bersih, nyaman, dan bebas dari berbagai pungutan liar. Hal ini karena dalam Islam, pemimpin bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan masyarakat, termasuk memberikan fasilitas pasar yang layak.
Dalam Islam pula, pasar bukan hanya sekadar tempat transaksi, tetapi juga area publik yang perlu dijaga ketertiban, kebersihan, dan kenyamanannya. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Pasar Sehat Cileunyi, pendekatan berbasis prinsip Islam dapat memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dan berfokus pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Wallahu’alam bissawab