Memalukan tapi Tak Pernah Merasa Malu

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: M. Azzam Al Fatih

Rakyat kembali dihidangkan sajian wayang orang. menari bak nyi ronggeng, menyanyi bak biduanita. Lenggak-lenggok seperti bebek sedang berenang dikolam dengan gaya cebong kegirangan.
Tak sadar, apa yang sedang mereka lakukan seperti orang terkena hipnotis, lupa diri hingga lupa daratan.

Tak disangka, apa yang mereka pertontonkan justru membuat penonton sinis, muak dan jenuh. Bahkan ada yang membuatnya emosi. Hemmm, sebenarnya wayang orang ini mengambil lakon apa sih. Hingga membuat penonton jadi refleks yang buruk.

Tapi, mau Tidak mau, suka tidak suka. Penonton harus menikmatinya. Tak ada alasan apapun untuk menghindari sajian wayang orang yang penuh dengan adegan menjijikkan.

Seorang raja yang penuh dengan keangkuhan, sok paling pintar padahal dungu. Minim ilmu tapi sok belagu. Pandai, cerdas, dan sok baik ternyata hanya dipakai kedok untuk menipu bala tentaranya dan rakyatnya.

Seorang Patih ( wakilnya raja) tak merasa umur tua, bahkan malah merasa lebih muda, kuat dan perkasa.
Dengan percaya diri, dilepaslah baju identitas kekhasan seorang alim dan berubah menjadi pakaian pada umumnya orang. Sesuatu kebenaran berubah dalam sekejap menjadi keburukan.

Adegan yang lain, seseorang yang dielu-elukan dan dibela mati -matian. Mengorbankan Waktu, tenaga, dan harta yang tak terhitung nilainya. Dengan harapan agar menjadi raja. Namun harapan itu sirna setelah dinyatakan kalah. Yang menyakitkan lagi, bukanya bersama pendukungnya untuk terus berjuang membela kebenaran dan keadilan sebagaimana yang sering dikampanyekan. eeee dia balik badan dan bergabung sama raja dungu dan menempati kursi bulat nan berputar cocok lidahnya yang berputar – putar.

Yang tak kalah lucunya juga adalah beberapa bala tentara si raja dungu, meraka pada ngambek dikarenakan tidak kebagian kursi lipat milik pejabat. Balik badan penuh kemarahan dan berkatalah ,” saya sudah tidak mau jualan Radikalisme”. Dan di dalam hatinya penuh umpatan rasa dengki dan dendam.

Eeh, ada kepala suku Bani togog dengan percaya diri dan tak punya rasa malu menempati kursi Wamen. Setelah satu hari sebelumnya ngambek dan menyatakan bahwa Bani togog bubar untuk selamanya.
Haaaa, haaaa, ibarat anjing diusir dengan batu. setelah itu dipanggil lagi untuk dikasih tulang, dan akhirnya datanglah si anjing itu lalu dimakanlah tulang tersebut.

Itulah adegan yang mereka diperagakan dalam wayang orang yang penuh lelucon dan sandiwara. Bahkan Menurut penonton, apa yang mereka tampilkan sesuatu yang sangat memalukan. pasalnya ucapannya mencla mencle alias plin plan, Kalau orang Jawa bilang, esuk dele sore tempe.

Sungguh memalukan demi sebuah kursi lipat milik pejabat mereka mau mengorbankan harga dirinya.
Sungguh memalukan demi kursi bundar yang berputar mereka rela memutar – mutar lidahnya.
Sangat memalukan, ternyata semua itu hanya untuk kepuasan nafsu angkara yang tiada puas.

Tapi anehnya meski memalukan dihadapan penonton. Bani togog dan si kucing sedikitpun tak merasa malu. Penampilannya sangat mempesona dan percaya diri. Berjalan dengan gagah seperti orang gila yang berjalan menyusuri istana. Berkata seenaknya tak menghiraukan sebab dari perkataanya seolah perkataan kemarin yang berpihak kepada rakyat musnah seketika.

Sungguh memalukan ucapan dan tingkah laku kalian hingga menjatuhkan harga diri dan martabatnya. Tapi anehnya kalian tak merasa malu sedikitpun. Demi Allah SWT, hati dan pikiran kalian telah membatu, yang senolak kebenaran dari sang Kholiq yang dibawa oleh pejuang dakwah.
Ingatlah ayat Allah SWT dalam surat Az- Zumar ayat 22,

اَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗفَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”

Maka, Saya sebagai seorang muslim hanya berharap dan selalu berdoa agar kalian segera bertaubat. Menerima para pengemban dakwah yang selalu menawarkan tegakkan khilafah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sebagi solusi yang mendasar problem yang mendasar bagi negeri ini. Saya tak ingin kalian tergolong dalam ayat diatas yang hatinya telah membatu. []

Wallahu ‘Alam Bhishowwab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *