Mampukah Sistem Demokrasi Bertahan di Era Oligarki? Rakyat Jengah dengan Janji Politik Saat Pemilu
Alin FM
Penulis dan Praktisi Multimedia
Dalam sepenggal waktu, kita telah menyaksikan perjalanan panjang demokrasi di Indonesia.
Ketika suara rakyat seolah teredam oleh kepentingan segelintir orang yang menguasai kekuasaan dan sumber daya Alam Indonesia. Publik melihat para pejabat mengunakan aset-aset negara demi kepentingan pribadi. kepercayaan publik terhadap sistem politik demokrasi kian menipis.
Lalu, pertanyaan yang selalu mengemuka adalah, “Mampukah sistem demokrasi bertahan di era oligarki?”
Kini Era oligarki, di mana kekuasaan dan kekayaan terpusat pada tangan beberapa individu atau kelompok, telah menciptakan jurang pemisah yang dalam antara rakyat dan penguasa.
Dalam konteks ini, janji politik yang diucapkan menjelang pemilu sering kali menjadi sekadar bualan belaka. Janji-janji manis yang dilontarkan oleh para calon pemimpin tak lebih dari strategi untuk meraih suara, hanya untuk dilupakan setelah terpilih.
Rakyat mulai jengah. Semua janji yang diucapkan selama kampanye, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan kualitas pendidikan, sering kali hanya berakhir di atas kertas.
Ketika pintu pemilu tertutup, suara rakyat yang bergema selama masa kampanye pun seolah hilang dalam hiruk-pikuk kepentingan oligarki.
Apa makna dari demokrasi bila pada akhirnya keputusan diambil bukan oleh rakyat, namun oleh segelintir orang yang berkepentingan?
Sistem demokrasi adalah sistem politik jebakan untuk umat Islam. Sistem politik yang diciptakan untuk melayani kepentingan para pemilik modal dan konglomerat.
Ketamakan dan kerasukan para oligarki, secara alami akan membuat kepercayaan rakyat runtuh. Dan dipastikan rakyat akan meninggalkan sistem perpolitikan Kapitalisme ini.
Dalam perspektif Islam, hukum yang berlaku bersumber dari Allah SWT melalui Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa hukum dalam Islam adalah hukum Ilahi yang sempurna dan tidak dapat diganggu gugat oleh manusia.
Sebagai agama yang mengatur kehidupan umatnya secara menyeluruh, Islam memiliki sistem hukum yang komprehensif dan adil untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Di sisi lain, bercokolnya sistem perpolitikan bertolak belakang dengan prinsip-prinsip Islam karena menghasilkan hukum buatan manusia. Demokrasi yang notabene bertentangan dengan ajaran agama. Dalam sistem demokrasi, pemerintahan dan penyusunan hukum lebih didasarkan pada kehendak mayoritas, tanpa menjadikan aturan Ilahi sebagai landasan utama.
Di tambah Ketika demokrasi disalahgunakan oleh segelintir orang dalam kelompok oligarki politik untuk menguasai aset-aset negara dan memperkaya diri sendiri, hal ini jelas bertentangan dengan prinsip keadilan, kejujuran, dan kesejahteraan yang diajarkan oleh Islam.
Oligarki politik yang merampas kekuasaan dan kekayaan negara secara tidak adil telah melanggar etika kepemimpinan yang Islam ajarkan.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk memperjuangkan kebenaran, transparansi, dan akuntabilitas dalam melawan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh oligarki politik.
Kita harus terus mendukung upaya-upaya yang mendorong penerapan nilai-nilai Islam dalam sistem politik demi menciptakan tata pemerintahan yang adil dan berpihak kepada rakyat.
Kontradiksi antara demokrasi yang dapat melahirkan hukum buatan manusia dan prinsip-prinsip Islam yang menegaskan keabsolutan hukum Ilahi, penting bagi umat Islam untuk terus berupaya menjaga kesucian ajaran agama dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam ranah politik.
Dengan memegang teguh nilai-nilai Islam dan melawan praktik-praktik korupsi dan ketidakadilan, kita bisa mengembalikan esensi keadilan dan kebenaran dalam sistem politik yang semestinya mencerminkan kedaulatan dan kebijaksanaan Allah SWT.
Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan bagi umat-Nya dengan menurunkan agama yang sempurna, yaitu Islam. Islam diterapkan dalam tatanan bernegara dan bermasyarakat.
Khilafah Islam, kepemimpinan umat Islam untuk seluruh dunia. Penerapan kebijakan yang adil untuk muslim dan non muslim. Dan merangkul semua entitas masyarakat dalam hukum ilahi.
Tinggal menunggu, apakah Umat Islam menginginkan Islam diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan. Menerapkan pemerintah dalam aturan Islam. Dan keberkahan dari bumi dan langit muncul.
Allah SWT berfirman :
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’raf ayat 96)
Wallahu A’lam bish-Shawwab