Oleh: Abu Mush’ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Langkah Dakwah Nabi Ibrahim as pantas ditiru. Dakwah Beliau menyentuh semua level baik itu akidah mau pun fikriyah atau pemikiran.
Beliau pernah menasehati bapaknya yang tersesat dengan pemikiran yang cemerlang. Sang bapak adalah pengrajin “tuhan” atau berhala. Nabi menasehatinya dengan mengatakan mengapa bapak menyembah berhala yang dibuat oleh tangannya sendiri.
Berhala itu tak mampu memberikan kebaikan dan tak mampu pula memberikan kemudharatan. Namun sang bapak tak mau berhenti dan terus mencelah sang Nabi.
Nabi Ibrahim as pun selalu mengajak masyarakatnya untuk meninggalkan berhala. Beliau menghancurkan ratusan berhala kecil dan menyisakan satu berhala besar yang ada dalam kuil.
Sebuah kapak diletakkan di tangan berhala yang terbesar. Ketika raja Namrud murka dan menuduh sang Nabi, Nabi Ibrahim mengajak sang raja dan rakyatnya berfikir lebih mendalam.
Mungkin saja berhala yang paling besar itu yang menghancurkan berhala-berhala kecil karena tak mau disekutukan dengan “tuhan” yang lebih kecil. Sang raja berfikir apa yang dikatakan Nabi Ibrahim sangat logis, mana mungkin berhala itu bisa bergerak apalagi menghancurkan benda yang lain.
Namun karena tradisi yang tak logis, mendarah daging dilakukan turun temurun, kebiasaan jahiliyah ini tetap saja dipertahankan walaupun menyalahi fitrah dan pemikiran manusia. Nabi Ibrahim as pun sempat dilempar kedalam api raksasa namun Allah SWT yang menyelamatkan Beliau.
Nabi Ibrahim as pernah diuji dengan meninggalkan istrinya Hajar dan anaknya Nabi Ismail as di lembah tandua tak berpenghuni. Pernah juga diuji untuk menyembelih anaknya. Setan pun menggoda tetapi Sang Nabi tetap saja melaksanakan syariat Allah SWT.
Inilah teladan yang diberikan oleh sang Nabi yang digelari Bapaknya para Nabi. Inti dakwahnya adalah selalu berpegang teguh terhadap Tauhid (mengesakan Allah SWT) dan syariat (menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya).
Zaman jahiliyah yang terjadi dulu di era setiap Nabi khususnya Nabi Ibrahim as telah berlalu. Namun, jahiliyah tersebut terulang kembali pada masa kita. Itu lah jahiliyah modern.
Zaman dimana kebodohan dirancang secara sistematis untuk menghantam kaum Muslimin. Kesyirikan merajalela dalam bidang tauhid baik itu akidah mau pun syariat.
Dalam bidang akidah, demokrasi telah memberikan kebebasan yang tanpa batas. Orang bebas murtad berpindah-pindah agama. Bebas pula untuk menistakan agama khususnya agama Tauhid (Islam).
Keyakinan terhadap zodiak, sihir dan tempat-tempat keramat masih dipraktikan oleh banyak orang yang mengaku hidup di zaman modern. Selain itu perilaku suka sesama jenis makin menjadi-jadi dan dilindungi oleh kekuatan barat kapitalis lewat berbagai macam dukungan dalam medsos atau perusahaan-perusahaan. Yang ingin menegakkan syariat Islam dianggap ancaman.
Lewat demokrasi pula semakin banyak orang yang berani korupsi dan menjarah SDA negeri-negeri kaum Muslimin. Demokrasi membuat kriminalitas subur dan pengangguran membengkak.
Jika semua ini sudah berulang-ulang terjadi, Kaum Muslimin harus menyembelih demokrasi agar sistem bejat ini sekarat meregang nyawa.
Harus disembelih dengan pisau dakwah Islam yang sangat tajam. Penyembelihan ini akan berefek pada pergantian sistem.
Ketika sistem Islam tegak, segala bid’ah, khurafat, takhayul dan penyembahan terhadap hukum sekuler akan segera dihilangkan. Khilafah Islam terbukti menghilangkan kekufuran baik di sisi akidah maupun hukum-hukum.
Khilafah terbukti mampu memberantas kesyirikan dan memakmurkan dunia. Menjaga akidah Kaum Muslimin.
Hanya memang dakwah tegaknya Khilafah akan mendapatkan tantangan seperti yang dialami Nabi Ibrahim as. Mulai dengan alasan tradisi, tuduhan membahayakan penguasa hingga dirayu oleh para setan non jin.
Semuanya tak akan menghentikan laju para Pejuang Islam untuk menegakkan hukum Allah SWT. Mereka meniru Nabi Ibrahim as yang berani melawan penguasa Namrud dan membina Umat dalam ketakwaan.
Semoga dengan terbitnya Khilafah Allah SWT akan meridhoi kaum Muslimin seperti meridhoi Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as yang telah bersusah payah menjalankan perintah Allah SWT.
Sehingga nama mereka selalu dikenang, didoakan dan di akhirat dijamin masuk surga. Mereka mengalami kesulitan dakwah terlebih dalu baru memanen kemudahan sesudahnya. Kehidupan para Nabi dan Rasul yang lurus ini semoga selalu menginspirasi umat untuk menegakkan hukum Allah SWT. []
Bumi Allah SWT, 1 Agustus 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
One thought on “Menyembelih Demokrasi dan Menegakkan Khilafah”
Masya Allah