Menepis Fitnah Sadis, Perempuan Agen Teroris

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh : Ummu Hanif (Pengamat Sosial Dan Keluarga)

 

Indonesia kembali dikejutkan dengan santernya pemberitaan mengenai aksi terorisme. Setelah sebelumnya terjadi pengeboman di gereja Katedral, Makassar, publik kembali dikejutkan dengan aksi penyerangan Mabes Polri. Dan narasi kembali diciptakan terkait  keterlibatan perempuan sebagai pelaku. Bahkan tirto.id sempat pula merilis artikel bertajuk “Bangkitnya Jihadis Perempuan” yang menegaskan perempuan semakin punya peran penting dalam gerakan ekstremis dan aksi teror di Indonesia.

 

Sebelumnya, pada tahun 2017, lembaga yang digawangi Sidney Jones, Institute for Policy Analisis of Conflict (IPAC) pun sempat merilis laporan berjudul “Mothers to Bombers: The Evolution of Indonesian Women Extremists”. Dalam laporan ini disebutkan bahwa peran perempuan dalam gerakan ekstremisme-terorisme di Indonesia terus berkembang selama kurun waktu empat dekade terakhir.

 

Saat diwawancarai Tempo, Sidney Jones, yang juga peneliti terorisme di Asia Tenggara sekaligus penasihat senior di International Crisis Group, mengatakan saat ini perempuan ternyata bukan hanya siap menjadi istri, ibu, atau ustazah, tetapi juga siap menjadi martir atau kombatan. Sebuah simpulan yang sangat sadis, fitnah yang sangat keji. Karena masih banyak muslimah yang memiliki pemahaman jernih tentang Islam. Mengapa karena aksi segelintir perempuan lalu diwacanakan terorisme telah memapar kaum perempuan?

 

Narasi ini jelas ditujukan untuk menyerang Islam. Juga menstigma agenda perjuangan menegakkan sistem Islam, termasuk yang dilakukan para aktivis muslimah yang benar-benar berjuang demi kebaikan umat tanpa kekerasan.

 

Seperti yang kita ketahui, berawal dari peristiwa pemboman WTC, agenda perang melawan terorisme terus digencarkan dengan Islam sebagai satu-satunya sasaran. Terbukti, George Walker Bush, Presiden AS kala itu sempat meyakinkan, dunia harus turut memerangi apa yang dia sebut sebagai “ideologi setan” yang menurutnya mengilhami gerakan Islam yang sedang membangkitkan Khilafah dan menyerang nilai-nilai Barat.

 

Dunia juga tahu, dalam kerangka menyerang Islam, AS kerap melakukan politik adu domba. Melalui lembaga thinkthank-nya AS mengotak-ngotakkan umat Islam dengan sebutan radikalis fundamentalis, jihadis, trandisionalis, sekularis, dan moderat; lalu mendorong proyek-proyek deradikalisasi dan moderasi di negeri-negeri Islam sebagai salah satu cara melakukan politik belah bambu.

 

Semua ini menjadi bukti betapa AS yang kampiun kapitalisme ini terobsesi dengan impiannya menjadi penguasa tunggal dalam konsep Tata Dunia Barunya. Lalu mereka sukseskan proyek globalisasi yang sejatinya merupakan proyek liberalisasi sebagai strategi pelemahan politik dan ekonomi dunia Islam dengan dukungan proyek deradikalisasi Islam.

 

Yang mereka inginkan adalah rusaknya seluruh sendi-sendi kehidupan kaum muslim sejak dari asasnya, yakni kekuatan ideologis yang dimiliki Islam. Mereka berharap Islam makin kehilangan cahaya dan berbau busuk, sehingga peradaban Islam semakin tak dirindukan bahkan semakin ditakuti anak-anak kaum muslim sendiri, termasuk kaum perempuan.

 

Oleh karena itu, kepada kaum Muslimah, kita harus semakin giat untuk memepelajari islam, menampakan keagungan ajaran islam pada kehidupan kita sehari – hari. Justru langkah untuk menjawab fitnah sadis tentang Muslimah agen teroris adalah dengan semakin meyakinkan umat, bahwa ajaran islam adalah ajaran agung yang tercermin dari pribadi – pribadi Muslimah yang Tangguh.

Wallahu a’lam bi ash showab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *