Menyoal Berbesan Miskin

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Ika Suhesti. S.Ikom (Surabaya- Jawa timur)

Lagi-lagi rakyat dibuat sakit hati. Baru-baru ini sebuah pernyataan terlontar dari Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Berbicara mengenai kemiskinan, Muhadjir Effendi mengatakan, “sesama keluarga miskin besanan, lahir keluarga miskin baru”. (detik.com 4 Agustus 2020).

Sontak saja, pernyataan menteri yang pernah menjabat sebagai Mendikbud itu menuai reaksi negatif dari warganet. Mereka menyebut jika pernyataan Muhadjir seolah merendahkan masyarakat yang sekarang terjebak dalam kemiskinan. Pernyataan yang kesannya menjadikan rakyat miskin sebagai penyebab meningkatnya angka kemiskinan. Apalagi ditengah pandemi dan ancaman resesi.

Kemiskinan di Indonesia bisa dikatakan sistemik. Karena sistem ekonomi yang kapitalistik membuat jurang kesenjangan semakin lebar. Dalam sistem ini yang kaya akan semakin kaya, sementara yang miskin akan semakin bertambah.

Dalam sistem ekonomi kapitalisme, pemilik modal akan dapat mengeruk kekayaan alam sebanyak-banyaknya. Itulah kenapa yang kaya (kaum kapital_pen) semakin kaya sehingga jurang kesenjangan ekonomi semakin menganga. Bak jauh panggang dari api, kesejahteran yang diimpikan rakyat jelata hanya menjadi slogan semata.
Jadi akar dari masalah kemiskinan bukanlah soal besan atau pernikahan si miskin dengan si miskin, tapi sistem ekonomi kapitalis yang meletakan kekuatan modal diatas segalanya. Dengan modal melimpah undang-undangpun bisa diubah. Inilah yang menimbulkan kesenjangan. Karena para pemilik modal akan berkuasa sementara rakyat dibiarkan menjadi yatim piatu dirumahnya sendiri. Tak ada perlindungan ataupun jaminan kesejahteraan yang muncul malah pernyataan menyakitkan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *