Legitimasi Kurikulum Moderasi Menyesatkan Generasi

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh: Rizky Dimayanty (Pemerhati Generasi)

Memasuki tahun ajaran 2020/2021, madrasah menggunakan kurikulum Pendidikan Agama Islam atau PAI dan Bahasa Arab yang baru. Kurikulum tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Agama atau KMA 183 tahun 2019.

Sebagai tindak lanjut KMA 183 tahun 2019, nantinya madrasah akan menggunakan buku yang sebelumnya telah dinilai Tim Penilai Puslibang Lektur dan Khazanah Keagamaan. Sebanyak 155 buku telah disiapkan, termasuk untuk PAI, akan menjadi instrumen kemajuan serta mempererat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah meletakkan materi sejarah khilafah, jihad, dan moderasi beragama secara korelatif dalam berbagai bentuk perjuangan muslim. Perjuangan dimulai sejak zaman Nabi hingga masa kini dalam membangun peradaban masyarakat modern.

Pembelajaran khilafah disajikan dalam sudut pandang sejarah yang menjelaskan karakteristik dan pola kepemimpinan Rasulullah SAW serta empat khalifah pertama. Buku mengisahkan sosok yang sangat dihormati umat Islam tersebut membangun masyarakat Madinah sampai masa Islam modern yang diwarnai nilai jihad dan moderasi beragama. (detik.com, 11/07/2020)

Kurikulum Moderasi Menyesatkan

Menanggapi fakta di atas, penting sekali bagi kita memahami bahwa Islam moderat sebenarnya dalam rangka meredam radikalisme agama. Miris, Indonesia dengan mayoritas penduduknya yang muslim seharusnya sangat memperhatikan mau diarahkan kemana kurikulum pendidikan generasi ini. Mengadopsi Islam Moderat sebagai ruh dalam kurikulum Pendidikan Islam di Negeri Muslim bukan hanya salah kaprah, tetapi sudah berbahaya dan menyesatkan.

Moderasi Islam menjadikan umat meragukan ajaran Islam, tidak bangga dengan agamanya dan sinkretisme dengan pemikiran di luar Islam. Di samping itu moderasi Islam dibuat sebagai bagian dari rencana busuk Barat “mendeideologisasi” Islam, yaitu menjauhkan umat Islam dari pemahaman Islam sebagai ideologi.

Inilah pertarungan antara haq dan kebatilan sedang dimulai yang tidak bisa dihindari salah satunya perang terhadap pemikiran itu akan semakin sengit. Oleh karena itu, baik gagasan Islam moderat maupun Islam liberal sesungguhnya merupakan konstruk ide sekuler yang memiliki define problematis dan berbahaya karena tidak digali dari referensi sumber hukum Islam, melainkan nilai-nilai Barat.

Sehingga Barat berupaya menjadikan materi tentang Jihad dan Khilafah untuk dianggap oleh kaum muslim sendiri sebagai kriminalitas padahal itu bagian dari ajaran islam. Islam moderat hakikatnya adalah Islam yang mengambil sikap kompromis dan jalan tengah. Di tataran akidah, Islam moderat berusaha mengkompromikan akidah Islam dengan akidah selain Islam. Ditataran syari’at, maka mengkompromikan syari’at Islam dengan syari’at selain Islam.

Kembali pada Kurikulum Islam

Kurikulum pendidikan merupakan sarana efektif untuk pembentukan sebuah generasi beriman dan bertakwa. Indonesia sebagai negri Muslim terbesar sudah selayaknya mendapatkan ilmu dan wawasan berkualitas, seiring dengan berseminya keimanan dan pemahaman Islam. Sudah sepantasnya kurikulum Pendidikan lebih diarahkan ke materi Islam yang sempurna.

Jika, generasi saat ini diajarkan ilmu Islam sebagian saja sebagaimana didikan Islam ala Barat maka yang terjadi adalah ketimpangan berpikir. Karena di pundak generasi Islam inilah tanggung jawab dibebankan. Maka, generasi Islam butuh seperangkat pemahaman sahih dan lengkap tentang Islam Kaffah.

Agama Islam bukanlah agama prasmanan yang hanya mengambil hukum-hukum yang disukai kemudian menghapus bagian yang dianggap merugikan Barat. Islam adalah ajaran yang sempurna dan mulia. Dari akar hingga daun, mengambil seluruhnya layak menuai berlapis keberkahan.

Mempelajari dan mengajarkan semuanya pasti mendulang kebajikan. Dengan kesempurnaan ajarannya, maka Islam akan digenggam erat setiap pemeluknya. Akidahnya menjadi mantap, menyambut gembira tuntunan dari Sang Pencipta.
Wallahu ‘alam bi shawab

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *