Lagi, Pemerintah Gagal Tangani Wabah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Oleh Siti Fatimah (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Dakwah)

 

Dilansir dari jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com (29/5/2021), sebanyak 40 warga yang berada di wilayah Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung terpapar positif Covid-19. Sebanyak 9 orang warga diantaranya berasal dari kampung Citereup Rw. 02, Desa Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Guna membantu warga yang terpapar positif Covid-19, jajaran Polsek Dayeuh Kolot, Polresta Bandung langsung turun kelapangan untuk memberikan semangat dan bantuan makanan. Kapolresta Bandung Kombes Pol. Hendra Kurniawan melalui Kapolsek Dayeuh Kolot Kompol Tedi Rusman mengatakan kepada seluruh masyarakat untuk memberikan dorongan kepada warga yang terpapar positif Covid-19. “Perlu saya tegaskan lagi, Covid-19 ini bukan aib, maka dari itu saya harap kepada seluruh warga untuk tetap memberikan semangat dan bantuan makanan apabila ada warga yang terpapar Covid-19.” ungkap Kapolsek sebagaimana di kutip dari akun Instagram @polsekdayeuhkolot1 yang di unggah pada Sabtu 29 Mei 2021.

Peningkatan Covid-19 tidak akan usai jika solusi masih setengah hati, masih menimbang-nimbang antara modal, pendapatan dan keuntungan. Hingga kebijakan menutup tempat wisata pun setengah hati, sementara yang positif terpapar Covid-19 hanya diberi bantuan alakadarnya bahkan banyak yang tidak di perhatikan.

Sejak masuknya Covid-19 pemerintah sangat lamban dalam menanggulangi. Bukan hanya lamban, bahkan pandemi yang berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi negara telah menjadikan penguasa cenderung mengabaikan penanganan penyakit akibat virus ini. Pemerintah justru lebih menggenjot perekonomian dengan menerapkan kebijakan New Normal Life tanpa mempertimbangkan penghentian laju penyebaran virus Covid-19. Maka wajar saja jika kasus virus Covid-19 terus melonjak. Parahnya lagi upaya menyelamatkan ekonomi tidak berimplikasi sama sekali dengan kesejahteraan rakyat, akan tetapi atas landasan kapitalisme yang hanya menguntungkan bagi para pemilik modal dan pengendali kekuasaan. Inilah bentuk abainya pemerintah terhadap panjangnya kesengsaraan publik.

Fakta lahirnya problem baru dan meningkatnya korban akibat salah langkah dalam mengambil solusi, semestinya mendorong umat untuk mengambil langkah yang tegas. Adapun langkah yang tegas ini tidak lain adalah mengambil solusi pasti dan paripurna, yaitu solusi Islam, karena solusi sekuler yang ditetapkan secara lokal maupun mengikuti rekomendasi internasional telah terbukti gagal mengatasi wabah pandemi. Islam sebagai sebuah ideologi yang memiliki pengaturan hidup sempurna berasal dari wahyu Allah Swt. Islam memiliki solusi tuntas dalam menangani wabah kala pandemi.

Sejak awal sebelum penyakit mewabah dan menyebar tak terkendali, Islam mengajarkan untuk karantina wilayah. Rasulullah Saw. bersabda: “Jika kalian mendengar wabah di suatu negeri, maka jangan memasuki tempat itu, tapi jika terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka jangan keluar darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada saat terjadi wabah Retra Rasulullah Saw. memerintahkan untuk mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan kepada rakyatnya untuk bersabar dengan mengharap pahala sebagai Mujahid di jalan Allah Swt. sedangkan mereka yang melarikan diri tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.

Tak hanya langkah pencegahan penyebaran wabah ke wilayah lain, Islam juga memberikan panduan untuk senantiasa melakukan 3T (Testing, Tracing, and Treatment) dan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Sebagaimana jamak yang kita ketahui, sebuah kebutuhan akan hal ini dipenuhi oleh negara kepada semua warganya dengan gratis dan yang lebih penting lagi dalam masalah ini bahwa Islam mengatur penanganan korban terpapar virus agar tidak menulari orang sehat, yakni dengan memisahkan keduanya. Di zaman Rasulullah Saw. jika ada daerah atau komunitas yang terjangkit wabah beliau memerintahkan untuk mengisolasi penderita di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi penderita di periksa secara detail kemudian dilakukan langkah-langkah dengan pengobatan dan pantauan ketat. Para penderita boleh meninggalkan ruang isolasi ketika telah dinyatakan sembuh total. Meski demikian, dalam proses pengobatan pasien akan mendapatkan pelayanan terbaik dari negara secara gratis tanpa biaya sepeserpun.

Demikianlah Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang syariatnya melibatkan negara dalam penerapannya. Islam memberikan seperangkat aturan dalam menangani wabah mulai dari pencegahan agar wabah tidak menular kepada orang yang sehat. Semua ini didukung prinsip Islam dalam menjaga nyawa rakyatnya, bukan sistem kapitalisme yang hanya didorong oleh prinsip menjaga eksistensi ekonomi para kapitalis.

Maka dari itu, hanya Islam satu-satunya solusi yang mampu menyelesaikan permasalahan wabah.

Wallahu a’lam bishawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *